Sejarah Hijrah Nabi dan Pembangunan Masyarakat Islam di Kota Madinah

Ride with the sun - creative artwork doodle art by Roger Duvoisin
Ride with the sun – creative artwork doodle art by Roger Duvoisin

Apa kabar kawan blogger Jombang? Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan tahun ini The Jombang Taste mengulas sejarah hijrah Nabi Muhammad SAW dari Kota Mekah ke Kota Madinah. Kota Madinah terletak di provinsi Hijaz. Tahukah Anda bahwa Kota Madinah pada awalnya bernama Yatsrib. Namun setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah nama kota tersebut diubah menjadi An Nabawi yang artinya kota nabi atau Madinah.

Masyarakat Madinah pada saat itu sudah memiliki kepercayaan dan agama. Sebagian besar masyarakat Madinah menganut agama Yahudi dan Nasrani. Agama Yahudi adalah sebutan agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Musa as dengan kitabnya Taurat. Kitab Taurat berisi syariat-syariat dan peraturan-peraturan Allah. Syariat tersebut dijalankan oleh umatnya sebagai pedoman hidup di kala Nabi Musa as masih hidup.

Sedangkan Nasrani adalah sebutan agama yang diturunkan kepada Nabi Isa as dengan kitab yang dibawanya Injil. Nabi Isa as mengajarkan ajaran tauhid kepada umatnya yang kebanyakan berasal dari Bani Israel. Bani Israel waktu itu menyelewengkan ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Musa as. Karena terjadi perselisihan diantara mereka, maka diutuslah Nabi Isa as untuk mendamaikan mereka agar kembali kepada pokok ajaran agama semula, yaitu meng-Esa-kan Allah SWT.

Diantara kepercayan mereka saat itu adalah menyembah kekuatan alam seperti matahari, bulan, bintang, dan lain-lain. Suku-suku yang mengikuti agama Yahudi antara lain Bani Qainuqa, Bani Nazir, Bani Gaffan, dan Bani Quraizah. Mereka inilah yang mempertahankan kepercayaan hingga datang agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Sementara itu penganut agama Nasrani merupakan kelompok minoritas. Keadaan ini berlangsung cukup lama, sebelum Islam datang ke kota Madinah. Sebelum Islam datang, Madinah merupakan kota terbesar di provinsi Hijaz. Kota ini merupakan daerah strategis dalam jalur perdagangan yang menghubungkan wilayah Yaman di selatan dan Syria di utara.

Sambutan Masyarakat Madinah

Nabi Muhammad SAW beserta pengikutnya melakukan hijrah dari kota Mekkah ke Medinah dan tiba di Yatsrib pada tahun 622 Masehi. Kedatangan Nabi Muhammad dan umat Islam disambut dengan meriah dan gembira oleh penduduk muslim yang ada di kota Madinah. Berbagai syair pujian dilantunkan yang melambangkan kemenangan perjuangan Rasulullah SAW dan umat Islam dalam memperjuangkan dan menegakkan agama Islam di tanah Arab.

Bagi mereka yang tidak suka atas kedatangan Nabi Muhammad SAW beserta umatnya, tidak ada pilihan lain kecuali mengikuti kemauan kebanyakan masyarakat Yatsrib yang menerima kedatangan Nabi Muhammad dan para sahabat. Selain itu, kota Yatsrib diubah namanya menjadi Madinatul Nabi (kota nabi) atau Madinatul Munawaroh (kota yang penuh cahaya terang).

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat Madinah mudah menerima agama Islam antara lain sebagai berikut:

  • Kesederhanaan pribadi Nabi Muhammad SAW.
  • Sikap sopan santun yang membudaya dalam masyarakat Madinah.
  • Rela berkorban untuk orang lain.
  • Islam mengajarkan perdamaian antar bangsa.
  • Islam melarang persaingan secara tidak sehat.
  • Di dalam Islam kedudukan setiap umat Islam sama di sisi Allah SWT.
  • Nabi Muhammad SAW pemaaf, rendah hati, dan tidak dendam kepada siapapun meski beliau disakiti.

Faktor yang paling mendasar dari beberapa faktor di atas yaitu agama Islam mengajarkan yang terbaik untuk umatnya dan menjanjikan kebaikan untuk kehidupan umatnya di dunia dan akhirat bagi yang menaatinya. Rasulullah SAW adalah panutan bagi seluruh umat Islam di dunia.

Gambar Kaligrafi Santri TPQ Al-Mujahiddin
Gambar Kaligrafi Santri TPQ Al-Mujahiddin

Persaudaraan Muhajirin dan Anshar

Keadaan sosial masyarakat Madinah yang terdiri dari berbagai suku sangat menguntungkan umat Islam, yaitu sebagai pendorong bagi mereka untuk masuk Islam. Kesadaran seperti itu lebih baik daripada masuk Islam dan bersaing dengan suku lain, lebih baik masuk Islam yang akan membawa keselamatan, kedamaian, dan kebahagiaan. Nilai-nilai universal Islam bisa diterima oleh beragam kelompok masyarakat dan membawa perubahan bagi kedamaian bersama.

Setelah memahami keadaan masyarakat Madinah sebelum Islam datang (sebelum hijrah), kita harus mengambil sifat positif dari hal tersebut. Sifat-sifat tersebut antara lain saling menghormati, tenggang rasa, rela berkorban, dan percaya diri dalam menatap masa depan. Budaya yang berlaku di Madinah pada waktu itu sungguh berbeda dengan budaya golongan Quraisy di Mekkah.

Melihat keadaan seperti itu, Nabi Muhammad SAW berusaha menyiapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk kepentingan dakwah Islam. Adapun langkah-langkah yang ditempuh Nabi Muhammad SAW ketika memulai dkawah di kota Madinah adalah sebagai berikut:

1. Membangun Masjid Nabawi di kota Quba.

Setibanya di kota Madinah, Nabi Muhammad SAW mulai membangun masjid. Masjid yang pertama kali dibangun di kota Quba pada sebuah tanah milik kedua anak yatim piatu yang bernama Sahal dan Suhail. Tanah tersebut dibeli oleh Nabi Muhammad SAW sebagai tempat tinggal dan sebagian untuk pembangunan masjid yang diberi nama Masjid Nabawi. Sampai saat ini Masjid Nabawi menjadi tujuan ziarah jutaan umat muslim dari seluruh penjuru dunia.

2. Menciptakan persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar.

Sejak kedatangan Nabi Muhammad SAW di Madinah, beliau selalu menciptakan langkah positif demi kebaikan hidup masyarakat muslim Madinah, sehingga tercipta suasana aman dan damai. Langkah lain yang dilakukan Nabi Muhammad SAW adalah menciptakan hubungan antara kaum muslimin yang berasal dari Mekkah (Muhajirin) dengan kaum muslimin Madinah (Anshar). Langkah tersebut dilakukan untuk memperkuat barisan umat Islam di kota Madinah.

Untuk mencapai maksud tersebut, Nabi Muhammad SAW mengajak kaum muslimin saling bersaudara. Mereka yang bersaudara antara lain sebagai berikut:

  • Nabi Muhammad SAW dengan Ali bin Abi Thalib
  • Hamzah Ibnu Abdul Muthalib dengan Zaid
  • Abu Bakar dengan Khoriyah Ibnu Zaid
  • Umar bin Khattab dengan Itbah Ibnu Malik
  • Ja’far Ibnu Abi Thalib dengan Muaz bin Jabal

Dalam berdakwah Rasulullah selalu menekankan pada persatuan dan persaudaraan untuk memperkuat kaum muslimin dalam menghadapi musuh. Rasulullah sangat menekankan pada pentingnya sikap toleransi, memberi kasih sayang yang bersumber dari hatinya. Karena kasih sayang terhadap sesama bisa mendatangkan rahmat.

Piagam Madinah

Setelah melakukan hijrah dan mendirikan masjid di kota Madinah, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW adalah bermusyawarah dengan para sahabat, baik Muhajirin maupun Anshar, untuk merumuskan pokok-pokok pikiran yang akan dijadikan undang-undang. Hal tersebut berkenaan dengan kepentingan orang Muhajirin, Anshar, dan orang-orang non muslim (Yahudi) yang bersedia hidup berdampingan secara damai dengan umat Islam.

Undang-undang yang dibuat tersebut dikenal dengan nama Piagam Madinah. Piagam Madinah ditulis pada tahun kedua Hijriah atau 623 Masehi. Isi ketentuan yang terdapat dalam Piagam Madinah antara lain:

  • Kaum muslimin dan kaum Yahudi hidup secara damai dan bebas dalam hal memeluk serta menjalankan ajaran agamanya masing-masing.
  • Apabila salah satu pihak diperangi musuh dari luar, maka mereka wajib membantu pihak yang diserang.
  • Kaum muslimin dan Yahudi wajib saling menolong dalam melaksanakan kewajiban untuk kepentingan bersama.
  • Muhammad SAW adalah pemimpin kaum untuk seluruh penduduk kota Madinah. Bila terjadi perselisihan antara kaum muslimin dengan kaum Yahudi, maka penyelesaiannya dikembalikan kepada keadilan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin tertinggi di Madinah.

Nabi Muhammad adalah seorang Rasul utusan Allah yang bertugas menyampaikan risalah Allah kepada umat manusia tetapi beliau juga seorang pejuang, panglima perang, dan diplomat sejati. Terlihat pada saat beliau menyebarkan agama Islam di Mekkah dan Madinah senantiasa menekankan perdamaian, kasih sayang, tolong menolong, saling membantu, dan lain-lain.

Beliau tidak pernah menyerang orang kafir Quraisy yang selalu ingin mencelakai dirinya dalam berdakwah karena Nabi Muhammad SAW memiliki sifat sidiq, amanah, fatonah, dan tabligh disamping sifat terpuji yang lainnya. Karena sifat-sifat tersebut beliau berhasil menaklukkan kota Mekkah dan Madinah sehingga menjadi kota kaum muslim yang disegani oleh kota-kota yang ada di sekitarnya.

Rasulullah SAW adalah contoh seorang pemimpin, panglima, pejuang, dan pahlawan Islam yang paling sempurna dalam sejarah peradaban manusia. Hanya beliaulah yang pantas kita contoh dalam segala hal. Semoga tulisan ini bisa menambah wawasan Anda dalam belajar ajaran Islam dan memperkuat motivasi Islami dalam hidup.


Comments

5 tanggapan untuk “Sejarah Hijrah Nabi dan Pembangunan Masyarakat Islam di Kota Madinah”

  1. Avatar Jurnal Ekonomi Syariah
    Jurnal Ekonomi Syariah

    Jangan lupakan fakta bahwa pembangunan ekonomi Madinah berkembang pesat berkat kehadiran Nabi disana.

  2. tulisan bagus mas. sangat informatif.

  3. […] murid-murid SDN Latsari memperingati Rejeban bersama di sekolah. Rejeban adalah sebutan perayaan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad di kalangan masyarakat Jawa. Tadi pagi murid-murid membawa bekal makanan dari rumah. Menu makanan […]

  4. Artikel bagus utk belajar sejarah nabi. Syukron pak.

  5. Terima kasih sudah membantu menyelesaikan tugas saya. Tulisan di blog ini sangat informatif dan berguna untuk para pelajar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *