Perilaku Konsumen Amerika Terhadap Ragam Pilihan Berbelanja Hiburan

Gambar manusia berpesta pora
Gambar manusia berpesta pora

Apa kabar sobat pembaca blog The Jombang Taste? Menurut buku Paradox of Choice, di Amerika Serikat saat ini terdapat sekitar 200 stasiun televisi atau lebih, belum lagi film-film yang diputar menurut permintaan melalui telepon. Jika 200 pilihan tidak cukup, terdapat jasa televisi berlangganan khusus yang memungkinkan Anda menonton setiap pertandingan sepakbola yang dimainkan oleh universitas besar di mana pun di dalam negeri. Dan entah apa lagi yang bisa diberikan oleh teknologi di masa mendatang. Pada prinsipnya, perkembangan teknologi mengikuti kebutuhan manusia. Semakin banyak jenis keinginan manusia, teknologi akan terus dikreasikan oleh perusahaan.

Namun bagaimana jika, dengan semua pilihan yang tersedia, kita ingin menonton dua acara televisi yang ditayangkan secara bersamaan? Sepertinya kita harus berterima kasih karena dengan adanya VCR (Video Cassette Recorder atau video perekam), karena hal tersebut tidak lagi menjadi masalah yang berarti. Kita bisa menonton acara kedua nanti setelah acara pertama selesai tanpa takut ketinggalan sisi hiburannya. Teknologi memanjakan manusia sehingga memiliki beragam pilihan dalam mencari hiburan yang disukai.

Tontonlah acara yang satu, dan rekamlah acara yang lain untuk dapat ditonton setelahnya. Atau, bagi kita yang antusias ingin melihat dua tayangan tersebut sekaligus, tersedia fasilitas “gambar dalam gambar” pada televisi, yang memungkinkan kita menonton dua acara tersebut secara bersamaan. Fitur tersebut telah dikembangkan oleh sejumlah produsen peralatan elektronik dunia. Anda bisa menyaksikan pertandingan sepakbola Liga Italia sekaligus siaran berita politik menjelang pemilihan umum Amerika.

Makin banyaknya pilihan dalam berbelanja dunia hiburan di Amerika Serikat juga mempengaruhi bidang ekonomi lainnya. Misalnya cara mereka berbelanja ke minimarket lokal, membeli notebook murah, memilih jenis makanan cepat saji dari Jepang, membeli sepeda motor dan pemenuhan kebutuhan hidup lainnya. Semakin banyak pilihan yang dimiliki oleh masyarakat, semakin menurunkan tingkat kepuasan yang mereka dapatkan. Membanding-bandingkan satu produk dengan produk lain adalah sebuah proses alami untuk mendapatkan kualitas sesuai harapan.

Di Indonesia sendiri era pertelevisian telah berkembang dengan pesat sejak tahun 2000. Saat ini makin banyak jumlah televisi swasta nasional yang mengudara dan menyapa warga Indonesia. Dominasi TVRI pada tahun 90-an sepertinya telah usai. Apalagi televisi lokal sudah hadir hampir di setiap propinsi di Indonesia. Dengan demikian, masyarakat Indonesia memiliki lebih banyak pilihan berbelanja dunia hiburan. Lalu, bagaimana dengan pengalaman Anda saat menyaksikan tayangan televisi? Apakah Anda juga merasakan penurunan tingkat kepuasan bisnis hiburan di televisi?


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *