Hari ini, Minggu 24 Juni 2018 saya mengikuti kegiatan iring-iring saudara yang menikah di Jombang. Iring-iring adalah sebutan untuk resepsi pengantin dengan menggunakan adat Jawa. Meski disebut adat Jawa, tetap saja nuansa Islami masih terasa dalam temu manten tersebut. Saya merasakan kejenuhan yang luar biasa dalam acara tersebut. Waktu tunggunya lama sekali. Saya tersadar bahwa adat Jawa penuh dengan peraturan yang detail dan terkesan ribet.
Saya dan puluhan pengiring pengantin pria berangkat dari Mojojejer pukul setengah sepuluh siang. Ada banyak barang bawaan yang kami siapkan. Mulai dari jago loro pangkon, kembar mayang, bubak kawak, ayam kecil dan cok bakal, dan tentu saja kue serta makanan hantaran pengantin. Agak ribet juga menyiapkan semua itu. Apalagi malam hari sebelumnya telah diadakan acara doa bersama di rumah calon mempelai pria.
Jarak Mojojejer ke Bareng tidak terlalu jauh, sekitar 4 km. Meski demikian, perjalanan iring-iting manten ini berlangsung sangat pelan. Rupanya Bapak takut dibonceng motor dengan kencang sambil membawa jago loro pangkon. Jago loro pangkon adalah miniatur ayam jago berhias bulu tiruan dari kertas warna-warni. Bagian ekor ayam jago bertutupkan tiga lapis kain warna-warni pula. Tak lupa, bagian cucuk ayam terdapat selembar uang seratus ribu rupiah.
Pengiring manten putra harus menunggu satu jam karena perias pengantin belum selesai bekerja merias. Duh, menunggu adalah pekerjaan paling membosankan. Jam sebelas siang telah tiba. MC temu manten pun bersiap mengolah kata. Paduan Bahasa Jawa kromo inggil dan terjemahan Bahasa Indonesia mengudara di ruang pendengaran. Suara MC temu manten awalnya terdengar indah, namun lama-lama membosankan.
Temu manten terus berlangsung sampai jam satu siang. Total dua jam telah berlangsung temu manten adat Jawa dengan kata-kata yang indah dan merdu di telinga. Saking merdunya, saya pun dibuat mengantuk oleh suasana terop yang sempit dan berudara panas. Konsep temu manten adat Jawa seperti ini bukanlah yang saya impikan. Semoga lain kali saya bisa mencari cari untuk menghindarkan diri dari kebosanan ini.
What an amazing moment. Saya suka ragam budaya Jawa.
Biarpun lama tapi kan sdh ada sajian kue dan minum. Tenang mas. Semua akan menikah pada waktunya.
Mas Agus merasa bosan karena merasa blm berkepentingan. Hihihi…
Makanya buruan nikah biar hidupnya nggak boring.
Sangat sakral dan khidmat. Salut.
Harusnya yg bilang lama tuh pengantinnya krn sdh nggak sabar pengen belah duren.
Semoga sabar menanti nasi kotak.
Orang sabar pantatnya lebar.
Adat jawa bagus dan elegan.
Adat istiadat Jawa terkenal sangat kuat mistiknya sehingga berbagai upacara tradisional dilaksanakan dengan penuh penghayatan dan dalam waktu lama.
Jgn baper bro…
Sabar kang. Semua akan menikah pada waktunya.
Yang masih jomblo jgn baper ya…
Ojo baper kang…