Kesenian Jaran Kepang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kesenian ini memiliki sejarah yang panjang dan beragam. Asal muasalnya masih diperdebatkan, namun banyak yang beranggapan jika Jaran Kepang berasal dari tahun 1500-an, saat pengaruh Islam mulai menyentuh Jawa.
Jaran Kepang merupakan kesenian yang bercerita tentang tokoh-tokoh pewayangan Indonesia, dan prosesi perang yang di dalamnya terdapat “hantu-hantu”. Dalam ritualnya, penari Jaran Kepang kemudian dianggap “tertarik” atau “dimasuki” oleh roh-roh tersebut dan menunjukkan tindakan-tindakan supernatural, seperti menyebrang di atas bara api atau memakan kaca.
Benarkah pemain jaran kepang kesurupan roh halus?
Sejauh yang diketahui, beberapa pemain jaran kepang telah dilaporkan mengalami kesurupan selama pertunjukan. Namun, hal ini masih menjadi perdebatan dan tidak sepenuhnya terbukti. Beberapa orang percaya bahwa kesurupan terjadi karena energi spiritual yang ada dalam tari jaran kepang, sementara yang lain mengklaim bahwa itu hanya disebabkan oleh faktor fisik dan psikologis. Namun, penting untuk diingat bahwa kesurupan tidak terjadi pada semua pemain jaran kepang dan tidak semua pemain menganggap tari tersebut memiliki aspek spiritual.
Selama masa penjajahan Belanda, kesenian Jaran Kepang sempat dilarang dan diteriaki sebagai kesenian yang konyol dan tidak sopan. Namun sejak kemerdekaan Indonesia, kesenian Jaran Kepang semakin meningkat popularitasnya dan dipersembahkan pada upacara-upacara tradisional. Hari ini, kesenian Jaran Kepang masih menjadi bagian penting dari perayaan-perayaan besar di seluruh Indonesia dan memegang banyak keragaman dan kearifan lokal budaya.
Perkembangan Kesenian Jaran Kepang
Jaran Kepang adalah kesenian tradisional yang berasal dari Jawa. Kesenian ini melibatkan keberanian, kekuatan, dan kerohanian dalam bentuk pertunjukan tarian. Jaran Kepang adalah tarian yang dimainkan oleh sekelompok penari yang memakai kostum kuda.
Perkembangan Jaran Kepang terus berkembang seiring dengan waktu. Awalnya, Jaran Kepang hanya dimainkan di pedesaan oleh masyarakat yang tinggal di daerah Jawa. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kesenian ini semakin populer dan menyebar ke berbagai daerah di Indonesia bahkan hingga mancanegara.
Selain itu, Jaran Kepang juga mengalami perubahan dalam hal penampilan dan alat musik yang digunakan. Kostum kuda yang digunakan semakin modern dan colorfull, serta alat musik yang digunakan kini lebih variatif dan modern.
Namun, meskipun mengalami perubahan, Jaran Kepang tetap mempertahankan ciri khasnya sebagai sebuah kesenian tradisional yang sarat dengan makna dan nilai-nilai kebudayaan.
Tinggalkan Balasan