Nasib Bunga Mati Muda di Tangan Tukang Kebun

Sayin' Goodnight and wishing upon stars of the garden variety - Picture taken from Google+
Sayin’ Goodnight and wishing upon stars of the garden variety – Picture taken from Google+

Pagi ini saya mengunjungi Perpustakaan Mastrip Jombang untuk mengembalikan dua buah buku yang saya pinjam minggu lalu. Malas masuk ke lantai dua perpustakaan, saya memutuskan membuka laptop di parkir area. Kebetulan disini tersedia koneksi internet gratis. Terdapat beberapa anak muda lain yang sama sibuknya berinternet ria. Saya memanfaatkan untuk memeriksa email-email yang masuk ke beberapa alamat email koleksi saya. Sedang asyik online, saya dikejutkan oleh kedatangan petugas yang membawa alat pemotong rumput dengan suaranya yang bising.

Hhhrrggh! Saya ingin mengeluh namun tidak bisa. Itu kan sudah tugasnya untuk bekerja membersihkan rumput. Sejenak saya memandang kegiatan pemotong rumput itu. Kenapa dia pilih-pilih tebang. Ada sekawanan rerumputan liar yang dibabat habis. Ada pula beberapa kuntum bunga yang dibiarkan hidup. Tapi tunggu, bunga-bunga di sudut sana malah ikutan dibabat juga. Apakah dia sudah memberikan keadilan bagi kehidupan bunga? Saya hanya bisa bergumam dalam hati terkait ketidaknyamanan ini.

Sudahlah, mungkin Tuhan sudah mentakdirkan bunga itu harus mati muda di tangan tukang kebun. Ada sedikit ilham yang terlintas di benak saya. Setiap manusia memiliki kebun pemikiran. Disanalah tempat berkembangnya wawasan sekaligus tempat pengambilan keputusan. Tak jarang kita harus membuang jauh-jauh pemikiran kotor yang tidak mendukung tercapainya tujuan dan mampu memberikan keadilan hidup. Kita harus bisa memilih bunga pemikiran mana yang dipertahankan sebagai hiasan kebun hati.

Bahkan bunga yang kita gadang-gadang akan tumbuh dengan kelopak indah malah bisa menjadi rumput liar tempat persembunyian ular berbisa. Sebaliknya, kita kadang asal menanam rumput liar di belakang rumah namun keindahannya tidak kalah menarik dibanding taman di teras rumah. Hidup sangat tidak bisa diprediksi. Semoga terinspirasi. Enjoy blogging, enjoy writing!


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *