Al Nafs Al Muthmainnah Menghasilkan Ketenangan Jiwa

Self-interest Homo Islamicus
Self-interest Homo Islamicus

Setelah dua artikel sebelumnya kita sudah membahas Self Interest Al Nafs Al Aininarah dan Al Nafs Al Lawwamah, maka artikel ini merupakan pelengkap dua artikel sebelumnya. Tingkatan ketiga nafs yang terdapat pada manusia adalah Al Nafs Al Muthmainnah. Bagaimanakah pengertian Al Nafs Al Muthmainnah dan siapa yang memiliki Al Nafs Al Muthmainnah?

Inilah tingkat selfinterest tertinggi yang merefleksikan kecenderungan jiwa yang tenang dan suci. Al-Quran Surat Al­Fajr ayat 27-28 menyatakan: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridloi-Nya”. Al-Shobuni menafsirkan ayat ini sebagai panggilan penghargaan kepada jiwa yang bersih dan suci di saat ajal menjelang sehingga Allah ridlo kepadanya, kemudian menggolongkannya ke dalam hamba-hambaNya dan memasukkannya ke surga.”

Dalam konteks ekonomi, tingkatan nafs ini dapat dimaknai sebagai selfinterest yang telah mencapai kesadaran tawhid sehingga memperoleh tingkat kesempurnaan diri. Pada tahap ini antara das sein dan das sollen tidak lagi terpisah sehingga tindakan-tindakan ekonomi tidak dimaksudkan untuk pemuasan kesenangan dunia namun diarahkan kepada pencapaian falah, yakni kebahagiaan dunia dan akhirat.

Oleh karena itulah, setiap pemuasan selfinterest, misalnya maksimalisasi keuntungan dan utilitas, tidak lagi didominasi oleh logika-logika ekonomi pragmatis tetapi diiringi pula dengan cara-cara pencapaian, tujuan dan pemanfaatan yang sesuai dengan ketentuan syari’ah. Maqosid syariah tercapai melalui lima hal, yaitu terpeliharanya agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Al Nafs Al Muthmainnah memungkinkan terwujudnya maqosid syariah dalam kegiatan ekonomi.

Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk Anda.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *