Saloka: Jarit Luwas Ing Sampiran

Teaveling ke Jogja pakai celana batik & baju koko
Teaveling ke Jogja pakai celana batik & baju koko

Artine saloka iki yaiku wong duwe kapinteran nanging ora digunakake. Ibaratnya nih, punya kain batik yang bagus tapi hanya digantung di lemari pakaian. Artinya, ada orang memiliki kepandaian namun tidak manfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Dia hanya menyimpan kepintaran tersebut sebagai koleksi ilmu dalam otak dan tidak dipraktekkan dalam kehidupan nyata. Atau ada juga yang terlibat dalam kegiatan masyarakat namun dia tidak berbuat lebih untuk warga.

Orang yang tidak mau memanfaatkan kepandaiannya biasanya disebabkan karena beberapa alasan. Alasan pertama adalah malas bergerak. Dia tidak memandang kepintaran sebagai amanah yang harus digunakan untuk kemaslahatan umat. Alasan kedua, kondisi lingkungan tidak memungkinkan baginya untuk banyak berpartisipasi. Ada kalanya lingkungan tempat tinggal kita didominasi orang-orang kuno dan katrok serta tidak mau menerima perubahan era modern.

Punya potensi dan kompetensi diri memang tidak selamanya tampak dalam pandangan mata. Acapkali kita harus memendam keinginan untuk melangkahkan kaki. Untuk sejenak kita harus menahan diri karena kita yakin ada saatnya nanti segenap kemampuan kita akan digunakan. Meski demikian, menunggunya jangan kelamaan. Nanti keburu matang dipohon dan membusuk tanpa pernah dinikmati sari buahnya.


Comments

2 tanggapan untuk “Saloka: Jarit Luwas Ing Sampiran”

  1. Di sekitar kita memang banyak orang orang pintar yang tidak digunakan oleh lingkungannya. Bukan berarti mereka tidak tahu kepintarannya tapi memang seringkali orang yang berfikir idealis tidak mau menggunakan kepandaiannya untuk mendukung hal-hal yang tidak ia sukai.

  2. Avatar Info Jombang
    Info Jombang

    Nasehat bijak orang Jawa perlu di renungkan dan dijalankan oleh kita bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *