Apa kabar warga Jombang dan sekitarnya? Kita bertemu lagi dengan artikel blogger Jombang untuk masyarakat Indonesia. Artikel kali ini akan membahas pelajaran Bahasa Jawa, khususnya tembung kerata basa. Apakah arti kerata basa? Apakah bahasa Jawa yang satu ini sulit dipahami? Ayo kita belajar bahasa Jawa! (lebih…)
Kategori: Basa Jawa
-
Kerata Basa: Guru Kudu Iso Digugu Lan Ditiru
Contoh Perbuatan Berbakti Kepada Orang Tua dan Guru -
Saloka: Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe
Apa kabar sobat blogger Jombang dan blogger Indonesia? Kita bertemu lagi dengan artikel bahasa Jawa bersama The Jombang Taste. Salah satu kalimat dalam bahasa Jawa yang terkenal adalah Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe. Apakah arti peribahasa Jawa tersebut?
Jika Anda ingin berkontribusi dalam pembangunan di masyarakat maka hendaknya partisipasi tersebut dilakukan dengan kerja keras, tekun dan tanpa pamrih. Masyarakat Jawa menyatakan dalam saloka (pepatah Bahasa Jawa) “Sepi ing pamrih, rame ing gawe.” Dalam bahasa Jawa, peribahasa tersebut berarti: “Tumandang gawe tanpa duwe melik.” Maknanya, bekerja keras tanpa memiliki pamrih apapun. Semua bentuk pengorbanan dilakukan semata-mata untuk kepentingan bersama. (lebih…)
-
Bebasan: Yuyu Rumpung Mbarong Ronge
Bebasan Jawa kang unine “Yuyu rumpung mbarong ronge” nduweni ateges “Omahe katon njenggarong nanging mlarat.” Dalam Bahasa Indonesia, peribahasa Jawa ini bisa diterjemahkan sebagai berikut. Yuyu rumpung artinya ketam, yaitu hewan sejenis kepiting yang hidup di sawah berair tawar. Mbarong ronge artinya liang tempat hidup ketam tersebut tampak sangat megah dan besar. Sebagaimana kita tahu, ketam membuat lubang di pematang sawah dan menghasilkan bangunan mirip candi yang terbentuk dari sisa galian tanah liat di area persawahan. (lebih…)
-
Bebasan: Pitik Trondhol Diumbar Ing Padaringan
Arti bebasan Jawa “Pitik trindhol diumbar ing padaringan” adalah “Wong ala dipasrahi tunggu barang aji”. Pitik trondhol dalam bahasa Jawa adalah anak ayam yang berumur kurang dari satu bulan. Sedangkan padaringan adalah tempat penyimpanan gabah dan beras yang menjadi cadangan makanan bagi sebuah keluarga. Ketika sekumpulan ayam kecil dibiarkan berada di gudang makanannya, besar kemungkinan mereka akan menghabiskan beras tersebut. (lebih…)
-
Paribasan: Rawe-rawe Rantas Malang-malang Putung
Rawe-rawe rantas, malang-malang putung. Artine, kabeh sing ngalang-ngalangi disingkirake. Peribahasa Jawa ini artinya adalah setiap penghalang akan disingkirkan. Tidak peduli seberapa berat halangan tersebut, semangat membara mampu menjadi motor penggerak setiap langkah kehidupan. Dan memang seharusnya demikian. Motivasi hidup saat ini yang selalu berkobar adalah sumber kehidupan di masa depan.
-
Saloka: Milih-milih Tebu Oleh Boleng
Jangan kebanyakan milih, nanti Anda malah dapat yang jelek. Itulah pesan moral dari saloka bahasa jawa yang berbunyi milih-milih tebu oleh boleng. Artine saloka iki yaiku amarga kakehan pilihan wusanane oleh sing ala. Maknanya, karena terlalu banyak memilih pada akhirnya mendapat keburukan. Wah, kasihan juga ya itu orang. Sudah melakukan beragam cara seleksi tapi hasilnya sungguh mengecewakan. (lebih…)
-
Bebasan: Maju Tatu Mundur Ajur
Ini nih jenis peribahasa bahasa Jawa yang bikin orang serba salah. Maju tatu, mundur ajur. Artine yaiku kabeh budidayane ora kasil. Maju terluka, mundur malah hancur. Jadi serba salah karena setiap usaha dan langkah tidak dapat membuahkan hasil. Kondisi rumit ini adalah sebuah dilema. Ibaratnya nih dikasih buah simalakama. Kalau dimakan bapak yang mati. Kalau nggak dimakan emak yang mati. (lebih…)
-
Paribasan: Kandhang Langit Kemul Mega
Peribahasa Jawa “kandhang langit kemul mega” artine wong sing ora duwe papan panggonan. Kalau baca paribasan ini saya jadi ingat lirik salah satu lagu dangdut ciptaan Bang Haji. “Langit sebagai atap rumahku, dan bumi sebagai lantainya, hidupku menyusuri jalan, sisa orang yang aku makan.” Peribahasa Bahasa Jawa ini memang menceritakan gelandangan atau tuna wisma yang tidak memiliki tempat tinggal secara menetap. (lebih…)