Guru Terpuji Dapat Bermuamalah Secara Baik Dengan Murid

Buka Puasa Mbah Bolong Bersama Anak Yatim Parimono

Murid adalah obyek dan sasaran utama dari proses aktifitas belajar, mengajar dan pendidikan. Oleh karena itu, murid adalah unsur utama interaksi guru di sekolah. Kurikulum, sistem pengajaran dan lain-lainnya, pada dasarnya dibuat untuk merealisasikan tujuan pengajaran dan pendidikan bagi murid. Kemampuan guru berkomunikasi secara efektif dengan muridnya membantu proses pergaulan yang terarah dan dengan tetap mengedepankan etika.

Interaksi antara guru dan murid dapat berlangsung dimana saja, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Keterlibatan guru dan murid di sekolah berlangsung saat aktifitas belajar mengajar berlangsung, ketika jam istirahat, maupun ketika berlangsung event-event kebersamaan yang mengharuskan guru dan murid berkomunikasi lebih dekat.

Setiap perkataan guru adalah contoh bagi muridnya. Oleh karena itu, guru harus berhati-hati dalam berbicara di depan murid. Bukan hanya itu, perilaku guru di luar sekolah pun banyak menentukan proses keberhasilan pembelajaran di sekolah. Murid akan mengalami keguncangan pikiran manakala guru tidak mampu memberikan keteladanan dalam aktifitas sehari-hari.

Hal itulah yang saya alami ketika berperan ganda sebagai guru TPQ sekaligus guru SD di desa tempat tinggal. Kontrol sosial yang tinggi menyebabkan hilangnya sekat-sekat rahasia yang seharusnya menyelimuti kehidupan privasi seorang guru. Salah satu kawan saya pernah berujar, “Kehidupan seorang tokoh masyarakat seperti selembar kertas putih tanpa noda. Ketika hadir setitik hitam di luasnya kertas putih itu maka orang akan memusatkan perhatiannya pada noda itu. Oleh karena itu kamu harus berhati-hati dalam bertingkah laku.”

Entah ucapannya bermaksud menasehati ataupun sekedar mengingatkan, saya sepakat dengan apa yang telah dia sampaikan. Guru adalah profesi yang mulia sekaligus pertaruhan nama baik. Masyarakat pedesaan yang memiliki modal sosial kuat telah ‘memaksa’ setiap guru untuk berperilaku sempurna terhadap murid-muridnya. Setiap tingkah-lakunya diharapkan mampu menghadirkan manfaat bagi masyarakat, khususnya kepada murid yang diajarkan. Cukup setitik nila maka rusaklah susu sebelanga.

Kabar baiknya adalah para guru tidak perlu terbebani oleh beragam tuntutan masyarakat dalam berperilaku sehari-hari. Karakter diri masing-masing guru telah menunjukkan kelayakan mereka untuk menyandang label tokoh panutan. Jadilah diri sendiri dengan keunikannya masing-masing. Guru yang berperilaku kaku, jaim, tidak fleksibel dan diktator malah cenderung gagal beradaptasi dengan perubahan jaman. Kedekatan guru dan murid dalam bermuamalah sesuai syariat agama sangat berpengaruh dalam keberhasilan proses pendidikan. Semoga terinspirasi.


Comments

10 tanggapan untuk “Guru Terpuji Dapat Bermuamalah Secara Baik Dengan Murid”

  1. Avatar Arief Maulana
    Arief Maulana

    pergaulan antara guru dan murid memang harus dikelola dengan baik.

  2. Avatar Fajar Kurniawan
    Fajar Kurniawan

    Guru baik bisa jadi teladan murid-muridnya.

  3. Avatar Dany Setiyawan
    Dany Setiyawan

    Keteladanan guru pegang peran penting bagi kemajuan murid.

  4. Avatar Gusti Mahendra
    Gusti Mahendra

    Guru seharusnya bisa jadi inspirator murid.

  5. Avatar Dendy Darin
    Dendy Darin

    Guru kudu iso digugu lan ditiru.

  6. Avatar Graham Faith
    Graham Faith

    artikel bagus untuk setiap guru di Indonesia. guru memang seharusnya berkawan dengan murid.

  7. Avatar Otong
    Otong

    Jadikan murid sebagai anakmu sendiri. Maka kamu bisa mendidik dgn ikhlas.

  8. Avatar Ary Indra
    Ary Indra

    Very true! Guru harus friendly sama murid.

  9. Sangat mencerahkan pemikiran saya. Thanks.

  10. Avatar Phandaka
    Phandaka

    Terima kasih sdh memberi inspirasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *