Hari Sabtu kemarin, 28 Juli 2018, seluruh penghuni planet bumi mengalami peristiwa alam gerhana bulan yang langka. Gerhana bulan total selama lima jam ini terjadi seratus tahun sekali. Masyarakat Jawa menyikapi fenomena alam ini dengan ragam perilaku sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing. Salah satu tradisi Jawa yang berlaku dalam peristiwa gerhana adalah bancakan untuk wanita hamil. Bancakan dilakukan pada saat terjadi gerhana bulan maupun gerhana matahari, namun peristiwa yang sering terjadi adalah gerhana bulan. Tidak perlu membuat nasi tumpeng yang mewah untuk bancakan gerhana karena waktu yang tersedia untuk memasak lumayan pendek.
Wanita dari suku Jawa yang mengandung bayi pada saat gerhana bulan sangat disarankan melakukan sedekah bancakan makanan. Bancakan dilakukan dengan cara memasak menu makanan tertentu dan makanan tersebut dibagikan kepada tetangga di sekitar rumah. Mitos yang berkembang di masyarakat adalah sedekah bancakan makanan pada saat gerhana bulan bisa mencegah bayi terlahir cacat. Cacat tersebut bisa berupa bayi lahir tanpa telinga, tanpa hidung, tanpa tulang tengkorak, dan jenis cacat fisik yang lain. Kebenaran mitos tersebut masih dipertanyakan. Meski demikian, masyarakat Jawa banyak yang masih melakukan tradisi bancakan graono, tak terkecuali di Jombang.
Sedekah bancakan identik dengan makanan enak yang bisa didapat secara gratis. Cukup dengan mengucap deretan kata “Amin… amin… amin…” Anda sudah bisa memboyong makanan bancakan ke rumah. Apa saja menu kuliner Jawa yang biasanya disajikan pada saat gerhana bulan? Ada banyak varian kuliner Jawa yang tersaji pada bancakan wanita hamil. Berikut ini penulis sajikan 3 makanan khas Jawa yang paling sering dijumpai pada acara bancakan graono.
1. Sego Liwet
Sego liwet adalah sebutan nama nasi liwet. Nasi ini dibuat dengan cara merebus beras ke dalam air mendidih dengan api kecil dan dalam waktu lama tanpa proses karu atau mengukus. Sego liwet dibuat hanya dengan satu kali masak. Cukup masukkan beras ke dalam air dan Anda tinggal tunggu waktu sampai beras berubah menjadi nasi dengan tekstur lembut dan lumer. Sego liwet terasa lebih lunak dibanding nasi putih pada umumnya karena kandungan air terserap langsung oleh beras sampai habis. Kuliner Jawa ini kaya serat dan karbohidrat sehingga baik dikonsumsi siapa saja.
2. Telur Penyet
Sego liwet adalah teman setia telur penyet pada tradisi bancakan gerhana bulan. Telur penyet (endog penyet) dibuat dengan cara merebus telur mentah sampai matang. Selagi menunggu telur matang, para pekerja dapur membuat sambal tomat di atas layah ataupun cobek. Variasi sambal tomat dapat berupa sambal matangan, sambal bawang, maupun sambal kecap. Setelah telur matang, telur dikupas hingga bersih dari cangkang telur. Kemudian telur dipotong dan ditata rapi di tepi layah. Acara makan bersama kuliner Jawa ini pun siap digelar di teras rumah maupun tempat terbuka lainnya.
3. Nasi Kuning
Sego liwet dan endog penyet adalah makanan khas Jawa yang hanya muncul pada saat terjadi gerhana bulan. Kuliner Jawa berikutnya yang juga bisa muncul adalah nasi kuning. Nasi kuning tidak sendirian. Menu kuliner nasi kuning biasanya bersanding dengan ayam panggang, sambal goreng kentang, urap-urap, rempeyek, dan mie bihun. Paket lengkap kuliner bancakan Jawa ini biasanya disajikan oleh orang Jawa dari kalangan ekonomi menengah ke atas. Untuk keluarga Jawa dari ekonomi bawah, cukup bancakan dengan menu sego liwet dan endog penyet.
Pesan sosial yang ingin disampaikan oleh para leluhur Jawa pada tradisi bancakan gerhana bulan adalah kesediaan berbagi dengan orang lain secara ikhlas. Keluarga wanita yang sedang hamil mengundang tetangga di kiri dan kanan rumah lalu mengajak mereka makan bersama. Jika tidak dilandasi oleh keinginan bersedekah kepada tetangga, mana mungkin tradisi ini masih berlangsung sampai detik ini. Terlepas dari unsur tahayul dan mitos gerhana bulan yang melingkupinya, tiga kuliner Jawa di atas harus dikenal oleh kids jaman now supaya warisan budaya Nusantara tetap lestari. Mari jelajahi ragam wisata kuliner Nusantara!
Tinggalkan Balasan