Etika Muslim Beribadah dan Berperilaku di Dalam Masjid

Image for Islamic Law - Artikel Ushul Fiqh
Image for Islamic Law – Artikel Ushul Fiqh

Masjid didirikan untuk tujuan sebagai tempat beribadah, terutama ibadah sembahyang. Oleh karena itu, masjid harus dijaga kebersihan dan ketertibannya. Tidak diperbolehkan orang keluar masuk masjid semaunya. Maka orang yang datang ke masjid dengan niat akan bersembahyang, selama ia berada di dalam masjid, ia mendapat pahala sembahyang.

Mengapa Muslim Dilarang Menyilangkan Jari Tangan Ketika di Masjid?

Pendek kata, selama ia berada di masjid maka dianggap sebagai ibadah. Oleh sebab itu, kita dilarang melakukan hal-hal yang tidak baik selama berada di dalam masjid. Lebih-lebih lagi kita tidak boleh melakukan perbuatan yang dilakukan oleh setan, seperti menyilangkan jari-jari tangan kanan dimasukkan ke dalam jari-jari kiri.

Nabi Muhammad melarang perbuatan orang-orang Arab yang suka duduk berpeluk lutut atau dengkul, lalu dibelitkan sorbannya dari belakang sampai ke lutut, dan diikat sambil menyilang jari-jari tangan. Perbuatan demikian adalah termasuk perbuatan setan. Perhatikan teguran Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ahmad di bawah ini:

“Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra ia berkata: Aku pernah masuk ke dalam masjid bersama Rasulullah SAW, maka tiba-tiba ada seorang laki-laki yang sedang duduk di tengah masjid dengan memeluk lutut, menyilangkan jari-jari tangannya, yang setengahnya dimasukkan pada yang setengah.

Maka Rasulullah SAW memberi isyarat kepadanya, tetapi ia tidak paham isyarat itu, lalu berpalinglah Rasulullah SAW seraya bersabda: Apabila salah seorang kamu berada di dalam masjid, maka janganlah sekali-kali ia menyilangkan jari-jari tangannya, karena menyilangkan jari-jari tangan itu dari setan, dan seseorang kamu tetap dalam pahala sembahyang selama ia berada di dalam masjid sehingga ia keluar dari padanya”

Itulah alasan mengapa umat muslim dilarang menyilangkan jari-jari tangan selama ia berada di dalam masjid. Semoga artikel ini bisa menambah motivasi Islami untuk Anda. Mari jaga perilaku kita saat berada di rumah Tuhan.

Keledai dan Anjing Bisa Melihat Setan

Allah SWT memberi pendengaran dan penglihatan kepada makhluknya. Terkadang satu makhluk dapat melihat dan atau mendengar sesuatu yang tidak dapat dilihat atau didengar makhluk lainnya. Seperti halnya keledai dan anjing uang diberi penglihatan oleh Allah SWT untuk melihat setan di waktu malam. Sedangkan ayam jantan diberi penglihatan untuk melihat malaikat.

Sudah tentu sikap binatang-binatang itu berlainan. Keledai dan anjing sikapnya ketakutan waktu melihat setan. Sedangkan ayam jantan sikapnya gembira, seraya bersyukur dan memohon karunia Allah, seperti juga keledai dan anjing yang memohon perlindungan kepada Allah.

Adapun kita sebagai manusia yang sudah mengetahui hal tersebut seharusnya sudah paham harus bersikap dan berbuat bagaimana. Untuk mengetahui hal tersebut, perhatikan sabda Nabi berikut ini:

“Telah diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ra dari Nabi SAW beliau bersabda: Apabila kamu mendengar suara keledai-keledai, maka hendaklah kamu memohon perlindungan kepada Allah daripada setan, karena mereka melihat setan. Dan apabila kamu mendengar suara ayam-ayam jantan, maka hendaklah kamu memohon kepada Allah keutamaan, karena mereka melihat malaikat”.

Selain itu, perhatikan hadist Nabi berikut ini:

“Dan pada riwayat Abu Dawud, Nabi SAW telah bersabda: Apabila kamu mendengar suara anjing-anjing dan suara keledai-keledai di waktu malam, maka hendaklah kamu berlindung kepada Allah dari mereka, karena mereka melihat apa yang kamu tidak lihat”.

Semoga artikel ini bisa menambah wawasan Anda dalam mempelajari agama Islam dan memperkuat motivasi hidup. Allah memberikan kelebihan kepada satu makhluk agar makhluk tersebut bisa menyadarkan manusia betapa kuasa-Nya tidak terbatas.

Setan Menggoda Manusia Dengan Membuat Mimpi Buruk

Setan dapat membuat mimpi kepada manusia, tetapi mimpi yang dibuatnya itu adalah mimpi yang tidak menyenangkan. Contohnya, mimpi yang menakutkan, menyeramkan, mengerikan, dan terkadang mimpi yang menyebabkan perselisihan antara suami dan isterinya. Sebaliknya, mimpi yang datangnya dari Allah dengan perantaraan malaikat-Nya, semuanya menyenangkan dan menggembirakan. Mimpi yang berasal dari Allah akan menyenangkan bagi manusia yang mendapatkannya.

Lalu, bagaimana cara kita menyikapi kedua jenis mimpi tersebut. Nabi Muhammad SAW memberi petunjuk melalui hadist riwayat Muslim, Abu Dawud, Nasa’i dan Ibnu Majah berikut ini: “Dari Jabir ra, dari Rasulullah SAW, bahwasanya beliau bersabda: Apabila seseorang kamu melihat suatu mimpi yang tidak disukainya, maka hendaklah ia berludah di sebelah kiri tiga kali, dan hendaklah ia membaca: audzu billahi minasy syaithon nirrojim, dan hendaklah ia pindah dari lambungnya yang ia sedang berada di atasnya”.

Nabi Muhammad kemudian memberi petunjuk lagi dalam hadist riwayat Tirmidzi berikut ini: “Dan dari Abu Sa’id Al-Khudri, bahwasanya ia telah mendengar Nabi SAW bersabda: Apabila salah seorang kamu melihat suatu mimpi yang disukainya, maka sesungguhnya dia itu dari Allah, maka hendaknya ia mengucap ‘Alhamdulillah’ dan hendaklah ia ceritakan isi mimpi itu kepada orang lain.

Tetapi apabila ia melihat lain dari itu, dari perkara yang tidak disukainya, maka sesungguhnya dia itu dari setan, maka hendaklah ia berlindung kepada Allah dari kejahatannya, (baca sekurang-kurangnya doa ta’awudz), dan jangan ia menceritakannya kepada seseorang, sebab dia itu tidak membahayakan”.

Kenikmatan Menjadi Penduduk Surga Akhirat

Kenikmatan surga bersifat langgeng sebagaimana tersebut dalam hadist Nabi. Di dalam surga tidak ada kesusahan dan keletihan, kebosanan, maupun tidak ada usaha kerja keras. Usaha keras dan menyengsarakan sudah dilalui oleh manusia di dunia, sekarang mereka adalah kaum yang diridhoi Allah, memetik hasil yang langgeng tak terbatas waktu.

Rasulullah SAW bersabda melalui hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra:

“Diserukan oleh orang yang menyerukan, wahai penduduk surga, sesungguhnya untukmu adalah kesehatan, maka kamu tidak sakit selama-lamanya. Untuk kamu adalah kehidupan, maka kamu tidak mati selama-lamanya. Untuk kamu selalu muda, maka kamu tidak akan tua selama-lamanya. Untuk kamu selalu bersenang-senang, maka kamu tidak akan susah selama-lamanya…”

Sabda Nabi Muhammad SAW yang lain sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari Muslim melalui Abu Said Al Khudlri ra:

“Bahwa penduduk surga itu saling melihat orang yang berada di kamar atas mereka, sebagaimana kamu melihat bintang-bintang yang ada di ufuk langit timur maupun barat dikarenakan kurangnya lebihnya diantara mereka.

Para sahabat bertanya: Ya Rasul, itu adalah tempat para nabi, yang tidak akan dicapai kecuali mereka. Nabi Muhammad menjawab: Tidak! Demi Tuhan yang diriku dalam kekuasaan-Nya, mereka itu adalah (tempat untuk) laki-laki yang beriman kepada Allah dan membenarkan pada utusan”.

Sementara itu, Allah SWT berfirman dalam QS Ash Shaff ayat 12: “Dan tempat-tempat yang indah di surga yang langgeng”.

Firman Allah dalam QS Al A’raf ayat 43 berbunyi: “Dan diserukan kepada mereka, bahwa itulah surga, diwariskan kepada kamu karena apa-apa yang sudah kamu kerjakan”.

Sangat banyak ayat-ayat Al Quran yang menerangkan tentang surga yang dijanjikan Allah kepada mat manusia. Semoga artikel ini bisa menambah motivasi kehidupan Islami Anda.


Comments

Satu tanggapan untuk “Etika Muslim Beribadah dan Berperilaku di Dalam Masjid”

  1. Mengapa muslim tdk boleh bersiul di masjid?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *