Mengawali hari dengan kondisi badan meriang bukanlah keinginan setiap orang. Namun bagaimana lagi, hari ini Jumat (20/4/18) kesehatan saya kurang bagus. Batuk beberapa hari ini sangat mengganggu ketenangan tidur. Namun saya tidak memiliki kesempatan untuk mengeluh. Hari ini saya punya acara penting di SDN Japanan 1. Inilah perhelatan Rejeban kelima yang saya isi setelah sebelumnya Rejeban di SDN Penggaron, Rejeban di SDN Latsari, TPQ Al Mujahiddin, dan Remas Baitussalam.
Undangan sebagai pengisi acara datangnya sangat mendadak. Saya ditelepon Bu Tety hari Kamis jam 2 siang kemarin. Jumat tadi pagi jam 8 pagi acara sudah dimulai. Saya tidak ingin mengecewakan harapan para guru SDN Japanan 1. Saya pun menyanggupi undangan tersebut. Saya yakin tidak mudah bagi Bu Tety untuk mendapatkan narasumber acara dalam waktu 14 jam saja. Tidak ada banyak guru agama di Mojowarno yang mau diundang menjadi pembicara. Mereka umumnya kurang percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri.
Meski undangannya mendadak, saya berusaha tenang. Saya sangat terbantu persediaan sejumlah berkas presentasi sebelumnya. Tercatat saya sudah mengisi kegiatan PHBI di SDN Kedungpari 1, SDN Catakgayam 1 dan SDN Penggaron. Berbekal dari pengalaman-pengalaman itulah saya mengolah bahan presentasi sehingga takarannya pas untuk audiens dari kalangan murid sekolah dasar kelas satu sampai kelas enam. Demam panggung sempat saya rasakan pada saat beberapa jam menjelang tampil.
Saya sudah sampai di lokasi pukul delapan lebih lima menit. Saat itu para siswa sedang asyik menggambar kaligrafi di dalam kelas. Setelah menyiapkan perlengkapan presentasi, saya pun mulai menyapa para siswa SDN Japanan 1 dengan yel-yel penyemangat. Materi saya lanjutkan dengan penggabungan gambar, video dan gerakan tubuh. Nasehat untuk menjalankan sholat lima waktu saya sampaikan kepada anak-anak Japanan dengan menggunakan ilustrasi sederhana tapi menarik. Saya siapkan tiga buah lagu untuk memecah kebosanan anak-anak selama saya berbicara.
Komunikatif dan Menyenangkan
Di sela-sela acara ceramah, saya memberikan dua kuis kepada dua anak terpilih yang berani tampil ke depan dan bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Kuis ini berfungsi sebagai pembangun komunikasi antara pembicara dan audiens. Daffa dan Anisa tampak senang menerima hadiah alat menulis dari saya. Kebahagiaan mereka tampak dari senyum yang tersungging lebar dan tawa riangnya saat menggenggam hadiah. Saya tidak ambil pusing berapa harga hadiah yang terbeli. Saya yakin dua anak itu akan selalu mengenang momen menyenangkan ini dalam hidup mereka.
Pertemuan dengan para siswa SDN Japanan 1 ini memberi hikmah bagi saya untuk lebih bersemangat dan kreatif mendidik siswa. Para siswa Japanan yang memiliki kecerdasan akademik di atas rata-rata sangat mendukung presentasi saya untuk berlangsung aktif dan komunikatif. Setiap pertanyaan yang saya ajukan mampu dijawab dengan tepat oleh siswa Japanan. Presentasi selama 90 menit pun terasa hanya 5 menit karena terlalu asyik ngobrol dengan audiens. Guru-guru juga mengaku senang acara di sekolah mereka berjalan lancar dan meriah.
Selain pintar dan responsif, siswa SDN Japanan 1 juga memiliki hati yang lembut dalam berdoa. Terbukti sebagian besar siswa kelas enam menangis saat saya ajak menyanyikan lagu syukur karya Opick. Kiranya para siswa kelas enam sangat menikmati masa-masa akhir mereka belajar di sekolah ini. Para pelajar putri berpelukan dengan sesama kawan sekelas mereka sambil berurai air mata saat mendengar lirik lagu: “alhamdulillah wa syukurilah bersyukur padamu ya Allah, kau jadikan kami saudara indahnya langkah persaudaraan.”
Semoga kebersamaan saya dengan siswa SDN Japanan 1 bisa berkelanjutan. Saya tak sabar menanti momen-momen seru berikutnya bersama para siswa pandai dan penuh antusias itu. Selain itu, saya berharap Bu Tety juga bisa segera menemukan mitra mengajar Pendidikan Agama Islam agar tugasnya tidak tumpang-tindih dengan Mulok Keagamaan Islam. Dengan demikian, seorang guru agama tidak akan pernah merasa sendirian dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan peringatan hari besar Islam (PHBI) di sekolah. Semoga tulisan ini mampu menginspirasi Anda dalam mendidik anak secara menyenangkan dan bermanfaat.
Tinggalkan Balasan