Manfaat dan Kerugian Kebebasan Memilih Karakter Diri

Foto Chef Arnold Poernomo
Foto Chef Arnold Poernomo

Kita memiliki jenis kebebasan memilih di dalam masyarakat modern yang pasti belum pernah terjadi di masa sebelumnya. Kita dapat memilih identitas kita. Barry Schwartz menyatakan setiap orang lahir ke dunia dengan sebuah tas koper warisan leluhur. Warisan itu berupa ras, etnis, bangsa, agama, kelas ekonomi, dan kelas sosial.

Hal-hal di atas banyak bercerita kepada dunia mengenai siapa kita ini. Atau paling tidak, dulunya begitu. Hal ini sudah tidak diperlukan lagi. Sekarang ada kesempatan yang lebih besar untuk melampaui kelas sosial dan ekonomi yang kita warisi. Sebagian orang dari kita berupaya melepaskan agama ketika kita dilahirkan.

Kita juga bisa menerima atau menolak warisan etnis kita. Kita bisa berbangga atau justru mencemooh kebangsaan kita. Dan bahkan ras telah semakin banyak berubah. Dengan semakin banyaknya perkawinan multiras, keturunan mereka menunjukkan berbagai warna dan keadaan fisik yang membuat orang luar sulit mengidentifikasinya.

Semakin masyarakat toleran, identifikasi diri menjadi semakin fleksibel. Lebih jauh lagi, kerena kebanyakan dari kita mempunyai banyak identitas, kita bisa menonjolkan berbagai identitas tersebut dalam berbagai kondisi.

Seorang pemuda dari Jakarta yang duduk di bangku kuliah di bidang sastra Inggris, bertanya kepada dirinya sendiri ketika mereka mulai mendiskusikan suatu novel, apakah ia mengidentifikasikan dirinya sebagai orang Jawa, orang Indonesia, seorang sastrawan, seorang pria, atau seorang remaja.

Identitas tidak lebih dari sesuatu yang orang warisi dibandingkan pada masa sebelumnya. Amartya Sen telah menunjukkan bahwa manusia selalu memiliki kekuasaan untuk memilih identitas mereka. Kita dapat mengatakan tidak pada aspek identitas yang tidak kita inginkan, meski konsekuensinya buruk.

Perubahan status identitas pribadi ini merupakan kabar baik sekaligus kabar buruk. Kabar baik adalah karena hal ini membebaskan kita untuk memilih. Sedangkan kabar buruknya adalah beratnya tanggungjawab yang kita tanggung dalam memilih. Semoga artikel ini bisa memberi inspirasi untuk Anda.

Enjoy blogging, enjoy writing!


Comments

Satu tanggapan untuk “Manfaat dan Kerugian Kebebasan Memilih Karakter Diri”

  1. […] mengendalikan emosi dalam berpendapat dan berekspresi melalui artikel blog. Saya berusaha tetap mempertahankan sifat kritis yang saya miliki, namun metode penyampaiannya lebih elegan, elok, tidak membabi buta, dan memandang […]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *