Ngelmu Pari, Soyo Isi Soyo Tumungkul


Menyingkap Sejarah Sayyid Jumadil Kubro di Makam Troloyo Trowulan
Menyingkap Sejarah Sayyid Jumadil Kubro di Makam Troloyo Trowulan

Bagaimanakah kabar kawan blogger Jombang hari ini? The Jombang Taste hadir memberi inspirasi kepada Anda melalui kata-kata bijak Bahasa Jawa. Kalimat bijak Bahasa Jawa yang berbunyi ngelmu pari soyo isi soyo tumungkul berarti bahwa dengan menggunakan prinsip ilmu padi diibaratkan makin berisi makin menunduk.

Semakin berilmu, idealnya tingkah laku Anda semakin menunduk dan tidak sombong. Karena makin sombong perilaku Anda akan makin takabur. Pepatah mengatakan tong kosong nyaring bunyinya, orang yang banyak omong tak ada isinya. Air beriak tanda tak dalam, air tenang menghanyutkan.

Orang yang berilmu tinggi akan menjadi orang yang rendah hati dan ia akan bersikap apa adanya. Ilmu padi itu bertutur pada kita, saat padi masih belum berisi maka ia akan tegak ke langit, tapi semakin berisi padi itu maka ia akan semakin menunduk (tumungkul).

Orang sombong kebanyakan memang kurang kualitasnya, kesombongan hanya untuk menutupi kekurangan dirinya. Fatalnya orang lain juga sudah tahu kualitas dirinya kurang tetapi berusaha ditutupi dengan kesombongan. Hal ini malah akan mempermalukan keadaan diri orang yang berperilaku sombong.

Semoga artikel Bahasa Jawa ini bisa memberi inspirasi untuk Anda untuk kehidupan yang lebih baik.

Daftar Pustaka:

Sudjono. 2013. Nguri-uri Pitutur Luhur Falsafah Adi Luhung. CV. Karya Mandiri Sentosa: Ngawi

Bagikan tulisan ini:

9 tanggapan untuk “Ngelmu Pari, Soyo Isi Soyo Tumungkul”

  1. Hati-hati saat menunduk. Jangan sampai terlalu rendah agar ilmunya tidak tertimbun tanah dan sia-sia.

  2. saya juga sebel banget kalau ada orang pintar tapi lagaknya sombong dan banyak gaya. orang kayak gitu mending ke laut aja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *