Tadarus Ramadhan Makin Semarak Karena Ada Makanan

Kegiatan Belajar Santri Marhalah TPQ Al-Mujahiddin Guwo Jombang
Kegiatan Belajar Santri Marhalah TPQ Al-Mujahiddin Guwo Jombang

Ibadah puasa Ramadhan tahun ini telah memasuki sepertiga masa yang kedua. Saya masih menjalankan aktifitas tadarus seperti tahun kemarin. Bedanya, tahun ini saya lebih mudah mengelola waktu. Telah muncul beberapa anak yang mahir membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Suara mereka memang tak semerdu harapan saya. Namun setidaknya mereka mampu membaca ayat-ayat dalam Al-Quran sesuai dengan bunyi aslinya. Itu sudah cukup untuk saat ini mengingat mereka akan melanjutkan kegiatan pembelajaran Al-Quran di tahap selanjutnya.

Waktu tadarus jamaah putra di masjid Baitussalam berlangsung dua sesi dan durasinya tidak lama. Tadarus sesi pertama berlangsung mulai pukul 20.00 sampai maksimal pukul 22.00. Sedangkan tadarus sesi kedua berlangsung dari jam 03.00 sampai jam 04.00. Tadarus putri berlangsung hanya satu sesi, yaitu pukul 04.30 sampai maksimal pukul 10.00. Suka duka tadarus telah saya alami, sama seperti halnya tadarus Ramadhan tahun lalu. Saya bisa menikmati setiap sesi dengan baik kendati tidak semua warga mendukung kebiasaan tadarus putra yang saat ini dominan di sore hari.

Tadarus putra setelah sholat tarawih berlangsung meriah. Puluhan remaja putra hadir di teras masjid. Mereka mengantri giliran membaca dengan sabar. Sambil menanti tiba waktu membaca Al-Quran, mereka menikmati sedekah makanan yang dikirim para warga sesuai jadwal yang ditentukan. Inilah asyiknya tadarus sore. Ada banyak ragam makanan ringan, buah, minuman dan berbagai jenis kudapan tersaji di atas tikar. Anak-anak berebut makanan yang dibagikan marbot masjid. Pemandangan khas ini hanya ada di bulan puasa.

Tadarus Al-Quran di sesi jelang imsyak sungguh berbanding terbalik dengan sesi sore hari. Hanya sedikit anak bisa bangun awal jam 03.00 dan ikut tadarus sampai waktu imsyak, yaitu sekitar pukul 04.05. Biasanya hanya ada dua anak yang ikut menemani saya tadarus sampai imsak. Selain itu, tidak ada sajian kue warga saat tadarus jelang imsyak. Keberadaan makanan memang diakui mampu menarik minat anak-anak dan remaja ikut dalam tadarus Al-Quran. Semoga masih ada keikhlasan di hati mereka.


Comments

6 tanggapan untuk “Tadarus Ramadhan Makin Semarak Karena Ada Makanan”

  1. […] bilang bulan Ramadhan identik dengan bulan puasa itu benar sekali. Tapi kalau ada orang berkata di bulan Ramadhan kita jadi sedikit makan, itu belum sepenuhnya benar. Nyatanya tidak sedikit muslimah yang bertambah […]

  2. Avatar Saladin
    Saladin

    Orang beramal jangan dicegah.

  3. Avatar Jesica
    Jesica

    Aku juga senang dapat makanan gratis di masjid. Hihihi…

  4. Avatar Nasri
    Nasri

    Wajarlah. Aku dulu juga gitu kok. Hehehe…

  5. Avatar Arton
    Arton

    Itu normal banget. Kita semua butuh makanan.

  6. Avatar Ryan Arthur
    Ryan Arthur

    Sama dong dgn masa kecilku. Hahaha….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *