Menulis adalah kegiatan mengungkapkan kebahagiaan, kesedihan, kegalauan, ketidaksetujuan, simpati, dan beragam jenis emosi yang dimiliki manusia. Dengan mengungkapkan isi hati melalui tulisan, secara tidak sadar Anda telah melakukan terapi kejiwaan menuju kedewasaan berpikir dan berperilaku.
Terapi kejiwaan yang saya maksud disini mungkin tidak sama dengan terapi yang ada di dalam ilmu kedokteran maupun psikologi. Saya pun tidak memiliki latar belakang pendidikan dalam hal tersebut. Saya mencoba berbagi pengalaman ngeblog selama beberapa tahun dalam mengatasi berbagai masalah psikis melalui media blogging sehingga membantu perkembangan kedewasaan berpikir.
Ketika baru pertama kali mengenal dunia blogging, sejujurnya saya termasuk orang yang ceplas-ceplos berkomentar. Darah muda lebih dominan daripada pertimbangan berpikir. Teman-teman lama seperti Iwan Kus, Udin Hamd, Mas Tri, Mas Candra (keduanya sekarang menjalankan KunciHost Management), serta beberapa teman lain menyebut saya too much alias emosional.
Saya menyadari hal tersebut menjadi bagian karakter yang tertanam dalam masa muda saya (sekarang pun masih muda 🙂 ) sebagai ungkapan protes terhadap kondisi lingkungan yang tidak sesuai dengan pemikiran saya. Filter atau saringan pemikiran waktu itu sangat longgar sehingga segala unek-unek hati cepat tertuang di dalam artikel blog. Untuk detailnya, silakan telusuri arsip blog ini sejak tahun 2009. Semoga terinspirasi.
Mental Drop Karena Cyberbullying
Seiring dengan berjalannya waktu dan saya mulai mengelola sejumlah blog, baik blog pribadi maupun blog korporat, dimulailah pengalaman ngeblog yang lebih menguras pemikiran. Saya menyebutnya sebagai proses pendewasaan berpikir. Saya dikecam sebagai diktator dunia blogging, dihujat sebagai penipu bisnis online, dituduh antek liberalis, bahkan ancaman keselamatan fisik. Kondisi yang tidak pernah saya bayangkan semula.
Tapi disisi lain saya masih mendapat dukungan moral dari kawan-kawan yang memahami cara berpikir saya sejak awal. Thanks guys! Saya meyakini bahwa jika niat kita benar dan dilakukan dengan cara yang benar, maka akan menghasilkan respons yang sesuai dengan harapan. Walaupun pro dan kontra tetap tidak bisa kita hindari, namun kita harus memiliki filter berlapis sehingga tidak menjadi bulan-bulanan arus informasi.
Saya pernah mengalami gangguan pemikiran sehingga malas makan, tidak nyenyak tidur, takut memegang laptop, bahkan mengalami paranoid bertemu dengan orang-orang asing. Pada titik motivasi terendah, waktu itu sempat terlintas keinginan berhenti ngeblog karena efek internet telah melakukan cyberbullying terhadap kepribadian saya. Namun hobi, kalau tidak boleh disebut jiwa, menulis saya mengatakan saya tidak boleh stop sampai disini.
Bangkit Menuju Kedewasaan Berpikir
Dengan susah payah saya menjalankan kebiasaan menulis artikel blog disini, di blog The Jombang Taste, di website Penulis Lepas, serta menjadi penulis tamu di beberapa website dengan topik freelancer, teknologi, wisata, dan budaya. Modal saya cuma satu, ketekunan. Saya terus menulis dan mem-publish artikel walaupun respons pengunjung tidak menggembirakan. Saya ikhlas walau saat itu satu per satu teman mulai meninggalkan saya. Saya pikir semua ada waktunya. Ada kebersamaan, pasti ada perpisahan.
Kesendirian mampu menenangkan pikiran saya. Saya bersyukur secara bertahap saya bisa mengendalikan emosi dalam berpendapat dan berekspresi melalui artikel blog. Saya berusaha tetap mempertahankan sifat kritis yang saya miliki, namun metode penyampaiannya lebih elegan, elok, tidak membabi buta, dan memandang dari berbagai perspektif yang berbeda. Proses ini masih terus berjalan seiring dengan perkembangan dinamika dunia blogging.
Menuju kedewasaan berpikir selalu menghadapi tantangan sesuai level yang dicapai. Saat ini saya mengelola website LSM yang bergerak di bidang politik dan hukum dengan segenap pro dan kontra yang melingkupinya. Dari sinilah dimulai lagi petualangan alam berpikir saya dalam menanggapi khasanah perbedaan pendapat dunia blogging. Ujian lebih berat lagi karena tulisan saya berpengaruh terhadap nama baik sebuah organisasi dan proses edukasi politik masyarakat di Indonesia.
Para tokoh bijak mengatakan bahwa kedewasaan berpikir adalah perpaduan ketepatan mengambil sikap dan kecerdasan berpikir dengan mempertimbangkan efek perbuatan bagi orang-orang di sekelilingnya. Saya mencintai dunia blogging sebagai salah satu proses penting bagi perkembangan berpikir saya. Bagaimana dengan pengalaman blogging Anda? Silakan berbagi kisah di kolom komentar.
Enjoy blogging, enjoy writing!