Saya menghadiri acara Seminar Guru TPQ pada Minggu, 10 Juni 2018 kemarin. Acara tersebut dilaksanakan oleh Yayasan Belajar Membaca Al -Quran (BMQ) At-Tartil di Masjid Darussalam Mojoduwur Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang. Tema yang diambil oleh panitia pelaksana adalah standarisasi guru Quran. Acara tersebut dihadiri oleh 30 orang ustadz dan ustadzah atau guru mengaji se-Kecamatan Mojowarno. Acara berlangsung mulai pukul setengah sembilan pagi dan berakhir pukul dua belas siang. Meskipun sedang menjalankan ibadah puasa, para peserta kegiatan terlihat antusias mengikuti acara dari awal sampai akhir.
Seminar dibuka oleh sambutan dari Ustadzah Fauziah Adnan selaku Ketua Yayasan BMQ At-Tartil Kantor Cabang. Beliau mengungkapkan betapa pentingnya standarisasi bagi guru-guru mengaji di Indonesia, khususnya Kabupaten Jombang. Beliau mencontohkan pengalaman pribadi sebagai Bu Nyai Kampung yang sudah mahir membaca Al-Quran sejak kecil. Dibalik kepandaiannya membaca Al-Quran sejak muda, ternyata beliau mengaku kesulitan belajar membaca Al-Quran yang baik dan benar. Melalui BMQ At-Tartil inilah, Ustadzah Fauziah belajar lagi dari awal dasar-dasar ilmu membaca Al-Quran hingga menjadi lebih baik. Ustadzah Fauziah dalam kesempatan ini membuka secara resmi pendaftaran PGPQ Intensif angkatan baru.
Usai sambutan dari Ustadzah Fauziah, acara dilanjutkan dengan pemberian motivasi guru mengaji oleh Ustadz Muhammad Irmawan. Ustadz Irmawan membuka ucapan dengan melakukan icebreaking kepada para hadirin. Gelak-tawa memecah suasana hening puasa saat ada peserta gagal melakukan instruksi dengan benar. Pembicaraan selanjutnya mengarah ke pembahasan yang serius. Ustadz Irmawan mengungkapkan bahwa ada tiga tahap mempelajari Al-Quran, yaitu:
1. Mengenal bacaan dengan lisan
2. Mengenal terjemah (tafsir) dengan akal
3. Mempraktekkan isi Al-Quran (hidayah) dengan praktek.
Gaya penyampaian Ustadz Irmawan penuh semangat seperti biasanya. Suaranya tetap menggelegar seperti halilintar yang membangunkan orang di tidur siangnya. Saya teringat kembali momen enam tahun silam ketika tahun 2012 saya mulai belajar membaca Al-Quran melalui Pendidikan Guru Pengajar Al-Quran (PGPQ) Intensif. Para pengajar waktu itu adalah Ustadz Irmawan, Ustadz Hadi, Ustadzah Eila, Ustadzah Fauziah, Ustadz Hariri, Ustadzah Bai’ dan beberapa mentor At-Tartil lain. Alhamdulillah PGPQ Intensif selama setahun telah banyak membantu saya mengenal Al-Quran. Pada tahun 2013 saya mengikuti wisuda PGPQ Angkatan ke-16 di Sidoarjo. Saya tidak menyangka, berkat PGPQ Intensif BMQ At-Tartil saya telah melalui banyak pengalaman berharga dalam hidup.
Sesi terakhir seminar guru mengaji diisi oleh Ustadz Muhammad Solikul Hadi. Ustadz Hadi mengajarkan cara membaca Al-Quran dengan irama Hijaz. Inilah bagian paling menarik dalam kegiatan hari ini. Suara indah Ustadz Hadi memberikan contoh nadhom Hijaz yang benar. Kalau didengarkan secara sepintas lalu, latihan irama Hijaz ini mirip latihan vokal penyanyi dangdut. Suara rendah, suara meliuk-liuk, dan suara tinggi menyatu dalam ayat-ayat Al-Quran. Saya tertantang untuk mempelajari nadhom Hijaz secara sempurna. Selama ini saya sudah cukup puas dengan irama nahawan yang saya gunakan untuk tadarus subuh menjelang waktu imsak. Kini saya mempunyai pilihan irama lain untuk lebih memberikan semangat dalam bertadarus di masjid.
Saya sengaja merekam latihan irama Hijaz yang disampaikan oleh Ustadz Hadi melalui smartphone. HP saya tidak berhenti memvideokan tutorial lagu hijaz ini dari awal sampai akhir. Alhasil, HP saya kehabisan memori. Setelah berhasil merekam, saya harus berjuang untuk mengupload video tersebut ke akun Youtube saya. Saya ingin video pembelajaran irama hijaz ini bisa dinikmati pula oleh kawan-kawan guru mengaji seperjuangan. Anda pun bisa menyimak video berlatih membaca Al-Quran dengan irama Hijaz seperti dalam seri video di bawah ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda. Jika Anda memiliki pengalaman serupa dengan saya, jangan ragu untuk berkomentar pada kolom di bawah ini.
Tinggalkan Balasan