Penurunan Kualitas Lomba Karnaval Agustusan Antar Desa di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Jombang Tahun 2017

ondel-ondel-jakarta-yang-ganteng
Karnaval budaya Betawi berupa topeng ondel-ondel-jakarta-yang-ganteng

Karnaval Agustus seharusnya mampu menjadi pengingat yang bagus untuk setiap warga Indonesia yang terlibat di dalamnya agar lebih mencintai budaya Nusantara. Karnaval budaya idealnya mampu mencirikan keunikan budaya daerah masing-masing. Namun dalam perkembangannya, lomba karnaval peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia menjadi ajang hura-hura para remaja agar mendapat perhatian dari orang-orang di sekitarnya.

Terdapat sejumlah kegiatan karnaval budaya Jombangan yang dilaksanakan masyarakat di sekitar tempat tinggal penulis. Pada umumnya, kegiatan-kegiatan tersebut berusaha memotret keragaman budaya Jombang sebagai kota santri sekaligus asal-usul kelahiran seni tradisional ludruk. Namun sangat disayangkan, hampir semua kegiatan karnaval diwarnai dengan jenis pawai yang tidak mendidik bagi masyarakat berupa aksi remaja berpakaian serba hitam yang menarik tidak sopan dengan iringan musik menghentak yang diangkut sebuah truk.

Karnaval Bareng

Pemerintah Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang melaksanakan lomba karnaval pada Sabtu, 19 Agustus 2017. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara maraton. Karnaval pagi hari dilaksanakan untuk kategori pelajar TK, SD, SMP, dan SMA. Sedangkan pelaksanaan lomba karnaval untuk kategori umum diikuti oleh desa-desa di Kecamatan Bareng mulai dari siang hari hingga sore. Penampilan peserta karnaval dari kategori umum diwarnai aksi kuda lumping, kostum kreatif hingga segerombolan remaja berkostum transgender yang menari bersama. Beberapa aksi mereka menimbulkan tawuran antar sesama peserta karnaval budaya Jombangan.

Karnaval Kecamatan Bareng mengambil rute sepanjang jalan raya dari kawasan Dusun Jlopo hingga lapangan SDN Banjaragung. Berdasarkan pengamatan penulis, kegiatan karnaval di Kecamatan Bareng berlangsung monoton karena sebagian besar peserta pawai menampilkan kostum yang sama. Musik patrol dan seni bantengan banyak dijumpai dalam karnaval ini. Dari semua jenis kostum yang digunakan peserta, model pakaian anak jalanan mendominasi sebagian besar pandangan mata. Hanya sedikit peserta yang bersedia memakai pakaian adat dari daerah-daerah di Indonesia.

Contoh alat musik tradisional Jawa berupa patrol tradisional kenthongan
Contoh alat musik tradisional Jawa berupa patrol tradisional kenthongan

Karnaval Ngoro

Pemerintah Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang menggelar lomba karnaval pada Sabtu, 26 Agustus 2017. Sama seperti halnya Kecamatan Bareng, Kecamatan Ngoro melaksanakan lomba karnaval Peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan membagi menjadi beberapa kategori. Kategori pelajar memperlombakan peserta pawai budaya Jombang untuk para peserta dari tingkat TK, SD, SMP, dan SMA. Sedangkan kategori umum memperlombakan pawai budaya Jombang yang pesertanya berasal dari masyarakat desa-desa di wilayah Kecamatan Ngoro.

Pada umumnya, jenis tampilan peserta lomba karnaval di Kecamatan Ngoro tahun 2017 tidak jauh berbeda dengan kreasi peserta karnaval dari Kecamatan Bareng. Hanya saja, peserta karnaval di Ngoro Jombang memiliki inovasi yang lebih baik. Hal tersebut tampak pada kehadiran seniman Cosplay, pengrajin batik Jombangan, dan kreasi patung ogoh-ogoh berukuran raksasa yang tidak dijumpai di wilayah lain di Kabupaten Jombang. Lomba Karnaval Agustusan di Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang tahun 2017 berlangsung hingga pukul lima sore karena jumlah peserta yang banyak.

Karnaval Mojowarno

Pemerintah Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang melaksanakan lomba karnaval Agustusan paling akhir, yaitu pada Rabu, 30 Agustus 2017, hanya selang sehari sebelum pelaksanaan takbir Idul Adha. Pawai Budaya Jombangan dilaksanakan di Kecamatan Mojowarno sejak siang hari hingga malam hari. Berbeda dengan Kecamatan Bareng dan Kecamatan Ngoro yang melaksanakan lomba karnaval untuk anak sekolah bersamaan harinya dengan lomba karnaval untuk masyarakat umum, Kecamatan Mojowarno melaksanakan lomba karnaval secara terpisah.

Lomba karnaval untuk pelajar PAUD dan TK/RA di Kecamatan Mojowarno telah dilaksanakan jauh hari sebelumnya. Sementara itu, pelajar dari jenjang SD, SMP dan SMA dikoordinasi oleh Pemerintah Desa di wilayah Kecamatan Mojowarno untuk bergabung dalam kelompok karnaval desa masing-masing. Hasilnya adalah sebuah gelaran karnaval budaya Jombangan yang menarik. Kolaborasi kreatifitas pelajar dan seniman desa menghasilkan sajian pawai yang unik dan meriah. Para pelajar berbaur dengan masyarakat desa sekitar sekolah mereka dalam merayakan kemerdekaan Indonesia ke-72.

Meski masih dijumpai beberapa kelompok karnaval yang menampilkan musik hura-hura khas anak jalanan, karnaval Kecamatan Mojowarno tahun 2017 lebih banyak didominasi penampilan pakaian adat dari daerah-daerah di Nusantara. Jumlah peserta karnaval Mojowarno tahun ini membludak. Pawai budaya Jombangan di Mojowarno dimulai pukul satu siang dan berakhir jelang pukul tujuh malam. Jalan raya sepanjang Mojowarno, Mojojejer, Selorejo, Menganto, hingga Catakgayam mengalami kemacetan parah selama pawai berlangsung. Untungnya, tidak ditemukan pelanggaran serius oleh peserta karnaval Mojowarno tahun 2017.

Kesuksesan pawai budaya Jombang di Kecamatan Mojowarno tahun 2017 tak terlepas dari sistem reward and punishment yang diterapkan pihak panitia. Setiap desa di wilayah Kecamatan Mojowarno mendapat suntikan modal dua juta rupiah dari panitia pelaksana agar setiap desa bisa mengikuti lomba karnaval Agustusan. Sebalikanya, denda sebesar tiga juta rupiah dibebankan kepada desa yang tidak mengirimkan warganya untuk mengikuti karnaval Agustusan di Kecamatan Mojowarno.

Secara umum, lomba karnaval di bulan Agustus dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2017 masih identik dengan kegiatan hura-hura. Para remaja enggan memakai baju adat Nusantara dan mereka lebih suka berpenampilan layaknya seniman jalanan yang berpakaian serba hitam, muka lusuh, dan doyan berjingkrak-jingkrak mengikuti irama musik koplo. Koleksi busana adat dari daerah-daerah di Nusantara pada umumnya digunakan oleh para peserta dari kelompok usia desawa. Rendahnya minat remaja memakai baju adat asli Indonesia perlu mendapat perhatian dari segenap elemen masyarakat agar tidak mengikis kebanggaan mereka pada budaya Nusantara.


Comments

7 tanggapan untuk “Penurunan Kualitas Lomba Karnaval Agustusan Antar Desa di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Jombang Tahun 2017”

  1. Avatar Idham Dahlan
    Idham Dahlan

    Boleh bergaya asal tetap mematuhi norma-norma.

  2. Avatar Karta Miharja
    Karta Miharja

    Kids jaman now pengen ngetop tapi males mikir.

  3. kalo malas berkreasi biasanya karena nggak ada dukungan dana. maklum, masyarakat pedesaan masih mengukur segala sesuatu dari uang.

  4. Avatar Kang Andi
    Kang Andi

    Sesama muslim adalah saudara. Mari saling memahami.

  5. Selamat datang di akhir jaman. Semua serba edan.

  6. Avatar Kowitz
    Kowitz

    Kebanyakan gaya minim kreasi.

  7. […] Karnaval Kecamatan Mojowarno telah digelar hari ini Kamis, 30 Agustus 2018. Pawai berawal dari Lapangan Kecamatan Mojowarno dan berakhir di depan jalan raya SDN Selorejo. Panasnya siang hari tidak menyurutkan langkah para peserta untuk melakukan pawai. Saya tidak ambil bagian dalam gelaran karnaval tahun ini. Cukup tahun kemarin saja saya merasakan lelah yang luar biasa di acara sejenis. Kali ini para guru tidak berpartisipasi dalam karnaval untuk mewakili lembaga. Mereka berbaur dengan tim pawai dari desa masing-masing. […]

Tinggalkan Balasan ke Idham Dahlan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *