Plus Minus Mengikuti Kontes SEO Blogging di Indonesia

bagaimana menentukan pilihan terbaik dalam hidup
bagaimana menentukan pilihan terbaik dalam hidup

Hallo kawan-kawan blogger pembaca The Jombang Taste! Dunia blogging Indonesia diramaikan kehadiran beragam kontes SEO sejak beberapa tahun yang lalu. Meski saat ini intensitas kontes SEO sudah berkurang, berbagai perusahaan komersil tingkat lokal hingga internasional masih banyak yang tertarik memasarkan brand mereka melalui geliat aktifitas para blogger. Menjamurnya kontes SEO juga menghadirkan lahan pekerjaaan baru sebagai Event Organizer (EO) Kontes Ngeblog.

Tidak bisa kita pungkiri saat ini internet telah menyita sebagian besar waktu yang dimiliki manusia. Era digital sudah tidak lagi berpusat pada tayangan televisi. Internet mampu mengendalikan apa yang televisi beritakan, apa yang radio suarakan, bahkan menjadi bahan penulisan artikel surat kabar dan media cetak lainnya. Singkat kata, era informasi menempatkan internet sebagai pusat interaksi manusia satu dengan yang lain dari berbagai belahan dunia.

Menyadari pentingnya internet bagi perkembangan sebuah brand, maka para marketer melirik kontes SEO sebagai media promosi yang ampuh dalam memperkenalkan produk mereka ke masyarakat. Nama yang dipakai pun bermacam-macam. Misalnya: v, kontes semi-SEO, kontes menulis, kontes review, kontes ngeblog, kontes blogging, dan lain-lain. Dua buah merek yang sedang head to head di pasar sangat mungkin bersaing juga dalam hasil pencarian mesin pencari (search engine).

Pekerjaan Spekulatif Blogger

Saya memandang trend kontes SEO ini tak ubahnya speculative work (pekerjaan spekulatif) yang dilakukan oleh blogger Indonesia. Mengapa saya katakan spekulatif? Boleh jadi panitia kontes SEO membuat aturan tertulis yang secara jelas memuat kriteria-kriteria tertentu untuk menjadi pemenang. Kalau tidak boleh saya katakan berjudi, pada dasarnya pekerjaan ini untung-untungan. Para blogger bekerja untuk hasil yang belum tentu akan mereka dapatkan.

Masalahnya adalah ketika menjadi peserta kontes ngeblog maka seorang blogger harus mematuhi seabrek persyaratan yang menghasilkan beragam PR baru. Sebut saja: harus me-like Facebook fans page, mem-follow akun Twitter, memasang banner di sidebar blog, memberi backlink ke website perusahaan dalam jumlah tertentu (biasanya minimal dua buah) dengan anchor text tertentu, mensubmit link artikel di Twitter dengan melakukan mention akun Twitter mereka, dan lain-lain.

Apakah saya anti mengikuti kontes menulis di internet? Tidak. Saya pernah mengikuti beberapa kontes ngeblog, baik SEO maupun semi SEO. Ada yang menang sebagai juara pertama, ada pula yang gagal total. Namun dari semua jenis kontes ngeblog yang pernah saya ikuti, saya sangat mengapresiasi kontes blogging yang penilaiannya bukan sekedar pada SERP. Panitia kontes blogging hendaknya memperhatikan aspek kemampuan menulis para blogger sehingga artikel yang dipromosikan bisa memberi nilai dan manfaat bagi pembacanya.

Menyakiti Optimasi Website

Kebiasaan yang dilakukan setiap blogger ketika membuat website adalah memilih judul dan tagline blog tertentu sesuai kategori website. Judul tersebut umumnya dipakai dalam jangka waktu yang panjang. Celakanya, ketika mengikuti kontes SEO, kebanyakan blogger akan mengubah nama blog mereka sesuai keyword yang diperlombakan. Bisa kita tebak hasilnya. Selain bisa membuat pengunjung setia mereka kabur, hal ini terkesan plin-plan.

Bulan ini mungkin saja judul blog tersebut ‘Blog Motivasi dan Pengembangan Diri’. Bulan berikutnya sudah berganti judul menjadi ‘Sepeda Motor Murah Meriah Asyik Dipakai Ngebut’. Lalu bulan kelima judul blog berubah lagi menjadi ‘Hape Tercanggih Yang Dilengkapi Kulkas Dua Pintu’. Bulan ketujuh ganti lagi judul blog menjadi ‘Susu Paling Sehat Alami Langsung Dari Kandang Sapi’. Langkah selanjutnya adalah memberi backlink sebanyak-banyaknya dari berbagi situs tak dikenal. Alamak!

Tahukah Anda bahwa terlalu sering mengubah judul dan tagline blog bisa ‘menyakiti’ proses optimasi web? Dalam sejumlah artikel yang diterbitkan Sitepronews, komunitas web developer, bahkan Panduan Google Webmaster sendiri, dikatakan menjamurnya kontes SEO di Indonesia dinilai tidak sesuai dengan kaidah yang dibuat Google. Ujung-ujungnya, website peserta kontes ngeblog akan terkena penalty karena over optimasi. Penalty Google bisa menjadi malapetaka baru bila memang blogger yang bersangkutan menekuni profesi bisnis online.

Bagaimana dengan pengalaman Anda ketika mengikuti kontes SEO di Indonesia? Apakah pernah menang kontes ngeblog? Atau bahkan terkena penalty dari Google? Silakan berbagi pengalaman di kolom komentar.