Fungsi Produksi Dalam Pandangan Ekonomi Mikro Islami

Economy activities - from Pinterest
Economy activities – from Pinterest

Dalam literatur konvensional, teori produksi ditujukan untuk memberikan pemahaman tentang perilaku perusahaan dalam membeli dan menggunakan masukan (input) untuk produksi dan menjual keluaran atau produk. Seperti halnya dalam teori konsumsi, dalam teori produksi juga memberikan penjelasan tentang perilaku produsen dalam memaksimalkan keuntungannya maupun mengoptimalkan efisiensi produksinya.

Memaksimalkan keuntungan atau efisiensi produksi tidak akan terlepas dari dua hal; yakni struktur biaya produksi dan revenue yang didapat. Sehingga untuk memberikan pemahaman yang lebih dan dapat juga untuk membedakan konsep syariah dan implikasinya dalam teori produksi, maka dalam buku ini juga akan dibahas tentang dampak pemberlakuan sistem bunga atau revenue sharing ataupun profit sharing terhadap struktur biaya atau revenue.

Sedang dalam kenyataannya, sering kali seorang produsen beroperasi dari berbagai macam sumber modal, ada yang berasal dari qard (pinjaman tanpa kompensasi), syirkah (sebagian menggunakan modal dari pihak lain), ada yang berasal dari pinjaman bank yang berbasis bunga, dan lain-lain. Tentunya pembahasan teori produksi tanpa memerhatikan struktur permodalan dan struktur keluaran menjadikan teori ini kurang relevan dengan kenyataan.

Ekonom Islam yang cukup konsen dengan teori produksi adalah Iman Al-Ghazali. Beliau telah menguraikan faktor-faktor produksi dan fungsi produksi dalam kehidupan manusia. Dalam uraiannya beliau sering menggunakan kata kasab dan islah. Yang berarti usaha fisik yang dikerahkan manusia dan yang kedua adalah upaya manusia untuk mengelola dan mengubah sumber-sumber daya yang tersedia agar mempunyai manfaat yang lebih tinggi.

Al-Ghazali memberikan perhatian yang cukup besar ketika menggambarkan bermacam ragam aktivitas produksi dalam masyarakat, termasuk hirarki dan hakikatnya. Ia mengklasifikasi aktivitas produksi menurut kepentingan sosialnya dan menitikberatkan perlunya kerja sama dan koordinasi. Fokus utamanya adalah tentang jenis aktivitas yang sesuai dengan dasar-dasar etos kerja Islam.

Ekonomi mikro Islam juga memperhatikan produksi barang-barang kebutuhan dasar sebagai kewajiban sosial. Kita telah menyinggung di atas bahwa Al-Ghazali menganggap pencaharian ekonomi sebagai bagian dari ibadah individu. Produksi barang-barang kebutuhan dasar secara khusus dipandang sebagai kewajiban sosial (fard al kifayah). Jika sekelompok orang sudah berkecimpung dalam memproduksi barang-barang tersebut dalam jumlah yang sudah mencukupi kebutuhan masyarakat, maka kewajiban keseluruhan masyarakat sudah terpenuhi.

Namun, jika tidak ada seorang pun yang melibatkan diri dalam kegiatan tersebut atau jika jumlah yang diproduksi tidak mencukupi, maka semua orang akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat. Pada pokoknya, negara harus bertanggung jawab dalam menjamin bahwa barang-barang kebutuhan pokok diproduksi dalam jumlah yang cukup. Al-Ghazali beralasan bahwa sesungguhnya ketidakseimbangan yang menyangkut barang-barang kebutuhan pokok akan cenderung menciptakan kondisi kerusakan dalam masyarakat.

Produksi adalah sebuah proses yang telah terlahir di muka bumi ini semenjak manusia menghuni planet ini. Produksi sangat prinsip bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam. Maka untuk menyatukan antara manusia dan alam ini, Allah telah menetapkan bahwa manusia berperan sebagai khalifah. Bumi adalah lapangan dan medan, sedang manusia adalah pengelola segala apa yang terhampar di muka bumi untuk dimaksimalkan fungsi dan kegunaannya.

Apa yang diungkapkan oleh para ekonom tentang modal dan sistem tidak akan keluar dari unsur kerja atau upaya manusia. Sistem atau aturan tidak lain adalah perencanaan dan arahan. Sedangkan modal (oleh Yusuf Qordhawi) dalam bentuk alat dan prasarana diartikan sebagai hasil kerja yang disimpan. Dengan demikian, faktor utama yang dominan dalam produksi adalah kualitas dan kuantitas manusia (labor), sistem atau prasarana yang kemudian kita sebut sebagai teknologi dan modal (segala sesuatu dari hasil kerja yang disimpan).

Tanggung jawab manusia sebagai khalifah adalah mengelola resources yang telah disediakan oleh Allah secara efisien dan optimal agar kesejahteraan dan keadilan dapat ditegakkan. Satu yang tidak bolah dan harus dihindari oleh manusia adalah berbuat kerusakan di muka bumi. Dengan demikian, segala macam kegiatan ekonomi yang diajukan untuk mencari keuntungan tanpa berakibat pada peningkatan utility atau nilai guraresources tidak disukai dalam Islam.

Nilai universal lain dalam ekonomi Islam tentang produksi adalah adanya perintah untuk mencari sumber-sumber yang halal dan baik bagi produksi dan memproduksi dan memanfaatkan output produksi pada jalan kebaikan dan tidak menzalimi pihak lain. Dengan demikian, penentuan input dan output dari produksi haruslah sesuai dengan hukum Islam dan tidak mengarahkan kepada kerusakan.

Untuk dapat memahami lebih jauh tentang teori produksi ini, pertama yang harus kita ketahui adalah definisi dan makna dari fungsi produksi. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antara jumlah input dan ouput (yang berupa barang ataupun jasa) yang dapat dihasilkan dalam satu waktu periode.

A production function describes the relationship between the quantity of output obtainable per period of time.[1]

Q = f( Xa1, Xb1, Xc1, ……….Xn)

Xa1, Xb1, Xc1, ……….Xn = jumlah dari kombinasi input

Q = jumlah output

Keberadaan input adalah mutlak dan harus ada di dalam suatu proses produksi. Dalam kenyataannya, tidak semua input tersebut akan memberikan kontribusi yang sama, dan karakteristik di antara input tersebut juga berbeda. Contohnya modal atau teknologi sering kali diasumsikan tetap untuk jangka waktu yang pendek, sedangkan labor cenderung mudah berubah walau dalam jangka pendek. Untuk lebih mempermudah analisis, dalam pembahasan teori produksi ini kita akan mengasumsikan bahwa modal (capital) dan teknologi dalam jangka pendek diasumsikan tetap.

Karena semua input yang digunakan mengandung biaya, maka prinsip dari produksi adalah bagaimana produksi dapat berjalan sehingga mampu mencapai tingkat yang paling maksimum dan efisiensi dengan (1) memaksimalkan output dengan menggunakan input tetap, (2) meminimalkan penggunaan input untuk mencapai tingkat output yang sama.

Production occurs anytime an activity creates value-every activity associate with providing goods and services to the final user is part of the production process.

Fungsi produksi untuk memproduksi barang Q untuk dua variabel independen dapat diformulasikan sebagai Q = f (K,L) yang menunjukkan berapa jumlah maksimal barang Q yang dapat diproduksi dengan menggunakan berbagai alternatif kombinasi input modal (K) dan tenaga kerja (L).

Gambar 6.1 Fungsi Produksi Dalam Pandangan Ekonomi Mikro Islami
Gambar 6.1 Fungsi Produksi Dalam Pandangan Ekonomi Mikro Islami

Input modal digambarkan pada sumbu vertikal (dengan simbol K, dalam satuan jam mesin). Sedangkan input tenaga kerja digambarkan pada sumbu horizontal (dengan simbol L, dalam satuan jam tenaga kerja). Dengan demikian, berbagai kombinasi input K dan L dapat dipetakan. Titik-titik kombinasi input K dan L yang menghasilkan tingkat output yang sama dapat saling dihubungkan sehingga membentuk suatu kurva. Kurva ini disebut kurva isoquant (iso=sama, quant=kuantitas output).

Kita telah memetakan tiga buah kurva isoquant, yakni kurva isoquant 1 (dengan simbol Q1), kurva isoquant 2 (dengan simbol Q2) dan kurva isoquant 3 (dengan simbol Q3). Semakin kurva isoquant menjauhi titik 0, maka jumlah input semakin besar, dan jumlah output semakin besar pula.

Ekonomi mikro Islam juga memperhatikan fungsi produksi dalam hal produk total, produk marginal, dan produk rata-rata. Telah dinyatakan bahwa fungsi produksi adalah pernyataan secara numerik atau matematis dari hubungan antara masukan dan keluaran. Sedangkan fungsi produksi menunjukkan unit total dari produk sebagai fungsi dari unit masukan.

Bayangkanlah, misalnya sebuah usaha rumah tangga yang memproduksi batu bata. Batu bata dibuat secara tradisional dengan memanfaatkan tanah liat dan tenaga anggota keluarga tersebut. Dengan mengasumsikan bahwa tidak ada teknologi dan tambahan modal untuk meningkatkan jumlah batu bata yang mampu dicetak, maka proses produksi dari usaha batu bata ini dapat ditulis sebagai berikut:

Q (quantity dari batu bata) = f (Labor)

Semakin banyak jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi tersebut maka akan meningkatkan jumlah batu bata yang dapat dicetak. Namun, karena tidak semua orang yang terlibat memiliki kemampuan yang sama maka setiap kali ada penambahan tenaga kerja yang terlibat tidak akan memberikan kontribusi yang sama besar (misal, penambahan dari seorang anak kecil tidak akan memberikan peningkatan yang sama besar apabila tambahan tenaga berasal dari orang dewasa yang sehat).

Satu orang pekerja secara sendiri hanya mampu menghasilkan 23 buah batu bata setiap hari. Namun, ketika ada tambahan tenaga dari orang kedua maka dalam satu hari jumlah batu bata yang diproduksi mencapai 60 buah. Dengan demikian, kemampuan tiap individu ketika dua orang bersama-sama berproduksi meningkat menjadi 30 buah. Demikian sampai dengan masuknya tenaga kerja baru sampai dengan 10 orang, maka fungsi dari total produksi dapat dituliskan sebagai berikut:

Q = 14X + 10X2 – X3

sedangkan untuk marginal product (keluaran tambahan yang dihasilkan oleh satu unit tambahan tenaga kerja) adalah hasil dari derivasi (penurunan) dari fungsi total produksi: Rumus Ekonomi Mikro Islami (4)

setiap penambahan satu unit input dapat berdampak kepada peningkatan keluaran, sehingga apabila setiap tambahan satu unit mempunyai dampak yang lebih kecil maka berlakulah hukum “hasil yang semakin menurun” (the low of diminishing returns). Sedangkan rata-rata kemampuan produksi dari setiap individu atau input dapat dinotasikan sebagai average product yang didapat dari: Rumus Ekonomi Mikro Islami (5)

Tingkat penambahan keuntungan atau keluaran yang ada dalam production function dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 6.1 Fungsi Produksi Dalam Pandangan Ekonomi Mikro Islami

Point of diminishing marginal return (DMR), pada poin setiap ada penambahan input maka akan memberikan peningkatan yang lebih besar terhadap output yang tercipta. Pada kondisi yang demikian, jumlah output masih dapat terus ditingkatkan dengan menambah input. Titik A dapat ditarik dari titik tertinggi dari kurva marginal product. Pada poin A inilah keuntungan yang diperoleh oleh produsen mencapai tingkat yang tertinggi, namun secara kuantitas, jumlah output yang diproduksi belum mencapai tingkat yang maksimal. Artinya optimalisasi resources seperti yang dikehendaki oleh ekonomi Islam belum dapat dicapai apabila produsen berproduksi pada saat tingkat marginal product mencapai puncaknya.

Apabila kurva marginal product berpotongan dengan average product maka dapat ditarik garis lurus dan didapatkan poin B. Pada saat tingkat produksi berada pada poin B, beberapa hal yang terjadi berkaitan dengan fungsi produksi adalah sebagai berikut: (1) tingkat marginal product mengalami penurunan walaupun belum mencapai tingkat 0, hal ini mengindikasikan bahwa penambahan input pada poin B masih memberikan penambahan output secara positif, namun tingkat penambahan sebagai akibat dari penambahan 1 unit input menjadi berkurang, (2) poin B berada pada saat average product berada pada level tertinggi, atau titik batik. Artinya penambahan satu unit input pada level ini akan mengakibatkan terjadinya penurunan tingkat average product. Untuk selanjutnya poin B ini disebut dengan point of diminishing average return (DAR).

Point of diminishing total return (DTR) tercapai ketika kurva production product mencapai titik maksimal. Pada titik C ini, kurva marginal product menyentuh pada titik o (nol). Artinya ketika poin C sudah dicapai, maka setiap penambahan unit input produksi akan berakibat pada menurunnya total output (atau mengalami kerugian). Dengan demikian, titik optimum produksi yang dilakukan oleh suatu industri adalah berada pada titik C ini. Pada titik C inilah, penggunaan sumber daya sudah mencapai titik optimal.

Gambar 6.2 Fungsi Produksi Dalam Pandangan Ekonomi Mikro Islami

Gambar 6.2 Kurva Jangka Pendek dari Fungsi Produksi; Hubungan antara Fungsi Produksi, Marginal Product dan Average Product

Seperti halnya gambar di atas, di mana kita dapat melihat bahwa fungsi produksi mempunyai tiga kemungkinan yaitu; increasing return, decresing return ataupun negative return.

Tentu saja sebuah kurva termasuk fungsi produksi diturunkan dari kondisi yang nyata yang dihadapi oleh sebuah produsen atau industri. Dan tentu fungsi produksi yang dihadapi di antara produsen dapat berbeda-beda. Secara keseluruhan karakteristik fungsi produksi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

  • Constant Return to Variable Input
  • Decreasing Return to Variable Input
  • Increasing Return to Variable Input

 Constant Return to Variable Input

Untuk produsen yang mempunyai fungsi linier, maka setiap kali penambahan variabel input akan berdampak kepada penambahan output sama besarnya. Secara umum formula untuk menerangkan hubungan input dan output yang mempunyai fungsi linier dapat dirumuskan sebagai berikut:

Q= a + bX

di mana Q menunjukkan jumlah output, X merepresentasikan jumlah unit input yang digunakan dalam periode tertentu dan a dab b adalah konstanta. Seperti yang digambarkan pada grafik di bawah ini, fungsi produksi dimulai dari titik origin sehingga dapat dikatakan bahwa nilai konstanta a adalah nol.

Untuk selanjutnya fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut: Q = bX. Dari formula di atas maka kita dapat menurunkan fungsi tersebut untuk mendapatkan average dan marginal product (lihat gambar 6.3 di bawah ini).

Gambar 6.3 Fungsi Produksi Dalam Pandangan Ekonomi Mikro Islami

Gambar 6.3. Karakteristik Fungsi Produksi dengan Constant Return to Variable Input

Average product untuk constant return to variable input: Rumus Ekonomi Mikro Islami

Sedangkan marginal product adalah derivasi pertama dari fungsi produksi:

Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa AP =MP =b, sehingga kalau kita melihat dalam gambar di alas, AP dan MP membentuk satu garis lurus yang konstan (b). Apabila sebuah produsen menghadapi fungsi constant return to variable input, maka setiap kali ada penambahan satu variabel input akan meningkatkan jumlah output sebesar b.

Decreasing Return to Variable Input

Untuk produsen yang mempunyai fungsi simple quadrat, maka setiap kali dilaku¬kan penambahan variabel input akan berdampak kepada penurunan jumlah output yang dapat diproduksi.

Secara umum formula untuk menerangkan hubungan input dan output yang mempunyai fungsi simple quadrat dapat dirumuskan sebagai berikut: Q = a + bX-cX2

Gambar 6.4 Fungsi Produksi Dalam Pandangan Ekonomi Mikro Islami

Gambar 6.4, Karakteristik Fungsi Produksi dengan Decreasing Return to Variable Input

bila kita mengasumsikan fungsi dimulai dari titik origin maka formula di atas dapat ditulis sebagai berikut: Q = bX-cX2

di mana b adalah konstanta dan c mengindikasikan nilai yang negatif, karena nilai bX < cX2, maka setiap kali ada penambahan input (X) maka akan berdampak pada penurunan nilai Q

Hubungan antara fungsi produksi tersebut dengan average dan marginal product dapat dituliskan sebagai berikut:

Rumus Ekonomi Mikro Islami (2)

Ketiga formula di atas dapat dilihat lebih jelas pada gambar 6.4. Dengan memerhatikan karakter formula AP dan MP kita dapat melihat bahwa kurva MP berada di bawah kurva AP. Bagaimana hal ini dapat dijelaskan? Slope kedua kurva tentu berbeda, slope untuk kurva AP adalah (-c) sedang slope untuk kurva MP adalah (-2c). Dengan demikian, apabila kita masukkan varibel input (x), maka setiap kali ada penambahan input, marginal product yang berkurang lebih besar dibanding dengan average product yang berkurang.

Penambahan input sebelum production function menembus titik point of diminishing returns, memiliki nilai tambah yang berkurang walaupun penambahan output tetap positif. Namun, ketika input sudah melampaui X1, maka satu unit penambahan input akan berdampak pada penurunan jumlah output secara negatif.

Increasing Return to Variable Input

Tipe terakhir yang dapat digunakan untuk menerangkan karakteristik fungsi produksi adalah increasing return to variable input. Karakteristik fungsi produksi yang ketiga ini adalah setiap penambahan input produksi maka akan berdampak pada peningkatan nilai tambah output yang diproduksi. Misalkan penambahan satu unit input yang pertama memiliki nilai tambah output sebesar 10 unit, sedangkan penambahan satu unit input yang kedua memiliki nilai tambah output sebesar 12 unit. Formula yang dapat digunakan untuk menerangkan kondisi ini adalah sebagai berikut:

Q = a + bX+cX2

Jika kita mulai dari titik origin, dan nilai b dan c adalah positif, maka formula dari fungsi produksi adalah:

Q = bX + cX2

Gambar 6.5 Fungsi Produksi Dalam Pandangan Ekonomi Mikro Islami

Gambar 6.5. Karakteristik Fungsi Produksi dengan Increasing Return to Variable Input

hubungan antara average dan marginal product dapat diformulasikan sebagai berikut:

Rumus Ekonomi Mikro Islami (2)

Ketiga formula di atas dapat dilihat lebih jelas pada gambar 6.5 di atas. Dengan memerhatikan karakter formula AP dan A4P, kita dapat melihat bahwa kurva MP berada di atas kurva AP. Bagaimana hal ini dapat dijelaskan? Slope kedua kurva tentu berbeda, slope untuk kurva AP adalah (+c) sedang slope untuk kurva MP adalah (+2c).

Dengan demikian, apabila kita masukan variabel input (x), maka setiap kali ada penambahan input, marginal product lebih besar bila dibanding dengan average product. Sampai batas berapapun dampak dari penambahan input tidak akan menurunkan marginal product maupun total product.

[1] Arthur Thompson and John, Formby, Economics of the Firm: Theory and Practice, (New Jersey: Prentice-Hall, 1993).

DAFTAR PUSTAKA

Kahf, Monzer. Ekonomi Islam, Telaah Analitik terhadap Fungsi dan Sistem Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995.

Karim, Adiwarman A. Ekonomi Mikro Islam Edisi Ketiga, Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Mujahidin, Akhmad. Ekonomi Islam; Sejarah, Konsep, Instrumen, Negara dan Pasar, Jakarta: Rajawali Press, 2013.

Rosenthal, Franz. Ibn Khaldun: The Muqaddimah, An Introduction to Histrory, London: Routledge & Kegan Paul, 1967.


Comments

Satu tanggapan untuk “Fungsi Produksi Dalam Pandangan Ekonomi Mikro Islami”

  1. Cara menghitung rumus nya gimana pak.? Kok bisa kalau 1 satu orang bernilai 23, akan tetapi jika 2 orang bernilai 60..?? Mohon pencerahannya. Trimakasih…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *