3 Sumber Motivasi Mengajar Seorang Guru Mengaji

Kegiatan Belajar Santri Marhalah TPQ Al-Mujahiddin Guwo Jombang
Kegiatan Belajar Santri Marhalah TPQ Al-Mujahiddin Guwo Jombang

Mengajarkan kitab suci adalah sebuah tugas mulia. Tidak semua orang bersedia menekuni profesi ini. Hanya orang-orang tertentu yang bersedia menjadi guru mengaji karena pekerjaan ini dianggap tidak menjanjikan keuntungan materi yang melimpah. Guru mengaji tidak termasuk dalam salah satu daftar pekerjaan yang terdaftar dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) warga negara Indonesia.

Lalu, mengapa seseorang mau menjadi guru mengaji kitab suci sebuah agama? Apa saja alasan seorang guru mengaji mau menjalani hari-hari yang melelahkan dalam mendidik anak paham ilmu agama? Berdasarkan pengalaman penulis dan pengamatan terhadap puluhan mengaji, setidaknya ada tiga sumber motivasi guru mengaji, yaitu:

1. Menjalankan Perintah Agama

Alasan utama mengapa seorang pemeluk agama bersedia mengajarkan baca-tulis kitab suci adalah karena adanya perintah agama. Agama adalah serangkaian aturan hidup yang memuat perintah dan larangan bagi manusia dalam berperilaku. Setiap umat agama yang menjalankan perintah agamanya akan mendapatkan pahala. Sebaliknya, umat beragama yang melanggar larangan agama akan mendapat dosa.

2. Panggilan Hati (Passion)

Alasan kedua menjadi guru mengaji adalah karena panggilan hati (passion). Mungkin saja seseorang tidak terlalu paham perintah agama namun ia memiliki ketertarikan yang besar untuk menjadi pengajar kitab suci. Profesi guru yang dilandasi oleh passion akan menjadi pekerjaan yang awet, tidak mudah menyerah, dan selalu ada akal kreatif untuk mengatasi masalah. Guru mengaji terdorong untuk selalu mencari penyegaran suasana kelas.

3. Harapan Status Sosial

Mungkin terdengar klise, namun dalam kehidupan sehari-hari ada saja oknum yang menekuni profesi guru mengaji karena iming-iming mendapatkan status sosial. Uang bukanlah tujuan utama seorang pendidik kitab suci. Namun siapapun warga masyarakat tentu ingin mendapatkan penghormatan dan dihargai oleh orang-orang di sekitarnya. Inilah alasan ketiga mengapa seseorang bersedia menekuni profesi guru mengaji yang tidak memberikan kekayaan materi.

Nah, bagaimana dengan perilaku guru mengaji di sekitar tempat tinggal Anda? Motivasi nomor berapakah yang mereka miliki?


Comments

7 tanggapan untuk “3 Sumber Motivasi Mengajar Seorang Guru Mengaji”

  1. Avatar mahmudah
    mahmudah

    semoga kita semua termasuk golongan orang yang mendapat syafaat alquran kelak di yaumul qiyamah. aamiin.

  2. Avatar Hari Setyawan
    Hari Setyawan

    Tidak ada yang tahu isi hati seseorang. kalaupun Dalam tulisannya mengaku ikhlas tapi isi hati seseorang hanya dia dan Tuhan yang tahu.

  3. Avatar Bundabina
    Bundabina

    sebaik-baik orang adalah yang bisa memberikan manfaat bagi orang-orang di sekitarnya. Semangat pak guru?

  4. Avatar astrid
    astrid

    guru ngaji butuh dihargai juga kelessss…

  5. Avatar rohman
    rohman

    insha allah karena lillahi ta’ala…

  6. Saya non muslim tp saya salut dan respek sama para guru ngaji di kampung. Mereka pahlawan desa.

  7. Jika kita bisa merasakan damai dengan memberikan manfaat kepada orang lain, mestinya selalu kita lanjutkan tugas ini, karena damai dan tentram itu dari Allah,dan tidak ternilai harganya

Tinggalkan Balasan ke Hari Setyawan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *