Hari Kedua Bimbingan Teknis Pembimbing Muatan Lokal Keagamaan Islam Kabupaten Jombang Tahun 2019

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang kembali mengadakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pembimbing Mata Pelajaran Muatan Lokal (Mulok) Keagamaan Islam untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) tahun 2019. Hari kedua pelaksanaan Bimtek Pembimbing muatan lokal keagamaan Islam berlangsung pada hari ini, Jumat 6 Desember 2019 di beberapa lokasi kegiatan. Kegiatan ini dijadwalkan akan berlangsung sampai dengan Senin pekan depan.

Tempat kegiatan Bimtek pembimbing mulok keagamaan Islam adalah di SMP Negeri 5 Jombang, SMA Negeri 3 Jombang, dan SDN Balongbesuk 1 Kecamatan Diwek. Kegiatan pelatihan guru mulok dimulai pukul 07.30 WIB dan diikuti oleh tak kurang dari 170 orang peserta di tiap lokasi acara. Penulis adalah salah satu peserta kegiatan Bimtek Pembimbing mulok keagamaan Islam yang berlokasi di SDN Balongbesuk 1 Kecamatan Diwek.

Materi utama Bimtek Guru Mulok hari pertama kemarin adalah memahami kalender pendidikan, memahami silabus mata pelajaran muatan lokal keagamaan Islam, menyusun rincian pekan efektif (RPE) pembelajaran, menyusun program tahunan (Prota), membuat program semester (Promes), dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk setiap kelas 1 sampai kelas 6 pada semester ganjil dan semester genap.

Materi kegiatan bimtek hari ini adalah bagaimana cara menyusun laporan hasil belajar siswa pada mata pelajaran muatan lokal keagamaan Islam. Setiap peserta bimtek diajarkan bagaimana cara membuat raport mata pelajaran muatan lokal keagamaan Islam berbasis kurikulum 2013 (K13). Pemateri pagi hari ini adalah Bapak Khoirul Anam, pengawas sekolah dan koordinator Wilayah Kerja Pendidikan Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.

“Kami mohon sangat kepada Bapak dan Ibu peserta bimtek kalau tidak ada kepentingan yang sangat penting agar mengikuti bimtek ini sampai tuntas,” ujar pria ramah ini di hadapan peserta bimtek.

Bapak Khoirul Anam menambahkan bahwa pembahasan bimtek adalah mengenai teknis pembuata laporan hasil kegiatan belajar mengajar yang telah disampaikan guru dalam satu semester.

“Supaya tidak keliru memahami, kami harap dengan hormat bapak dan ibu mengikuti bimtek ini dengan sebaik-baiknya,” imbuhnya.

Menentukan KKM Mulok Keagamaan

Selanjutnya Bapak Budi Nyoto menyampaikan materi teknis penilaian siswa saat belajar mata pelajaran muatan lokal keagamaan Islam kepada peserta bimtek yang memenuhi Aula SDN Balongbesuk 1 Kecamatan Diwek.

Pembahasan pertama oleh Bapak Budi adalah bagaimana cara menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran muatan lokal keagamaan Islam. KKM adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi kelulusan dengan mempertimbangkan tiga hal, yakni karakteristik peserta didik, kompleksitas mata pelajaran, dan daya dukung.

Karakteristik peserta didik menentukan pembuatan KKM mata pelajaran muatan lokal keagamaan Islam. “Yang namanya siswa atau anak didik pasti memiliki bermacam-macam karakter. Antara satu anak dengan anak yang lain pasti berbeda. Ini sudah kuasa Allah,” demikian disampaikan Bapak Budi Nyoto.

Bermacam karakter peserta didik antara lain pendiam, banyak bertanya, sabar, hiperaktif, dan sebagainya. Saat ini kita harus sudah bisa menentukan metode mendidik anak dengan berbagai macam karakter yang ada di dalam kelas. Ragam karakter anak menjadi pertimbangan di dalam membuat kriteria ketuntasan minimal atau ketuntasan belajar saat kita memberikan pelajaran kepada siswa.

Pertimbangan kedua dalam menentukan KKM mata pelajaran muatan lokal adalah kompleksitas muatan atau mata pelajaran ini sendiri. Muatan pelajaran sampai seberat apa agar dapat dipahami oleh peserta didik.

Pada kesempatan hari ini bapak Budi Nyoto juga menyampaikan kepada peserta Bimtek agar setiap pembimbing muatan lokal keagamaan Islam lebih berfokus pada muatan pelajaran mulok keagamaan. Pembimbing muatan lokal keagamaan Islam yang tidak perlu memikirkan KKM mata pelajaran lain, misalnya pelajaran PPKN, IPS, IPA, PJOK, dan sebagainya.

Dalam menentukan KKM, pembimbing mulok keagamaan harus terpusat pada muatan pelajaran mulok keagamaan sesuai kondisi satuan pendidikan dan daya pendukung. Setiap pembimbing muatan lokal keagamaan Islam harus memahami kualitas pendukung sampai batas apa. Apakah daya dukung itu sangat peduli kepada satuan pendidikan atau sekolah? Apakah masyarakat sekitar sekolah peduli dengan adanya muatan lokal keagamaan, biasa-biasa saja atau bahkan cuek.

“Tapi saya yakin seluruh lembaga sekolah di Jombang mendukung penuh adanya program muatan lokal keagamaan Islam,” imbuh Bapak Budi.

Foto Bersama Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Mojowarno dan Guru-guru Muatan Lokal Keagamaan Islam SD Kec Mojowarno
Foto Bersama Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Mojowarno dan Guru-guru Muatan Lokal Keagamaan Islam SD Kec Mojowarno

Penilaian Berbasis Kurikulum 2013

Bapak Budi Nyoto lalu menyampaikan bahwa pembelajaran mulok keagamaan sudah dinyatakan berjalan baik di masing-masing lembaga sekolah dasar di Jombang. Maka bisa ditarik kesimpulan bahwa penilaian kegiatan keagamaan telah menjadi satu tema dengan penerapan Kurikulum 2013. Materi mulok keagamaan akan disajikan dalam bentuk tematik. Materi mulok keagamaan yang diajarkan kepada siswa berbentuk tema pelajaran, misalnya tema lingkungan hidup.

Ketika membuat KKM mata pelajaran muatan lokal keagamaan Islam disarankan tidak terlalu tinggi. KKM yang terlalu tinggi bisa menyebabkan siswa kesulitan untuk mencapainya.

Ketika menentukan KKM juga perlu melihat intake atau karakteristik peserta didik, terutama pada daya tangkap pemikiran dalam menerima pelajaran

“Misal daya tangkap pemikiran siswa sebesar 80 persen mengalami lambat belajar maka kita tidak mungkin menentukan KKM sebesar 75 atau 80,” ujar Bapak Budi Nyoto.

“Makanya menentukan KKM jangan tinggi-tinggi. Kita sesuaikan dengan kemampuan anak-anak belajar,” tambahnya.

Daya Dukung Kemampuan Guru

Salah satu pertimbangan dalam menentukan tinggi rendahnya KKM muatan lokal keagamaan Islam adalah profil guru atau pengajar mata pelajaran muatan lokal keagamaan Islam. Kalau melihat data hasil rekrutmen guru mulok keagamaan Islam, terdapat sekitar 90 persen guru mulok lulusan Strata 1 atau S1. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pemimpin muatan lokal keagamaan Islam telah menempuh pendidikan di perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta.

Jika data menunjukkan 90 persen guru mulok lulusan S1 berarti masih ada yang 10 persen guru mulok bukan lulusan S1. Tetapi S1 disini tidak merupakan satu persyaratan di dalam perekrutan guru mulok keagamaan. Mungkin madih ada guru mulok yang lulusan Madrssah Aliyah. Mungkin juga guru mulok lulus SMA tapi sudah aktif mengajar di dalam lingkungan pondok pesantren. Para pengajar Quran lulusan SMA masih ada kemungkinan untuk bisa direkrut sebagai guru mulok keagamaan Islam.

Melihat kenyataan di atas maka sudah sepatutnya mata pelajaran muatan lokal keagamaan Islam di Kabupaten Jombang memiliki KKM yang tinggi mengingat profil pembimbing muatan lokal keagamaan Islam sebagian besar telah menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Sinergi Guru Agama Islam

“Saudara-saudara sekalian yang berbahagia. Alhamdulillah di siang yang panas ini kita masih diberi ketabahan oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk mengikuti kegiatan Bimtek Pembimbing mulok keagamaan. Saya yakin panjenengan semua sudah pernah mengikuti acara seperti bimtek,” ujar Bapak Abdurrahman Wahid sebagai pemateri sesi terakhir bimbingan teknis hari ini.

Pria yang akrab dipanggil Gus Dur ini mampu menyedot perhatian peserta bimtek yang memenuhi Aula SDN Balongbesuk 1 Kecamatan Diwek. Gaya bicaranya yang bertenaga dan selalu bersemangat mampu menghilangkan rasa kantuk peserta bimtek usai menikmati makan siang dan melaksanakan shalat Jumat di Masjid.

“Saya mendapat bagian presentasi materi Sinergi Tanpa Batas antara guru Pendidikan Agama Islam, pembimbing muatan lokal keagamaan Islam, dan pembimbing pendidikan Diniyah di lingkungan Sekolah Dasar Kabupaten Jombang,” imbuh Gus Dur.

Beliau membahas tantangan bidang pendidikan keagamaan di masyarakat Jombang. Perlu kita ketahui bahwa kita hidup di Kabupaten Jombang. Jombang terkenal sebagai Kota Santri. Jombang adalah produsen santri yang mencetak santri-santri dari berbagai pelosok di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kini saatnya Jombang membuktikan diri mampu menghasilkan generasi muda warga Jombang yang yang mumpuni dalam hal ilmu agama.

Pondok pesantren yang terkenal di Kabupaten Jombang antara lain Pondok Pesantren Tebuireng, pondok pesantren Denanyar, pondok pesantren Tambakberas, Pondok pesantren Rejoso, dan ribuan pondok pesantren lain yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten Jombang. Sangat disayangkan jika para santri di pondok pesantren pondok pesantren itu justru didominasi oleh anak-anak dari penduduk bukan warga Jombang

Tenaga pendidik yang termasuk guru agama Islam di lingkungan sekolah dasar adalah guru Pendidikan Agama Islam, pembimbing muatan lokal keagamaan Islam, dan pembimbing pendidikan Diniyah. Setiap guru dan pembimbing harus saling bekerja sama satu sama lain dalam membentuk karakter religius dan mampu berempati terhadap lingkungan sosial mereka.

“Tiga orang pengajar agama di lingkungan sekolah dasar ini harus saling bahu-membahu dalam membentuk akhlak karimah setiap peserta didik di sekolah dasar. Jangan saling iri terhadap nominal gaji yang diterima dari pemerintah,” demikian disampaikan Gus Dur yang disambut tepuk tangan peserta bimtek.

Penjelasan Gus Dur paling menarik peserta bimtek hari ini adalah mengenai sebutan pengajar muatan lokal keagamaan Islam sebagai pembimbing, bukan sebagai guru. Beliau menjelaskan sebutan pembimbing dan guru hanyalah tulisan semata namun dalam prakteknya semua orang yang mengajar peserta didik di sekolah dasar adalah guru.

Pemilihan penyebutan pembimbing untuk pengajar muatan lokal keagamaan Islam adalah menyesuaikan kebutuhan administrasi pelayanan pendidikan muatan lokal di Kabupaten Jombang. Apapun sebutan itu, pengajar Al-quran untuk mata pelajaran muatan lokal keagamaan Islam di SD tetaplah seorang guru bagi murid-muridnya.

Tak terasa ceramah motivasi dari Gus Dur selama 2 jam berlangsung begitu saja. Para peserta bimbingan teknis pembimbing muatan lokal keagamaan Islam pun segera mengakhiri pertemuan hari ini pada pukul 15.00 WIB. Semangat dan canda tawa yang di sampaikan beliau kepada peserta bimtek berhasil mencairkan suasana beku di antara pembimbing muatan lokal keagamaan Islam yang hadir di SDN Balongbesuk 1 Kecamatan Diwek.

Mereka bersiap untuk hadir kembali besok Sabtu, 7 Desember 2019 di lokasi yang sama untuk mengikuti materi bimbingan teknis materi selanjutnya. Semoga kegiatan hari ini bisa menambah wawasan peserta bimtek dan menambah motivasi mereka dalam mengajar siswa di sekolah. Aamiin.


Comments

Satu tanggapan untuk “Hari Kedua Bimbingan Teknis Pembimbing Muatan Lokal Keagamaan Islam Kabupaten Jombang Tahun 2019”

  1. Super sekali! Matur nuwun sdh menuliskan isi materi bimtek ustadz. Mudah2an kita selalu dpt barokah mengajar Alquran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *