Pertanyaan guru kepada murid akan mendorong dan mengembangkan pemikiran murid yang sedang diajar. Pertanyaan juga mendorong murid untuk mengetahui jawaban sehingga dapat memperkuat ilmu di dalam pikiran. Oleh karena itu, dalam setiap kelas pembelajaran yang saya ampu saya selalu memberikan murid untuk bertanya paling sedikit tiga pertanyaan di akhir sesi pembelajaran. Hal ini berfungsi bukan hanya sebagai relaksasi, tetapi juga pengayaan materi ajar.
Guru tidak boleh membatasi diri dalam bingkai metode yang stagnan dan terpaku pada tata cara warisan. Ubahlah metode menjadi tujuan dan sarana menjadi tujuan akhir. Setiap guru harus mampu merangsang murid untuk lebih banyak memiliki rasa ingin tahu. Rasa penasaran mereka pada akhirnya dapat menggiring murid untuk lebih banyak tahu ilmu pengetahuan yang sesuai dengan bakat dan minat mereka.
Guru cerdas tidak akan gagap teknologi atau gaptek. Penggunaan media pembelajaran berbasis terknologi adalah kebutuhan terkini yang harus mampu diadaptasi oleh setiap guru. Kondisi ini didasari oleh keterbatasan kemampuan manusia dalam mengingat sesuatu. Sepintar apapun guru ia masih tetap membutuhkan media pembelajar pendukung seperti infocus dan LCD proyektor.
Guru yang tidak membosankan adalah guru yang mampu mencairkan suasana kelas dengan icebreaking dan pengelolaan suasana kelas yang menyenangkan. Kehadiran guru semacam ini akan selalu dirindukan oleh para murid. Bukan itu saja, guru yang kreatif mengelola emosi murid-muridnya akan mampu mengendalikan situasi kelas tanpa perlu memaksa murid untuk diam mematung selama jam pelajaran berlangsung. Semoga terinspirasi.
Tinggalkan Balasan ke Arifin Batalkan balasan