Sejarah Dewi Candrawulan, Selir Raja Brawijaya Dari Kerajaan Majapahit

Kesenian tradisional Jombang
Kesenian tradisional Jombang

Pada saat berlangsungnya era kerajaan di Nusantara, salah satu kebudayaan yang berlaku saat itu adalah poligami. Poligami memperbolehkan seorang raja dan petinggi kerajaan untuk memiliki isteri lebih dari satu. Motif di balik poligami pada saat itu adalah sebagai simbol kekuasaan, kejayaan dan kemasyhuran seorang penguasa. Demikian juga ketika Prabu Brawijaya mendapatkan seorang selir yang sangat dicintainya. Raja Brawijaya dari Kerajaan Majapahit sangat senang mendapat isteri dari negeri Campa yang bernana Dewi Candrawulan. Dewi Candrawulan memiliki kepribadian dan wajah yang sangat memikat hati setiap lelaki.

Begitu besarnya cinta Prabu Brawijaya kepada Dewi Candrawulan sampai ia rela menceraikan isteri-isterinya yang lain. Sebagian besar isterinya diberikan kepada adipati Majapahit yang tersebar di seluruh Nusantara. Salah satu contoh proses ‘hibah isteri’ adalah isteri Brawijaya yang bernama Dewi Kian. Dewi Kian adalah seorang putri China yang diberikan kepada Adipati Ario Damar di Palembang.

Ketika Dewi Kian diceraikan dan diberikan kepada Ario Damar, saat itu Dewi Kian sedang hamil tiga bulan. Ario Damar tidak diperkenankan menggauli putri China tersebut sampai janin dalam kandungan terlahir di dunia. Bayi yang berada dalam rahim Dewi Kian itulah nantinya yang bernama Raden Hasan, atau lebih dikenal sebagai Raden Patah. Raden Patah merupakan salah satu murid Sunan Ampel yang kelak menjadi raja di Demak Bintoro.

Sunan Ampel Adalah Putra Dewi Candrawulan

Kerajaan Majapahit sesudah ditinggal Mahapatih Gajah Mada dan Prabu Hayam Wuruk mengalami kemunduran drastis. Kerajaan terpecah-belah karena terjadi perang saudara. Para adipati Majapahit banyak yang memberontak kepada keturunan Prabu Hayam Wuruk, yaitu Prabu Brawijaya Kertabhumi. Pajak dan upeti kerajaan tak banyak yang sampai ke istana Majapahit. Pendapatan negara lebih sering dinikmati oleh para adipati itu sendiri. Hal ini membuat sang prabu bersedih hati.

Terlebih lagi dengan adanya kebiasaan buruk kaum bangsawan dan para pangeran yang suka berpesta pora, bermain judi, dan mabuk-mabukan. Prabu Brawijaya menyadari kebiasaan tersebut jika diteruskan akan mengakibatkan keuangan negara menjadi lemah. Bila negara dalam kondisi lemah maka kondisi ini akan mudah bagi musuh untuk menghancurkan Majapahit. Dan memang demikian. Kekuasaan Kerajaan Majapahit berangsur-angsur pudar karena moral pejabat yang buruk.

Disaat itulah keturunan Dewi Candrawulan memainkan peran penting dalam menyelamatkan moral petinggi Majapahit. Atas saran Dewi Dwarawati, selir Prabu Brawijaya lainnya, maka diutuslah putra Dewi Candrawulan untuk datang ke Majapahit. Putra Dewi Candrawulan tersebut bernama Raden Rahmat, kelak dikenal sebagai Sunan Ampel, yang tinggal di Campa. Raden Rahmat adalah keturunan Dewi Candrawulan yang membantu Majapahit memperbaiki perilaku buruk para adipati mereka.

Mulailah Raden Rahmat mengenalkan ajaran Islam kepada masyarakat dan pejabat Kerajaan Majapahit. Pendidikan moral agama Islam secara perlahan-lahan mengurangi kebiasaan buruk para bangsawan yang suka menghambur-hamburkan uang negara untuk kepentingan pribadi. Secara tidak langsung, Dewi Candrawulan telah menyelamatkan Kerajaan Majapahit melalui pengajaran putranya, Raden Rahmat atau Sunan Ampel.

Semoga artikel sejarah budaya ini bisa menambah wawasan Anda mengenai kekayaan budaya Nusantara.


Comments

10 tanggapan untuk “Sejarah Dewi Candrawulan, Selir Raja Brawijaya Dari Kerajaan Majapahit”

  1. […] menantu oleh Raja Campa. Syekh Ibrahim Asmarakandi dijodohkan dengan putri Raja Campa yang bernama Dewi Candrawulan. Menurut sejumlah catatan sejarah, negeri Campa terletak di antara negara Thailand dan […]

  2. Selir pun seorang istri. Pasti ada sifat baik dalam dirinya.

  3. […] Saya penasaran ingin masuk ke dalam kompleks pertapaan Siti Inggil yang luas bangunan utamanya kurang lebih 20 kali 20 meter. Tapi sebelum masuk ke dalam pintu yang tertutup rapat, saya buru-buru dicegah oleh seorang ibu petugas kebersihan disana. Saya ditanya mau ngapain masuk ke dalam pertapaan. Saya jelaskan saya sedang membuat penelitian tentang sejarah Kerajaan Majapahit, terutama biografi Raden Wijaya. […]

  4. Dewi candrawulan asalnya dari mana?

  5. Kisah yg bGus kak.

  6. Meski cuma selir, tapi perannya hebat?

  7. […] Dikatakan oleh narasumber itu bahwa Majapahit runtuh karena adanya perang saudara. Setiap keturunan Raja Brawijaya berkeinginan untuk menjadi penguasa selanjutnya. Salah satu keturunan Raja Brawijaya yang berperan […]

  8. Mau tanya makam dewi candrawulan dimana ?

  9. Allhamdullilah, saya suka membaca blog Tuan… Boleh kah Di cerita susur galur sunan Drajat hingga ke akhirnya.

  10. Kalau Dewi Candra Wulan selir Brawijaya sedangkan Raden patah atau Raden Rahmat putranya akan dekenal sebagai sunan Ampel maka sunan Ampel keturunan Brawijaya dengan selirnya Dewi Candra Wulan, sedangkan dalam kitab ahlal musyamarah Dewi Candra Wulan merupakan istri Sayyid Ibrahim asmaraqandi yang akan memiliki putra sunan Ampel maka dua literatur ini bertentangan.
    Mohon penjelasan..

Tinggalkan Balasan ke Liburan ke Museum Trowulan, Pusat Informasi Majapahit di Mojokerto untuk Wisata Edukasi Pelajar – The Jombang Taste by Agus Siswoyo Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *