Memadukan Konsep Dasar dan Konsep Numerik FSQ

Perbedaan Ilmu Ekonomi dan Sistem Ekonomi
Perbedaan Ilmu Ekonomi dan Sistem Ekonomi

Artikel ini adalah kelanjutan dari seri belajar keuangan keluarga bersama buku FSQ karya Iman Supriyono. Bagian ketiga buku Financial Spiritual Quotient dari Iman Supriyono membahas cara memadukan konsep dasar FSQ dan konsep Numerik FSQ. Bagian ketiga buku pengelola keuangan ini terdiri dari dua bab, yaitu bab 12 dan bab 13. Inilah salah satu pembahasan penting dalam buku Financial Spiritual Quotient karya Iman Supriyono ini. Tips-tips manajemen keuangan Islami tampak sangat menarik, sederhana, dan tidak rumit dalam buku ini. Buku FSQ menjadi referensi penting dalam investasi Islami.

Buku Financial Spiritual Quotient bab 12 menjelaskan sikap mental menuju puncak FSQ. Bab ini menjelaskan cara-cara memperoleh penghasilan dan membelanjaka uang yang sesuai dengan tuntunan agama Islam. Terkait dengan cara mendapatkan uang, FSQ menyebutkan bahwa yang halal lebih banyak dan lebih mudah dicari daripada yang haram. Hal ini berbeda dengan pandangan masyarakat pada umumnya. Selain itu, pemahaman yang salah adalah meminta kenaikan gaji. Jumlah gaji tidak penting, tetapi sisa gaji jauh lebih penting.

Selain itu, Financial Spiritual Quotient juga menyoroti pentingnya pengusaha untuk tidak terburu bersenang-senang saat perusahaan telah mencapai perkembangan yang pesat dan keuntungan yang melimpah. Bahasa sederhananya: jangan berhari raya, tetaplah berpuasa. Kapan pengusaha bisa berhari raya dengan cara membeli mobil mewah dan rumah baru? Anda boleh membeli mobil baru dan rumah baru saat pengeluaran keduanya tidak mengganggu keuangan perusahaan dalam jangka panjang.

Kisah thick face black heart pun disinggung dalam buku Financial Spiritual Quotient ini. Diceritakan seorang pendekar China yang sedang melakukan perjalanan menuju medan perang tidak akan meladeni ajakan duel dua orang jago kampung karena ia fokus pada tugas perang. Walaupun pendekar itu harus merasa terhina karena disuruh bersujud di kedua kaki jagi kampung, namun pada akhirnya pendekar itu dikenal sebagai pahlawan karena berhasil memenangkan peperangan dahsyat dalam usaha membela negara. Kisah inspiratif ini mengajarkan kita agar selalu fokus pada tujuan akhir dan tidak mengedepankan rasa gengsi.

Bukan hanya kisah kepahlawanan thick face, buku FSQ juga membahas cerita inspiratif black heart seorang tabib. Tabib pada jaman dulu melakukan amputasi kaki pasien tanpa menggunakan obat bius. Tabib tidak akan mempedulikan teriakan kesakitan pasien karena ia tahu tujuan mulia dari proses amputasi yang menyakitkan itu. Jika saja sang tabib lebih peduli kepada tangis kesakitan pasien dan menghentikan proses amputasi, maka hal itu justru lebih membahayakan nyawa si pasien.

Kemudian pada bab 13 buku Financial Spiritual Quotient membahas beberapa penyakit finansial yang sering menghinggapi para pengusaha. Diantara penyakit-penyakit finansial yang biasanya menjangkiti kaum berduit adalah difisiensi disiplin, sindrom kepemilikan, rabun kaya, defisiensi daya fokus, sindrom SMS kuadrat, ejakulasi finansial dini, dan financial introvert. Istilah-istilah tersebut sangat sering kita dengar namun seringkali salah pemahaman dalam hal keuangan keluarga.

FSQ In Action

Buku Financial Spiritual Quotient bagian keempat mengulas FSQ in Action. Ini adalah bagian pamungkas dari buku yang mengulas tips-tips keuangan keuangan keluarga. FSQ in Action terbagi ke dalam bab 14, bab 15, bab 16, bab 17, bab 18, dan bab 19. Bab 14 buku Financial Spiritual Quotient mengulas tuntas penerapan FSQ untuk manajemen perusahaan (FSQ for Good Corporate Governance). Bab ini menjelaskan merger dan akuisisi yang terjadi dalam perusahaan. Dikatakan bahwa tidak ada kepemilikan abadi dalam investasi. Selain itu, bab ini membahas upaya pemberantasan korupsi dalam perusahaan swasta.

Bagian lain bab 14 ini membahas prinsip keterbukaan pengelolaan keuangan perguruan tinggi dalam menciptakan good corporate governance. Laporan keuangan universitas adalah hal yang tabu untuk dibahas dalam berbagai forum diskusi mahasiswa. Banyak hal tidak transparan dalam hidup yang dibahas dalam bab ini. Selanjutnya, dalam bab 15 buku Financial Spiritual Quotient membahas FSQ for Teens. Diantara beberapa fenomena yang terjadi saat ini adalah lulusan perguruan tinggi sulit mencari pekerjaan. Kondisi yang serupa dialami oleh banyak perusahaan yang sulit mencari pekerja yang sesuai dengan kualifikasi yang diharapkan.

Bab 16 buku Financial Spiritual Quotient menjelaskan FSQ for Good Governance. Beberapa hal yang disoroti dalam bab ini adalah akuntansi sektor publik, gaji dewan yang terlalu besar, subsidi BBM, dan sulitnya mengatur air. Kemudian, bab 17 berisi tentang FSQ for Entrepreneur. Bab ini mengulas Indonesia sebagai negeri para pengemis, upaya penyelamatan TKI, PKL cerdas menghadapi penertiban kota, upaya mengakhiri dominasi kapal asing di perairan Indonesia, dan berdirinya hotel asing di Indonesia.

Kemudian pada bab 18 buku Financial Spiritual Quotient membahas FSQ for Family. Ada pertanyaan mendasar mengenai banyak anak banyak rejeki. Benarkah memiliki banyak anak berarti mengundang lebih banyak rejeki untuk datang ke rumah? Ternyata beda orang beda jawaban. Bagi pasangan suami istri yang memiliki kemampuan finansial bagus, memiliki banyak anak memang bisa menambah lebih banyak rejeki. Sebaliknya, bagi pasangan suami-istri yang memiliki kemampuan ekonomi rendah, memiliki banyak anak malah bisa mendatangkan kerugian. Nah, Anda termasuk menganut pemahaman kelompok yang mana?

Secara umum, buku FSQ ini adalah bacaan yang mengenyangkan dalam mempelajari tips-tips mengelola keuangan keluarga secara bijak. Saya sangat merekomendasikan Anda untuk memiliki buku ini. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk Anda.


Comments

2 tanggapan untuk “Memadukan Konsep Dasar dan Konsep Numerik FSQ”

  1. […] Jombang? The Jombang Taste kembali hadir mengupas tips perencanaan keuangan untuk Anda. Buku perencanaan keuangan yang saya ulas kali ini terbilang istimewa karena menjadi rujukan bagi banyak kalangan, baik […]

  2. Avatar Agus Supriatna
    Agus Supriatna

    Literasi keuangan sangat penting kita pahami. Thanks bang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *