Legenda Asal-usul Nyi Roro Kidul Ratu Pantai Selatan

Cerita Hikayat Raja Arief Imam - Wedding ilustration by Hidayat Said
Cerita Hikayat Raja Arief Imam – Wedding ilustration by Hidayat Said

The Jombang Taste kembali menyapa Anda melalui artikel cerita rakyat Jawa Tengah mengenai asal-usul Nyi Roro Kidul. Masyarakat Jawa Barat mengenalnya sebagai Nyai Ratu Kidul dan dipercayai sebagai seorang ratu sakti yang menguasai Samudera Indonesia. Di Jawa Tengah, dia juga dikenal dengan nama Nyi Loro Kidul atau Nyi Lara Kidul. Penduduk sepanjang pantai selatan pulau Jawa sampai saat ini masih mempercayai kesaktiannya. Bahkan di Parang Tritis sebuah obyek wisata, kadang-kadang masih dilakukan upacara yang berkaitan dengan Nyi Lara Kidul.

Asal-usul Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Selatan dimulai dengan cerita rakyat di kerajaan Pajajaran pada jaman dahulu bertahta seorang raja yang bernama Prabu Mundingsari. Dia dikenal sebagai raja yang tampan dan bijaksana, hingga dicintai segenap rakyat Pajajaran. Prabu Mundingsari sangat gemar pergi berburu dengan diiringi tamtama atau pengawal. Tetapi, hari itu baginda tersesat dan terpisah dari para pengawalnya ketika memburu seekor kijang.

Prabu Mundingsari mencoba mencari pengawalnya. Tetapi, sesudah menjelajahi rimba itu sampai setengah hari, jejak para pengawal itu belum juga tampak, sehingga Prabu Mundingsari semakin jauh tersesat. Hari pun mulai gelap, baginda bermaksud beristirahat. Karena lelahnya, Prabu Mundingsari tertidur.

Diceritakan dalam legenda asal-muasal Nyi Ratu Kidul bahwa dalam keadaan setengah tertidur itu, tiba-tiba ia merasakan ada seseorang berada di dekatnya. Prabu Mundingsari terkejut dan segera terbangun. Di hadapannya telah berdiri seorang gadis yang sangat cantik dan tengah tersenyum kepadanya. “Siapa kau?” tanya Prabu Mundingsari keheranan.

“Hamba adalah cucu dari raja rimba ini. Apakah tuan adalah Prabu Mundingsari dari Pajajaran?”

“Benar. Ada apa kiranya?” tanya Prabu Mundingsari.

“Tuanku tampaknya tersesat dan terpisah dari para pengawal tuanku. Sudilah kiranya tuanku singgah di istana kakekku sambil beristirahatdi sana.”

Karena undangan itu disampaikan dengan ramah dan sopan, Prabu Mundingsari tidak dapat menolaknya. Apalagi orang yang mengundangnya adalah seorang gadis yang sangat cantik. Raja Pajajaran itu pun mengikuti gadis cantik itu.

Tak seberapa Iama kemudian sampailah mereka pada istana tempat tinggal gadis itu. Gadis itu segera membawa prabu Mundingsari masuk ke dalam istana. Mereka disambut oleh seorang raja yang berwajah seram tetapi kata-katanya ramah.

“Prabu Mundingsari, selamat datang di istanaku walau tidak seindah istanamu. Kuharap kau akan betah tinggal di sini! Cucuku mencintai Tuan hingga setiap malam selalu terbawa mimpi. Bahkan dia jatuh sakit. Soal terpisahnya Tuan dari pengawal Tuan, dan tersesat di rimba ini, akulah yang mengaturnya!”

Prabu Mundingsari merasa heran akan kata-kata raja itu. Dia menoleh pada putri cantik yang wajahnya tampak kemerah-merahan karena malu. Prabu Mundingsari segera jatuh hati pada perempuan itu. Kemudian mereka pun menikah dan hidup dalam kebahagiaan. Baginda tinggal beberapa lama bersama istrinya di istana dalam rimba itu.

Legenda Nyai Roro Kidul

Kisah legenda asal-usul Nyai Roro Kidul berlanjut. Pada suatu hari Prabu Mundingsari berkata kepada istrinya, “Adinda, rasanya sudah cukup lama kakanda meninggalkan istana Pajajaran. Aku hendak menjenguk ke sana dan hendak melihat keadaan rakyatku.” kata Prabu Mundingsari.

“Baiklah, kakanda! Tetapi sesekali datanglah menjenguk hamba,” sahut istrinya yang sedih mendengar niat Prabu Mundingsari.

Kemudian, Prabu Mundingsari keluar dari istana menuju Pajajaran. Tetapi, kali ini baginda tidak tersesat dan mudah mendapatkan jalan pulang. Setiba di istana Pajajaran, Prabu Mundingsari disambut dengan isak tangis kegembiraan oleh permaisuri dan seisi istana karena sudah berbulan-bulan menghilang. Prabu Mundingsari kembali menduduki tahta Pajajaran dan memerintah sebagaimana sebelumnya.

Berbulan-bulan kemudian. Pada suatu malam, Prabu Mundingsari terjaga dari tidurnya karena mendengar suara tangis seorang bayi. la segera bangkit dan mendatangi sumber suara itu. Tampak olehnya sebuah buaian dan di dalamnya terdapat seorang bayi yang menangis. Baginda segera menggendongnya, yang ternyata seorang bayi perempuan.

Tiba-tiba muncul seraut wajah yang dikenalnya. la adalah istrinya dari istana di tengah rimba tempo dulu. “Mundingsari, bayi itu adalah anak kita! Dia kuserahkan kepada kakanda untuk kau besarkan di kalangan manusia,” kata istrinya itu.

“Di kalangan manusia? Apa maksudmu adinda?” tanya Prabu Mundingsari tak mengerti.

“Sebenarnya aku dari kalangan siluman!” sahut istrinya.

Prabu Mundingsari merasa heran dan hanya tertegun sampai beberapa saat. Dia tidak tahu dan tidak menyadari ketika bayangan wajah putri siluman istrinya itu menghilang. Bayi perempuan itu akhirnya dipelihara di lingkungan istana. la diberi nama Ratna Dewi Suwido.

Diceritakan dalam cerita rakyat Jawa Tengah bahwa permaisuri-permaisuri Prabu Mundingsari merasa tidak senang akan kehadiran Dewi Suwido di istana. Dia memperlakukannya dengan kejam. Delapan belas tahun kemudian. Dewi Suwido tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik. Kecantikannya itu terkenal hingga ke negara-negara tetangga. HaI ini semakin membuat tak senang hati sang permaisuri. Apalagi, putriya tidak secantik Dewi Suwido.

Sementara itu sudah banyak lamaran dari para pangeran yang bermaksud mempersunting Dewi Suwido. Hati permaisuri pun semakin geram. Oleh sebab itu, timbul maksud jahatnya untuk menyingkirkan Dewi Suwido dari istana. Dalam mewujudkan maksud jahatnya, permaisuri segera mendatangi seorang ahli tenung yang terkenal pandai.

“Tuanku Permaisuri tidak perlu khawatir! Hal itu perkara mudah buat hamba,” kata dukun tenung itu.

“Ingat aku inginkan wajah gadis itu rusak. Hingga tak seorang pun sudi memandanginya!” pesan sang permaisuri.

Asal-Usul Nyai Roro Kidul

Sepeninggal permaisuri, tukang tenung itu segera melaksanakan permintaannya. Pada malam hari, dia mulai menyebarkan ilmunya. Keesokan harinya, Dewi Suwido bangun dari tidurnya dan merasa tidak enak di sekujur badannya. “Ah. kepalaku terasa berat. Kulit wajahku pun terasa tebal.”

Karena merasa ada kelainan pada wajahnya, gadis itu berkaca. Dia sangat terkejut melihat wajahnya yang telah berubah menjadi buruk. Dikisahkan dalam kisah legenda asal-usul Nyai Roro Kidul bahwa wajah Dewi Suwido menjadi tidak cantik lagi.

“Apakah itu adalah wajahku? Mengapa jadi demikian?” Jerit Dewi Suwido panik.

Demi melihat wajahnya yang rusak, hati Dewi Suwido jadi hancur! Dia menangis terus-menerus. Kecantikannya sama sekali sudah tak tersisa. Berhari-hari gadis itu mengurung diri di kamar. Dia tidak mau menjumpai orang. Atas pemberitahuan permaisuri, Prabu Mundingsari akhirnya tahu kalau Dewi Suwido mengidap penyakit yang berbahaya.

“Kau mengidap penyakit lepra, anakku. Penyakit itu adalah salah satu penyakit berbahaya dan terkutuk. Ayahanda merasa menyesal sekali. Tetapi apa boleh buat, kau akan kuasingkan dari istana,” kata Prabu Mundingsari.

Hati Dewi Suwido semakin remuk. Bahkan ayah kandungnya sendiri bermaksud menyingkirkan dan tidak mau berdekatan dengan dirinya. Kisah sejarah Nyai Roro Kidul menyebutkan bahwa Prabu Mundingsari segera memerintahkan beberapa orang pengawal mengantarkan Dewi Suwido ke dalam rimba.

Setiba di tepi rimba, para pengawal tidak mau mengantarkannya lebih jauh. Dengan hati pilu gadis itu melanjutkan perjalanan ke dalam rimba seorang diri. Dia masih belum tahu hendak menuju ke mana. Pada akhirnya, Dewi Suwido tiba digunung Kombang. Kemudian, dia bertapa di sana dan memohon kepada para dewa agar wajahnya dikembalikan sebagaimana sebelumnya.

Bertahun-tahun dia melakukan tapa, tetapi wajahnya bahkan semakin rusak. Tetapi, pada suatu hari, dia mendengar sebuah suara “Cucuku, Dewi Suwido! Kalau kau ingin wajahnnu kembali seperti semula, berangkatlah menuju ke Selatan. Kau harus masuk ke laut Selatan dan bersatu dengannya! Dan tak usah kembali dalam pergaulan manusia!”

Setelah mendengar suara itu, Dewi Suwido segera berangkat ke arah selatan seperti yang diperintahkan. Setelah berhari-hari, tibalah la di pantai Selatan. Gadis itu merasa takut berada di pantai yang curam dan terjal itu. Tetapi dia percaya kata-kata yang didengarnya. Yang la percayai sebagai petunjuk dari para dewa. Dengan penuh kepercayaan pula Dewi Suwido terjun ke laut dari tebing yang curam.

Setelah muncul kembali dari dalam air laut, segala penyakit Dewi Suwido telah hilang. Kecantikan Dewi Suwido kembali seperti semula, bahkan lebih cantik. Menurut kepercayaan penduduk setempat, Dewi Suwido masih hidup hingga kini. la telah menjadi ratu di Laut Selatan. Ratu dari segala jin dan siluman di sana. Benar atau tidaknya cerita tersebut, yang jelas penduduk di sepanjang pantai Selatan pulau Jawa sampai saat ini masih mempercayai kesaktian Ratu Samudera Indonesia itu.

Demikian kisah legenda asal-usul Nyai Roro Kidul yang dituturkan dari mulut ke mulut oleh penduduk di wilayah pantai selatan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Ragam sejarah kelahiran Nyai Ratu Kidul tentu saja muncul seiring dengan berbedanya sumber sejarah. Namun dari kisah legenda asal-usul Nyai Roro Kidul ini kita bisa mengambil pesan moral bahwa jangan sampai kita memiliki niat jahat kepada orang lain karena semua perbuatan akan kembali kepada pelakunya.

Amanat cerita asal-usul Nyai Roro Kidul ini adalah supaya setiap orang tua merawat anaknya dengan kasih sayang apapun keadaannya. Meskipun anak kita menderita suatu penyakit yang berbahaya, sebagai orang tua kita harus ikhlas memberikan perlindungan kepadanya. Semoga kisah legenda asal-usul Nyi Roro Kidul ini bisa menambah wawasan Anda. Sampai jumpa dalam artikel The Jombang Taste berikutnya.

Daftar Pustaka:

Sumardiyanto, Anwar dan Eka Katminingsih. 2011. Cerita Rakyat. Sidoarjo: Dunia Ilmu.


Comments

8 tanggapan untuk “Legenda Asal-usul Nyi Roro Kidul Ratu Pantai Selatan”

  1. Cerita yg seram. Hihihi…

  2. Avatar Eko Firmansyah
    Eko Firmansyah

    Baca dongeng ini di malam hari serasa uji nyali.

  3. Avatar Marni
    Marni

    Cerita yg salah dan menyesatkan

  4. Memang sejarah yang aslinya di sunda bukan di jowo, jowo mah nyi blorong kalo orang jawa salah persepsi wkwkwk

  5. Kita kalu ke pantai atau ke jongja kita harus jaga sikap kita Dan mulut kita

  6. ceritanya asyikkkkkkkkkkkkkk……….!!!!!!

  7. ceritanya bkin trharu.

  8. Permisi. Saya baca pesan moralnya kok nda mudeng ya. Nda nyambung wlkwlw. Yg berbuat akhirnya gmn nasibnya. Nda diceritakan kok tiba2 bikin pesan jangan berbuat jahat wkkwwkkw

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *