Jangan kebanyakan milih, nanti Anda malah dapat yang jelek. Itulah pesan moral dari saloka bahasa jawa yang berbunyi milih-milih tebu oleh boleng. Artine saloka iki yaiku amarga kakehan pilihan wusanane oleh sing ala. Maknanya, karena terlalu banyak memilih pada akhirnya mendapat keburukan. Wah, kasihan juga ya itu orang. Sudah melakukan beragam cara seleksi tapi hasilnya sungguh mengecewakan.
Contoh kasuh saloka Jawa ini adalah pada pemilihan calon pasangan atau pendamping hidup. Maunya nih, seorang pria pasti mendambakan seorang wanita yang cantik lahir batinnya, berasal dari keluarga kaya, lulusan universitas terkenal di luar negeri, dan taat beribadah sesuai agam dan kepercayaannya. Mana ada seorang wanita yang sesempurna itu. Paket lengkap seorang wanita idaman tidak akan pernah di dapatkan oleh pria.
Nah, kalau si pria tetap mengejar kriteria tersebut dan bertahan dengan ego dan idealismenya, bisa-bisa dia tidak akan pernah menikah seumur hidup. Pilih-pilih calon pendamping hidup itu memang harus. Namun yang sering dilupakan adalah apakah diri kita sudah pantas untuk mendapatkan seseorang yang sempurna. Bukankah jodoh itu adil. Pria baik-baik akan mendapat jodoh wanita baik-baik, dan begitu juga sebaliknya. Semoga terinspirasi!
Tinggalkan Balasan