Bosan dengan makanan yang serba minyak dan sebangsa roti-rotian? Coba saja manisan waluh dari Jombang. Waluh yang berwarna hijau dan tumbuh memanjang dikenal juga sebagai blonceng atau labu siam. Waluh adalah salah satu tanaman sayur yang tumbuh merambat. Masyarakat Jawa yang memiliki pekarangan agak luas pada umumnya gemar berkebun. Biji waluh tumbuh secara liar di lahan mereka, terutama di wilayah pedesaan. Nah, walau tidak pernah dirawat, tahu-tahu waluh sudah besar dan siap dipanen.
Sebenarnya ada dua jenis waluh, yaitu waluh sayur dan waluh kolak. Waluh sayur adalah yang tumbuh memanjang dan biasanya dimasak menjadi sayur asem maupun variasi sayuran pada menusnasi pecel. Sedangkan waluh kolak kalau sudah tua berwarna orange kecoklatan dan bisa diolah menjadi kolak maupun jenang waluh. Kali ini The Jombang Taste membahas yang waluh sayur sebagai bahan membuah manisan waluh. Bagaimana cara membuat manisan dari bahan waluh?
Membuat manisan waluh sebenarnya tidak sulit. Hanya saja butuh kesabaran ekstra. Pertama, kupas sayur waluh yang telah besar lalu cuci bersih dan potong-potong dengan ukuran menurut selera. Siapkan larutan air kapur di wadah terpisah dan rendam potongan waluh tadi di dalamnya selama kurang lebih enam jam. Sesudah direndam dalam air kapur, cuci potong waluh sampai bersih dan masukkan ke dalam panci. Usahakan pakai panci besar agar bisa mengaduk waluh dengan rata.
Nyalakan kompor dengan api sedang. Tambahkan sedikit air, gula, bubuk sitrun, dan kayu manis ke dalam potongan waluh di dalam panci. Aduk sebentar sampai gula meleleh dan meresap ke dalam waluh. Dinginkan waluh di udara terbuka. Kalau sudah hilang uapnya, manisan waluh bisa disimpan di dalam lemari es dan bisa disajikan keesokan harinya ketika sudah dingin. Menurut pengalaman The Jombang Taste, manisan waluh bisa bertahan seminggu jika disimpan di freezer.
Hindari Yang Ini…
Kunci keberhasilan membuat manisan waluh adalah jangan terlalu lama merendam potongan waluh di dalam air kapur. Waktu empat sampai enam jam sudah cukup. Tujuan perendaman adalah agar potongan waluh tidak mudah hancur. Kalau Anda merendamnya terlalu lama, memang benar potongan waluh kuat dan kaku, tapi rasa kapurnya nanti akan bertahan lebih lama di dalam buah waluh. Anda tentu tidak mau terselip kapur diantara kesegaran manisan waluh, bukan? Kapur yang dipakai pun kapur gamping yang sudah mati, bukan kapur gamping langsung dari toko bangunan.
Berikutnya, pemakaian bubuk sitrun jangan terlalu banyak. Cukup seujung sendok teh. Tujuan pemakaian sitrun adalah untuk memberi rasa asam. Bahan ini tentu saja tidak boleh digunakan jika Anda memiliki asam lambung. Kalau mau menambahkan garam dapur sebagai penyedap manisan, it’s oke saja. Tapi jangan banyak. Sama dengan penggunaan sitrun, cukup seujung sendok saja. Sitrun dan garam adalah bahan tambahan. Pemanis utama tetap gula pasir.
Kadang ada pertanyaan, pemakaian air seberapa banyak? Nah, yang ini juga pertanyaan yang relatif tidak sama. Setiap orang punya selera yang berbeda-beda dalam memasak manisan. Ada yang ingin banyak kuah, ada juga yang sedikit. Anda bisa mengurangi atau menambahkan air sesuai selera. Jangan lupa dicicipi sebelum mengangkat manisan dari panci pada waktu memasak agar tahu kadar kemanisan yang sesuai dengan keinginan. Semoga tips membuat manisan waluh ini bisa bermanfaat untuk Anda. Selamat mencoba!
Mantap. Bisa dijadikan komoditi khas jombang.
Jadi pengen bikin sendiri nih..