Menumbuhkan Cinta Budaya Jawa Melalui Kostum Ludruk Jombangan

Sholawat Seribu Rebana dan Musik Patrol di Hari Lahir UNHASY Tebuireng ke-49
Sholawat Seribu Rebana dan Musik Patrol di Hari Lahir UNHASY Tebuireng ke-49

Apa kabar sobat blogger Jombang? Anda bertemu lagi dengan artikel seni budaya Jawa Timur bersama The Jombang Taste. Salah satu kendala pemahaman musik daerah melalui bahasa daerah setempat adalah masih banyaknya syair atau tembang yang menggunakan bahasa verbal. Keadaan ini menyebabkan penikmat seni memerlukan tahapan lagi agar dapat memahami maksud dari bahasa daerah tersebut. Lalu, bagaimana cara menumbuhkan rasa cinta terhadap seni drama Ludruk, khususnya bagi generasi muda?

Kondisi masyarakat sekarang justru menjadi bertambah rumit karena banyak anggota masyarakat yang kurang peduli dan kurang bisa berbahasa daerah. Masyarakat lebih suka dan bangga berbahasa asing karena menurut mereka bahasa asing mewakili semangat modernisasi. Kalaupun masyarakat bisa berbahasa daerah, maka itupun cenderung hanya pada bagian-bagian tertentu saja. Hal ini sedikit banyak berpengaruh terhadap kehidupan seni musik daerah mengingat bahasa daerah mendominasi syair-syair yang digunakan dalam lagu-lagu musik daerah.

Kostum merupakan bagian dari unsur non musikalitas yang berpotensi besar dalam membantu audien untuk mengetahui identitas suatu bentuk musik daerah. Dengan melihat kostum yang dikenakan oleh seniman daerah, maka seorang audien dapat menebak asal musik daerah yang bersangkutan. Dalam sebuah penyajian musik daerah, kostum dapat menambah keindahan penyajian musik. Bukan hanya enak untuk di dengarkan, melainkan enak juga untuk dipandang. Sehingga penyajian seni musik daerah merupakan perpaduan antara ketajaman audio dengan keserasian visual.

Berdasarkan keadaan di atas, keberadaan kostum dapat digunakan untuk mengetahui begitu beragamnya unsur-unsur yang terdapat dalam musik daerah, termasuk dalam pementasan seni drama Ludruk. Unsur-unsur didalam pementasan seni ludruk terbagi menjadi dua, yaitu unsur musikal dan non musikal. Unsur musikal adalah unsur-unsur yang secara langsung berhubungan dengan masalah harmonisasi lagu yang disajikan dalam pementasan seni ludruk. Unsur-unsur yang termasuk dalam wilayah ini antara lain nada, tempo, warna nada, melodi, dinamika, dan harmoni.

Sedangkan unsur non musikalitas, meskipun tidak secara langsung berhubungan dengan harmonisasi, namun kehadirannya dalam sebuah penyajian sangat diperlukan. Unsur non musikalitas tersebut yang utama adalah kostum seniman atau pemain ludruk. Bagaimanapun juga, tampilan kasat mata berpengaruh besar dalam penilaian keindahan suatu sajian seni. Seniman ludruk perlu berkreasi menggunakan kostum kreatif sekaligus bercirikan kebudayaan daerah tersebut.

Unsur musikalitas dan non musikalitas saling berhubungan untuk menghadirkan keindahan dalam penyajian musik dan drama ludruk Jombang yang enak untuk didengar dan dipandang. Kekuatan musik daerah Jombang dalam mempengaruhi kehidupan masyarakat tidak diragukan. Hampir setiap suku yang hidup di daerah Indonesia membentuk musik daerah. Kehidupan musik dan drama Ludruk Jombangan menyatu dengan pola hidup masyarakat Jombang. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, musik daerah dapat berfungsi sebagai hiburan sekaligus sarana upacara ritual.

Dewasa ini perkembangan dan kemajuan jaman menimbulkan dampak yang cukup signifikan terhadap keberadaan seni musik daerah. Di satu sisi ada beberapa bentuk seni musik daerah yang masih hidup dan berkembang. Namun di sisi yang lain banyak pula bentuk seni musik daerah yang tergeser kedudukannya, atau bahkan kelanjutan hidupnya masih merupakan tanda tanya. Keberadaannya seperti hidup segan, mati tak mau. Seni Ludruk pun demikian. Saat ini makin jarang kita saksikan pertunjukan seni ludruk dalam hajatan warga Jombang. Hal ini berbeda jauh dengan tahun 90-an lalu saat seni ludruk populer di masyarakat.

Melihat fenomena yang saat ini terjadi, kehadiran mata pelajaran seni dan budaya di sekolah diharapkan dapat membantu eksistensi seni musik daerah. Meskipun belum sepenuhnya tujuan penumbuhan cinta budaya Jombangan tercapai, kita harus selalu optimis terhadap upaya penyegaran seni Ludruk di kalangan generasi muda. Pemerintah Kabupaten Jombang menunjukkan kepeduliannya dengan menyelenggarakan Festival Ludruk secara rutin setiap tahun. Semoga makin banyak anak muda menyukai seni pertunjukan ludruk.


Comments

10 tanggapan untuk “Menumbuhkan Cinta Budaya Jawa Melalui Kostum Ludruk Jombangan”

  1. […] Menumbuhkan Cinta Budaya Jawa Melalui Kostum Ludruk Jombangan […]

  2. […] penanggalan Jawa maupun penanggalan Masehi. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan Anda terkait budaya Jawa. Sampai jumpa dalam artikel The Jombang Taste […]

  3. Foto di atas diambil waktu mas Agus ikut kegiatan apa?

  4. […] terlahir di lingkungan keluarga yang sangat kental menjalankan budaya Jawa. Upacara tradisi Jawa dilaksanakan di keluarga besar saya mulai bancakan kenduren kelahiran, […]

  5. Avatar Kabar Jombang
    Kabar Jombang

    Mari kita lestarikan budaya jombang.

  6. Avatar Rajendra
    Rajendra

    Setahuku kostum seniman ludruk tidak terlalu istimewa hanya begitu-begitu saja.

  7. Avatar Yaya Usman
    Yaya Usman

    Jombang kota yang indah dan ramah.

  8. Arek jaman sakiki gak kenal ludruk.

  9. […] sejak lama dan mempengaruhi berkembangnya kebudayaan di seluruh provinsi jawa timur. Dua jenis kebudayaan masyarakat Jombang yang berkembang dan cukup dikenal banyak orang adalah tari remo dan kesenian ludruk. Tahukah anda […]

  10. Berapa harga sewa satu grup ludruk?

Tinggalkan Balasan ke Nanda Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *