Ramadhan, Bulan Makan-makan dan Tidur Bermalasan?

Buka puasa bersama keluarga besar Bani Karso tahun 2017
Buka puasa bersama keluarga besar Bani Karso tahun 2017

Kalau ada muslim yang bilang bulan Ramadhan identik dengan bulan puasa itu benar sekali. Tapi kalau ada orang berkata di bulan Ramadhan kita jadi sedikit makan, itu belum sepenuhnya benar. Nyatanya tidak sedikit muslimah yang bertambah berat badannya usai menjalankan puasa Ramadhan tahun lalu. Untuk Ramadhan kali ini pun sepertinya sama saja. Saya mengamati tingkah laku puluhan jamaah masjid di sekitar tempat tinggal saya. Mereka memang tidak makan dan minum di siang hari namun mereka menjadi kalap di malam hari. Apakah ada yang salah dengan pola makan mereka selama berpuasa? Ayo kita cek waktu makan mereka!

Jam 4 pagi mereka makan sahur. Jam setengah 6 sore mereka buka puasa. Jam 6 malam mereka makan cemilan. Jam 8 malam mereka makan hidangan tadarus di masjid. Itu baru pengamatan yang terlihat di depan mata. Selebihnya, bisa jadi lebih banyak kegiatan makan mereka lakukan. Kalau dihitung jumlah kalori yang terkumpul di bulan puasa malah lebih banyak daripada hidangan mereka pada hari-hari biasa. Hmm, gitu kok pengen mengurangi berat badan? Pertimbangkan juga kegiatan buka puasa bersama atau bukber yang makin merajalela di pertengahan akhir Ramadhan. Kegiatan bukber sungguh menjadi godaan yang menyenangkan sekaligus menyakitkan. Bukber terasa menyenangkan karena Anda berkesempatan update status sedang bukber. Kayaknya keren dan kekinian gitu. Selebihnya, bukber itu menyakitkan tubuh dan menyakitkan dompet.

Mengapa setelah berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan justru banyak muslim badannya menjadi lebih gemuk daripada sebulan sebelumnya? Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan terhadap tiga puluh jamaah tadarus terdapat hubungan yang positif antara pola makan di malam hari dengan peningkatan berat badan. Jam enam malam mereka bukber dengan keluarga atau kawan-kawan. Sudah pasti makanan yang tersedia masuk kategori fastfood. Lalu ditambah lagi konsumsi beragam kudapan mengandung karbohidrat pada malam hari setelah sholat tarawih tidak diimbangi dengan olahraga yang cukup. Perilaku tersebut menyebabkan makanan menumpuk menjadi lemak di dalam perut.

Tidak ada yang salah dengan konsumsi makanan berenergi selama bulan puasa asalkan diimbangi dengan gerak tubuh yang cukup. Kebiasaan tidur setelah sholat subuh juga berpengaruh terhadap proses pencernaan di dalam perut. Jadi, biasakan melakukan olahraga ringan di pagi selama bulan puasa. Anda dapat jalan kaki mengelilingi lingkungan rumah. Selain bagus untuk kesehatan tubuh, Anda juga bisa berkesempatan mengenal tetangga lebih dekat. Indahnya bulan Ramadhan bukan hanya ibadah menghadap Allah saja, melainkan juga ibadah muamalah dengan sesama manusia.

Bagaimana dengan pengalaman Anda berpuasa di bulan Ramadhan? Sudah siap memiliki tubuh bugar selama berpuasa? Mari mempraktekkan pola hidup sehat selama berpuasa. Semoga saat lebaran tiba nanti kita memiliki tubuh sehat dan pikiran yang sehat pula.


Comments

10 tanggapan untuk “Ramadhan, Bulan Makan-makan dan Tidur Bermalasan?”

  1. Hampir benar. Klo lagi puasa aku juga banyak tidur.

  2. Avatar Byakta
    Byakta

    Tergantung orangnya. Bagi pekerja yg dikejar deadline sama aja nggak ada libur.

  3. Avatar Bombaci
    Bombaci

    Absolutely right. Makan dan minum jadi kalap waktu buka puasa.

  4. Avatar Rahimsyah
    Rahimsyah

    Ayo mondok biar Ramadhan jadi berkah.

  5. Avatar Najwa
    Najwa

    Bulan ramadhan adalah bulan pemborosan uang.

  6. Salam kenal mas. Tulisannya bagus.

  7. Avatar Farhan
    Farhan

    Poso = opo opo kerso

  8. Avatar Teko Neko
    Teko Neko

    Bisa jadi gitu….

  9. Avatar Dokter My
    Dokter My

    Semangat ustadz! Puasa bkn halangan utk giat bekerja.

  10. Tak sabar pengen ketemu ramadhan lagi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *