Legenda Keris Joko Piturun Dari Pamekasan Madura

Cerita Rakyat Bali: Legenda Kebo Iwa dan Asal Usul Danau Batur
Cerita Rakyat Bali: Legenda Kebo Iwa dan Asal Usul Danau Batur

Apa kabar sobat blogger Jombang? Tahukah kalian bahwa kewibawaan seorang penguasa pada zaman dulu biasanya ditandai dengan benda-benda yang dimilikinya. Pangeran Joko Tole misalnya, dengan cemeti sakti dan kuda remengnya telah berhasil mengalahkan Dampo Awang atau yang dikenal bernama Sam Po Kong. Demikian juga Raden Segara dengan tombak ampuhnya yang bernama Kiai Nenggala. Sedangkan Kek Lesap memiliki Kodhi’ Crangcang yang diperoleh ketika ia bertapa di Gunung Payudan, Sumenep.

Lain lagi dengan senjata ampuh yang dimiliki oleh Pangeran Ronggosukowati. Ketika baru saja naik tahta menggantikan ayahnya, setiap malam selama 7 hari ia kedatangan seorang jejaka atau pemuda hingga berjumlah 7 orang. Ketujuh jejaka itu tidak mau menyebutkan namanya dan dari mana asal mereka.

Dengan begitu, mengertilah Pangeran Ronggosukowati bahwa 7 pemuda tersebut bukanlah manusia biasa, melainkan sebangsa makhluk halus. Kedatangan mereka itu hanyalah untuk menyerahkan bagian-bagian dari sebilah keris. Setelah itu mereka lenyap entah kemana.

Oleh karena itu, Pangeran Ronggosukowati memanggil seorang empu (pembuat keris) yang terkenal di Pamekasan untuk menyatukan bagian-bagian keris tersebut. Setelah selesai, maka terwujudlah sebilah keris yang berpamor Tunggal Kukus. Konon keris ini memiliki kesaktian untuk mengusir musuh. Keris tersebut diberi nama Joko Piturun oleh Pangeran Ronggosukowati.

Kesaktian Keris Joko Piturun Menghadapi Pasukan Bali

Keampuhan Keris Joko Piturun terbukti ketika Pamekasan diserang oleh pasukan Bali yang mendarat di pelabuhan sungai, yang sekarang kita kenal dengan nama Jungcangcang. Arti nama Jungcangcang adalah gabungan kata Jung dan Cangcang. Jung adalah nama sejenis perahu, sedangkan cangcang dalam bahasa Madura berarti membabat.

Diceritakan, pada saat pasukan Pamekasan melawan pasukan Bali, mereka sangat mudah mengalahkannya. Sebab Keris Joko Piturun dapat terbang sendiri mencari musuhnya sehingga prajurit-prajurit dari Bali yang berada di Jungcangcang yang tidak sempat kembali ke perahunya terbunuh semua. Keris Joko Piturun membantu keamanan dan perdamaian di Keraton Pamekasan.

Kedatangan pasukan Bali di Pamekasan sebenarnya karena tidak sengaja. Mereka tidak mengetahui jalan maka tersesat di wilayah Pamekasan. Sebelumnya mereka beranggapan bahwa Pamekasan adalah Sumenep, tempat keraton yang dikuasi oleh keturunan Jokotole yang akan mereka serang. Berkat keris Joko Piturun keraton Pamekasan bisa aman dari serangan musuh-musuhnya.

Demikian seri cerita rakyat yang membahas keris Joko Piturun dari Madura. Semoga artikel kali ini bisa berguna untuk Anda. Mari kita cintai kekayaan budaya dalam negeri dengan cara mempelajari dan melestarikannya. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luas terbentang dari Sabang sampai ke Merauke. Dengan mempelajari dan menuliskan artikel sejarah budaya di internet, maka pengguna internet di seluruh dunia akan mengenal budaya Indonesia.

6 pemikiran pada “Legenda Keris Joko Piturun Dari Pamekasan Madura”

  1. Terima kasih artikelnya. Informasi budaya Madura sangat sedikit diulas di internet. Semoga makin banyak blog seperti ini hadir di Indonesia.

    Balas
  2. Ya, saya percaya keris masih menjadi simbol kewibawaan pemimpin. Bahkan ada sebagian yang dipercaya bisa melanggengkan kekuasaan. Artikel yang menarik.

    Balas
  3. Senjata pusaka keris merupakan ciri khusus budaya Jawa yang masih dilestarikan sampai sekarang. Meskipun ada pro dan kontra terkait unsur kepercayaan yang dianut pemilik keris namun saya sepakat bahwa warisan budaya Jawa berupa keris harus terus dilestarikan. bahkan keris dari Madura pun dipercayai pemiliknya memiliki nilai sejarah yang tinggi.

    Balas

Tinggalkan Balasan