Upacara Pelet Kandhung Wanita Hamil Adat Madura di Bangkalan dan Sampang

Peringatan Hari Kartini Memakai Pakaian Adat Jawa di SDN Latsari Mojowarno Jombang Tahun 2017
Peringatan Hari Kartini Memakai Pakaian Adat Jawa di SDN Latsari Mojowarno Jombang Tahun 2017

Upacara pelet kandhung merupakan upacara adat suku Madura untuk memperingati kehamilan wanita usia 7 bulan. Upacara Ini diadakan secara meriah hanya pada saat seorang perempuan mengalami masa kehamilan untuk pertama kali. Sedangkan pada masa kehamilan yang kedua ketiga dan seterusnya upacara pelet kandhung tetap diadakan namun tidak semeriah upacara pada saat mengalami kehamilan untuk pertama kalinya.

Terdapat 5 tahap dalam upacara adat Madura pelet kandung. Langkah-langkah tersebut adalah tahap pertama pelet kandung atau pijat perut kemudian dilanjutkan penyebaran ayam langka. Langkah ketiga adalah penginjakan kelapa muda dan telur. Selanjutnya pada tahap keempat yaitu pemandian dan langkah terakhir yaitu orasol atau kenduri.

Upacara pelet kandung yang dilaksanakan oleh warga suku Madura di pulau Madura secara tertutup. Tahap pertama pelet kandung sampai tahap ketiga yaitu penginjakan kelapa muda dan telur dilakukan di dalam kamar orang yang sedang mengandung. Untuk tahap keempat upacara pelet kandung dilakukan di kamar mandi atau di halaman belakang rumah.

Seluruh rangkaian upacara ini biasanya dilakukan pada bulan purnama setelah sholat Isya dengan pertimbangan bahwa bulan purnama adalah malam yang dirahmati Tuhan Yang Maha Esa dan para peserta upacara telah terlepas dari rutinitas keseharian. Upacara ini sering dilakukan oleh masyarakat Madura yang tinggal di daerah Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang.

Menurut Jodi Kurniadi (2017) upacara adat pelet kandung di Madura dipimpin oleh seorang dukun bayi atau dukun beranak dan dibantu oleh seorang nenek dari perempuan hamil yang sedang diberikan upacara ritual Madura. Sedangkan acara kenduri dilaksanakan di ruang tamu dan dipimpin oleh seorang Kyai atau ulama setempat.

Keluarga besar turut terlibat dalam upacara balok gantung di Madura. Mereka adalah ayah, ibu serta sanak kerabat dari perempuan yang hamil maupun orang tua dan sanak kerabat dari pihak suami.

Gambar Manusia Meditasi Yoga di Tepi Danau pada sore hari.
Gambar Manusia Meditasi Yoga di Tepi Danau pada sore hari.

Upacara adat pelet kandung dilakukan oleh warga suku Madura dengan diwarnai budaya Islami. Upacara adat ini diawali dengan pembacaan ayat-ayat al-quran yaitu Surat Maryam dan surat Yusuf oleh para undangan laki-laki yang dipimpin oleh seorang Kyai.

Kemudian di dalam bilik perempuan yang mengandung mulai dilaksanakan pelet kandung atau memijat bagian perut perempuan dengan menggunakan minyak kelapa. Hal ini bermaksud untuk mengatur posisi bayi didalam kandungan. Proses ini dilakukan secara bergantian oleh kerabat perempuan yang hamil dengan memanjatkan doa dan harapan agar si perempuan beserta bayi yang dikandungnya selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Langkah kedua dalam upacara adat di Madura ini adalah perempuan yang hamil diharuskan menyepak seekor ayam yang telah diikat pada salah satu kaki tempat tidur hingga ayam tersebut kesakitan dan berbunyi keok. Selanjutnya perempuan hamil itu diselimuti dengan kain putih dan diminta untuk menginjak sebutir kelapa muda dengan kaki kanan dan menginjak telur mentah dengan kaki kiri.

Apabila telur berhasil dipecahkan maka bayi yang dikandung diramalkan akan berjenis kelamin laki-laki. Namun apabila telur tidak berhasil dipecahkan saat digelindingkan dari perut perempuan hamil itu maka saat telur pecah orang-orang yang ada di ruangan itu serentak berucap “jebing-jebing” yang mengandung makna bahwa kelak bayi yang dikandung diramalkan akan berjenis kelamin perempuan.

Memilih baju hamil yang tepat untuk aktifitas olahraga luar ruangan
Memilih baju hamil yang tepat untuk aktifitas olahraga luar ruangan

Selanjutnya perempuan hamil itu mandi dipimpin oleh seorang dukun bayi di dalam rumah. Ia kemudian didudukkan di sebuah bangku kayu yang rendah dan di dekatnya disediakan air pada sebuah periuk tanah. Setelah itu sang dukun bayi sambil memegang kalung yang terbuat dari tempurung kelapa dan ranting beringin memasukkan uang logam ke dalam air. Ia pun mulai memandikan perempuan hamil itu. Sesudah dukun itu selesai mengguyur maka satu persatu perempuan kaum kerabatnya mulai bergiliran mengguyur hingga air di dalam wadah air itu habis. Demikian jalannya upacara adat untuk wanita hamil di Madura. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan Anda. Mari lestarikan ragam budaya Nusantara!


Comments

8 tanggapan untuk “Upacara Pelet Kandhung Wanita Hamil Adat Madura di Bangkalan dan Sampang”

  1. Avatar Ahmad Hasan
    Ahmad Hasan

    Aku bangga jadi orang Madura!

  2. Kebudayaan Madura sangat kompleks dan beragam. Meski demikian nafas agama Islam tetap tampak di dalam berbagai kehidupan masyarakatnya. Salut untuk seluruh warga Madura di Indonesia.

  3. Aku cinta budaya jawa!

  4. Avatar Hima Brata
    Hima Brata

    Ayo lestarikan budaya daerah kita.
    jangan sampai diakui oleh negara tetangga.

  5. Di saat banyak orang yang tidak setuju dengan ritual adat yang katanya bisa mendatangkan bencana, Saya justru setuju dengan pelestarian budaya daerah karena bagaimanapun kearifan lokal adalah karakter bangsa Indonesia yang sudah ada sejak lama.

  6. […] ulasan penulis mengenai upacara adat suku Madura di Burneh, Bangkalan. Tradisi suku Madura ini memuat ajaran agama Islam dalam hal bersedekah dan menjalin kerukunan dengan sesama warga […]

  7. Review bagus kak! Terima kasih sdh berbagi info.

  8. Budaya nusantara unik dan asik euy…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *