Banyak Pilihan Malah Menurunkan Motivasi Belanja di Minimarket

Goods and Services Foldable and Activites - From Pinterest
Goods and Services Foldable and Activites – From Pinterest

Hai blogger Jombang! Kita bertemu lagi dengan artikel marketing bersama blog The Jombang Taste. Sadarkah kalian bahwa berbelanja di supermarket dan minimarket modern membutuhkan usaha berpikir ekstra. Kita butuh energi tambahan kalau ingin meneliti dengan cermat setiap barang dan mendapatkan barang terbaik. Dan untuk kita yang berbelanja di minimarket lokal dengan cara demikian, meningkatnya jenis pilihan seharusnya menjadi suatu hal yang baik, bukan suatu hal yang buruk. Kenyataan bisa berbeda dengan teori di buku. Demikian dikatakan oleh Barry Schwartz dalam buku The Paradox of Choice.

Dan memang masalah menurunnya motivasi berbelanja inilah batas standard yang digunakan oleh ilmuwan sosial untuk mempelajari penentuan pilihan. Jika kita rasional, menurut mereka, penambahan jenis pilihan dapat membuat kita menjadi masyarakat yang lebih baik. Bagi yang merasa hal itu perlu, maka penambahan jenis pilihan akan menguntungkan. Bagi yang tidak merasa perlu, mereka selalu dapat mengabaikan penambahan itu. Pandangan ini kelihatannya masuk akal, namun secara empiris hal tersebut tidaklah benar.

Serangkaian penelitian telah dilaksanakan oleh S. Iyengar dan M. Lepper dalam buku berjudul ‘When Choice Is Demotivating: Can One Desire Too Much of A Good Thing?‘ (Ketika Pilihan Menurunkan Motivasi). Penelitian tersebut memberikan bukti penurunan motivasi berbelanja. Suatu penelitian disiapkan di toko makanan ringan lingkungan kelas atas. Di supermarket tersebut biasanya pada akhir minggu pemilik toko menyiapkan contoh jenis-jenis makanan baru di atas sebuah meja. Hal itu ditambah lagi aneka makanan cepat saji yang tertata rapi di barisan sebelah roti. Boleh jadi sebiji buah apel segar akan bersaing ketat dengan sepotong pizza meat lover.

Para peneliti menampilkan sederet selai berkualitas tinggi dan eksotis, pelanggan yang datang dapat mencicipi contoh selai tersebut dan mereka diberi diskon sebesar satu dollar apabila mereka membeli satu botol selain. Susunan botol selai yang banyak akan menarik lebih banyak orang daripada yang susunannya sedikit, walaupun pada kasus tersebut orang mencicipi rata-rata sejumlah selai yang sama.

Namun dalam jumlah pembelian, terdapat suatu perbedaan besar yang dapat menjadi bukti. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychology tersebut menyatakan, sekitar 30 persen dari orang yang ditunjukkan susunan yang kecil membeli botol selai, sementara hanya 3 persen dari orang yang ditunjukkan susuan yang besar membeli botol selai. Ternyata makin banyak pilihan berbelanja malah menurunkan semangat berbelanja barang kebutuhan.

Bagaimana dengan pengalaman Anda berbelanja barang kebutuhan di minimarket terdekat dari rumah? Apakah Anda semakin dibuat bingung oleh banyaknya pilihan barang yang dapat dibeli? Ayo berbagi pengalaman berbelanja disini.


Comments

Satu tanggapan untuk “Banyak Pilihan Malah Menurunkan Motivasi Belanja di Minimarket”

  1. Bener banget. Emak-emak rempong suka pusing kalo lagi belanja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *