Kematangan diperlukan oleh orang yang mengharapkan kepribadiannya dihormati dan dihargai oleh manusia, terlebih lagi bagi seorang guru dan teladan generasi muda. Orang-orang yang tidak matang kepribadiannya, perilaku mereka mengisyaratkan adanya kekurangan pada akal dan hilangnya kehormatan ilmu. Orang-orang yang kondisinya seperti itu mampu membuat murid-muridnya mencemooh dan melecehkannya.

Salah satu penyebab makin diremehkannya profesi guru saat ini adalah mudahnya seorang guru hilang kendali emosi dan melakukan perbuatan-perbuatan yang menunjukkan kebodohan dirinya. Contoh sederhana adalah saat seorang guru memaki muridnya dengan sebutan nama binatang maupun kata-kata lain yang berkonotasi jelek. Perilaku tersebut bukan saja dapat mencederai perkembangan mental murid, tetapi juga telah menunjukkan kelas guru tersebut tidak lebih dari nama binatang yang dikatakan.

Fakta yang tidak bisa Anda pungkiri adalah perkembangan teknologi media sosial saat ini telah mengikis sekat-sekat privasi seorang guru. Informasi mengenai adanya sebuah umpatan kekesalan seorang guru di situs jejaring sosial dapat dengan mudahnya menyebar ke seluruh percakapan lingkungan sekolah. Mungkin Anda tidak akan mendapat peringatan dari pimpinan lembaga tempat mengajar menyangkut kehidupan privasi Anda, tetapi Anda harus memperhatikan dampak sosial terhadap perkembangan kecerdasan emosional murid-murid Anda yang membaca status Anda.

Kedewasaan seseorang memang tidak hadir serta-merta dalam waktu sehari semalam. Demikian pula dengan kematangan sikap seorang guru dalam mendidik murid-muridnya. Diperlukan niat hati yang bersih, ketulusan mengabdi, dan kesabaran ekstra tinggi agar Anda mampu mempertimbangkan baik dan buruknya sebuah perbuatan. Itulah yang dinamakan kedewasaan bersikap sebagai seorang guru. Semoga terinspirasi.