Si Jahil Tanpa Kepala

Pada suatu Desa yang terpencil, terdapat sebuah kelompok murid SMA yang berkumpul untuk melakukan perkemahan. Perkemahan tersebut bertujuan untuk lebih mengenal satu sama lain agar lebih kompak dan akrab. Mendengar akan adanya perkemahan seperti itu, hampir semua murid SMA di desa tersebut antusias untuk bergabung.

Sebelum berangkat, para murid mendapat peringatan dari kepala desa untuk waspada, karena konon katanya, ada hantu tanpa kaki yang sering membuat ulah di hutan tempat mereka akan berkemah. Namun, para murid hanya menganggap cerita hantu tersebut sebagai sebuah mitos.

Saat hari perkemahan tiba, sebanyak 30 murid berkumpul di lokasi perkemahan, diiringi dengan senandung gembira dan semangat kebersamaan. Mereka memasang tenda, menghadirkan peralatan masak, dan menyiapkan makanan untuk kegiatan bersama mereka.

Malam pertama berlangsung dengan aman dan damai. Tidak ada kejadian aneh yang terjadi dan kepala desa tentu hanya bercanda tentang cerita hantu, pikir mereka. Lalu, malam kedua tiba dan suasana berkemah semakin seru.

Setelah makan malam, para murid berkumpul di tengah lapangan untuk bermain permainan api unggun. Di tengah permainan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tidak biasa dari kejauhan. Semua murid menjadi diam, merasa takut dan saling menatap bingung. Mereka mulai merasa tidak enak dan mencoba untuk mengabaikan suara tersebut.

Namun, suara langkah kaki itu semakin dekat dan jelas, serta semakin ngeri karena tidak terdengar ada suara tatapan kaki yang menginjak tanah. Mendadak saja, seorang murid yang sedianya sedang bermain gitar dan menyanyi, terpental beberapa langkah ke belakang.

Tak banyak yang bisa diingat oleh para murid tentang kejadian itu, mereka hanya tahu bahwa mereka sangat ketakutan dan segera bergegas mengumpulkan barang-barang mereka untuk pulang ke rumah masing-masing.

Legenda tentang hantu tanpa kaki menjadi pembicaraan anak sekolah dan warga desa. Hantu itu melanjutkan kejahilannya, nyata dan menyelamatkan lokasi itu dari beberapa pihak yang berniat mengusik ketenteraman dan keseimbangan alam.

Ternyata, legenda hantu tanpa kaki ini memiliki akar yang mendalam di hati warga desa. Mereka percaya bahwa hantu tersebut adalah penjaga hutan yang melindungi lingkungan dari pencemaran dan bahaya. Selama berbagai kejadian, nyawa hilang, dan kengerian yang mungkin terjadi, mengakui keberadaan hantu ini mencegah kerusakan lebih lanjut pada lingkungan alam sekitar.

Dari situ, para murid dan warga desa belajar untuk menghargai alam dan menjaga kelestarian lingkungan mereka. Meskipun cerita hantu tanpa kaki ini terdengar mengerikan, namun ada pesan penting di balik legenda tersebut yang tetap diingat oleh semua orang.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *