Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Kolonialisme Pada Abad Ke-16 Sampai Ke-18

Dongeng Puteri Niwer Gading dan Pangeran Amat Mude
Dongeng Puteri Niwer Gading dan Pangeran Amat Mude

Apa kabar sobat blogger Jombang dan blogger Indonesia? Semoga saat ini Anda sedang bersemangat berbagi inspirasi kepada yang lain. Artikel The Jombang Taste kali ini akan menjelaskan bentuk perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia terhadap praktek kolonialisme pada abad ke-16 sampai ke-18.

Sejak abad ke-16 sampai ke-18, bangsa Indonesia terus menerus mengadakan perlawanan terhadap bangsa Barat sebagai usaha mempertahankan kemerdekaan negeri maupun perkembangan perdagangannya. Pada abad ke-16 perlawanan ditujukan kepada Portugis, sedangkan di abad ke-17 dan ke-18, perlawanan ditujukan terhadap Belanda. Beberapa perlawanan rakyat yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

  1. Perlawanan rakyat Sunda Kelapa dipimpin oleh Fatahillah dari Demak pada abad ke-16. Sedangkan perlawanan rakyat Maluku dipimpin oleh Sultan Baabullah dari Ternate.
  2. Pada abad ke-17 terjadi perlawanan-perlawanan berikut: perlawanan rakyat Batavia dipimpin oleh Sultan Agung dari Mataram, Makassar dipimpin oleh Sultan Hasanuddin, perlawanan rakyat Banten dipimpin oleh Sultan Ageng, perlawanan rakyat Jawa oleh Untung Suropati dari Bali, dan perlawanan rakyat Jawa Timur dipimpin oleh Trunojoyo.
  3. Pada abad ke-18, perlawanan di Jawa dipimpin oleh beberapa Sultan / Sunan / Pangeran dari Mataram, sedangkan di Maluku dipimpin oleh Sultan Nuku dari Tidore.

Peperangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia pada abad ke-19 ditujukan kepada pihak Belanda yang menanamkan kekuasaannya di Indonesia dengan semboyan Pax Neerlandica. Perlawanan rakyat Indonesia yang terkenal antara lain:

  1. perlawanan rakyat Maluku yang dipimpin oleh Pattimura,
  2. perlawanan rakyat Sumatera Barat oleh Tuanku Imam Bonjol,
  3. perlawanan rakyat Jawa oleh Pangeran Diponegoro,
  4. perlawanan rakyat Tapanuli oleh Raja Sisingamangaraja XII,
  5. perlawanan rakyat Kalimantan oleh Pangeran Antasari,
  6. perlawanan rakyat Bali oleh Gusti Jelantik,
  7. perlawanan rakyat Bone oleh Sultan Bone,
  8. perlawanan rakyat Aceh oleh Teuku Umar dan Panglima Polim, dan lain-lain

Semoga artikel ini bisa menambah wawasan Anda. Mari kita cintai tanah air Indonesia!


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *