Halo sobat blogger Jombang! Sudah sangat sering terdengar keluhan yang ditujukan kepada pengunjung taman nasional, taman wisata dan hutan rekreasi. Keluhan datang dari petugas kawasan-kawasan konservasi alam itu, dari pengamat masalah lingkungan, bahkan dari sesama penjelajah alam. Sampah plastik, kaleng minuman, kaleng makanan dan pecahan botol dibiarkan bertebaran di kawasan konservasi alam. Bagaimanakah tips berlibur yang tepat, aman dan tidak membahayakan diri?
Tips liburan pertama adalah jangan merusak apapun di tempat berlibur. The Jombang Taste menjumpai juga adanya batang pohon digoresi nama sekolah, nama kelompok musik. Batu dan gua alam dicoreti nama kelompok remaja atau sekadar pesan iseng. Beberapa peristiwa kebakaran di kawasan taman nasional dan hutan rekreasi diduga keras bermula dari sisa api unggun atau dari puntung rokok yang dibuang sembarangan. Begitu banyak kecelakaan besar bermula dari kecerobohan kecil wisatawan di tempat wisata.
Menipisnya beberapa jenis flora dari kawasan konservasi alam ternyata akibat ulah manusia. Anggrek hutan, pinang merah dan bunga edelweis sering lenyap dari tempat tumbuhnya, berpindah ke rumah para penjelajah alam. The Jombang Taste mengamati bahwa sudah banyak tumbuhan endemik dikomersilkan sehingga berpindah dari habitat aslinya. Aktifitas pemindahan tersebut bisa dilakukan oleh backpacker maupun perusahaan.
Ada pula yang menikmati liburan di kawasan konservasi alam sambil berburu. Kupu-kupu dijaring untuk koleksi, burung ditembak atau dikatapel. Padahal hanya di hutan buru orang boleh menangkap burung atau menembak celeng. Itu pun dengan berbagai ketentuan yang ketat agar kelestarian alam tetap terjaga. Sebagai warga negara yang bijak, para wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata alam harus menjaga keasrian obyek wisata.
Taman nasional, taman wisata dan hutan rekreasi yang memiliki wilayah pantai dan laut juga tak luput dari tangan-tangan jahil. Terumbu karang dirusak, kerang, siput dan bintang laut dibawa pulang sebagai makhluk lucu dari laut.
Tips Berkemah Aman
Berikut ini beberapa tips berkemah secara aman di tempat wisata alam. Mengunjungi taman nasional, menjelajah alam atau mendaki gunung memang memerlukan berbagai persiapan khusus. Perlengkapan pakaian harus memadai. Perlu membawa jas hujan, kompor gas kecil, lentera, makanan yang cukup, obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan. Peta dan kompas sangat perlu untuk penjelajahan di kawasan alam yang luas dan belum kembali.
Demikian pula bekal pengetahuan tentang cara bertahan hidup dalam keadaan darurat di alam bebas. Banyak buku-buku khusus tentang perkemahan, penjelajahan alam dan pendakian gunung membahasnya secara luas dan lengkap. Tapi bagi upaya pelestarian alam, yang paling penting adalah bagaimana agar manusia yang datang menjenguk alam dapat lebih akrab dengan alam tanpa mengusiknya.
Berbagai kegiatan di alam bebas seperti berkemah, menjelajah hutan, mengarungi sungai atau mendaki gunung diharapkan dapat memupuk cinta Tanah Air dan meningkatkan kesadaran melestarikan alam. Beberapa pesan berikut ini kiranya perlu dicamkan oleh setiap orang yang akan mengunjungi taman nasional atau kawasan konservasi alam lainnya.
Hindari Hal Ini
Tips berlibur aman berikutnya adalah pahami larangan-larangan yang ada. Jangan gaduh. Jagalah ketenangan alam. Jangan membuat satwa penghuni alam terkejut atau bersembunyi ketakutan. Jangan membuang sampah sembarangan. Sampah sisa makanan dapat mencelakakan satwa hutan. Sampah padat harus dimasukkan kembali ke ransel dan dibawa pulang. Sampah yang mudah hancur sebaiknya dipendam dalam tanah. Jangan membuang sampah ke sungai atau mata air.
Kiat aman berlibur tanpa terkena jerat hukum adalah jangan menebang pohon atau merusak semak belukar. Jangan petik tumbuhan apa pun. Anggrek yang menempel di batang pohon dan rumpun bunga edelweis di gunung bukan untuk dijadikan oleh-oleh pulang dari alam bebas. Pemerintah punya undang-undang yang mengatur kelestarian alam. Jika Anda melanggar, tentu Anda akan ditindak sesuai jenis pelanggaran.
Jangan menggoresi atau mengukiri batang pohon dan mencoret-coret batu-batuan. Kebiasaan buruk mencoreti halte bus atau tembok gedung di kota jangan dibawa masuk kawasan konservasi alam. Selain itu, tips berlibur yang aman berikutnya adalah jangan membunuh apa pun di kawasan konservasi. Burung di hutan yang kicaunya merupakan musik alam yang merdu bukan untuk diburu dan dijadikan hidangan di perkemahan.
Ingat! Jangan membuat api dengan bahan bakar kayu. Jangan membuang puntung api sembarangan. Kayu untuk api unggun perkemahan harus dibawa dari luar kawasan konservasi. Sebelum meninggalkan perkemahan, jangan iupa mernadamkan semua sisa bara api. Liburan aman dan bertanggungjawab tidak akan meninggalkan masalah baru di kemudian hari.
Patuhi Peraturan
Berikutnnya, tips liburan aman bersama The Jombang Taste adalah sebelum memasuki setiap kawasan konservasi alam, perhatikanlah segala petunjuk, ketentuan dan larangan yang berlaku. Usahakan melengkapi diri dengan berbagai informasi terbaru dari Departemen Kehutanan yang memang menangani perlindungan huIan dan pelestarian alam. Di departemen ini terdapat direktorat khusus yang mengurusi taman nasional dan hutan rekreasi.
Informasi terbaru sangat perlu karena bisa saja pada saat-saat tertentu suatu kawasan konservasi alam dinyatakan tertutup untuk umum. Atau ada pula karena pertimbangan khusus kunjungan ke kawasan konservasi memerlukan izin khusus pula.
Taman nasional, cagar alam dan hutan wisata adalah kawasan konservasi alam milik bangsa. Seluruh kekayaan flora dan fauna di dalamnya adalah milik bangsa. Tapi milik bersama itu bukan untuk dibagi-bagi, apalagi dirusak, melainkan harus dijaga dan dilestarikan.
Kawasan konservasi alam itu ada yang sangat luas. Taman Nasional Kerinci Seblat misalnya, luasnya hampir 1,5 juta ha dan dihuni satwa besar seperti harimau dan badak. Ada pula yang sangat sempit seperti cagar alam Depok di pinggir Jakarta. Luasnya hanya 6 ha dan dihuni satwa-satwa kecil seperti burung kepodang, murai, kera dan beberapa jenis ular. Tapi keduanya sama berharga, sama-sama harus dijaga dan dilestarikan.
Semoga setelah menjenguk taman-taman nasional dan kawasan konservasi alam lainnya kaum muda lebih mencintai alam negerinya. Demikian tips singkat berlibur yang aman bersama The Jombang Taste. Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat untuk Anda.
Referensi:
———–. 1990. Bunga Nasional dan Maskot Flora-Fauna Daerah. Jakarta: Kantor Menteri Negara Kelestarian Lingkungan Hidup.
Gradwohl, Judith dan Russell Greenberg. 1991. Menyelamatkan Hutan Tropika. Jakarta: Balai Pustaka
Hadisepoetro, Soebagjo. 1991. Sistem Taman Nasional dan Rekreasi di Indonesia. Disampaikan pada Konferensi PATA ke-40 di Bali.
———–. 1991. Sekilas Tentang Konservasi Alam dan Pemanfaatan Hutan Secara Lestari. Jakarta : Departemen Kehutanan.
Tim Penyusun Kamus Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tinggalkan Balasan