Bagaimana kabar sobat blogger Indonesia hari ini? The Jombang Taste kembali mengajak Anda mengenal ragam dolanan anak Nusantara. Pada beberapa artikel seni budaya terdahulu kita kita pernah membahas permainan tradisional gablog dan permainan tradisional kelabang buntut. Kali ini The Jombang Taste mengulas dolanan anak yang bernama Perang Jamah. Meskipun memakai kata perang, permainan tradisional dari Jawa Tengah ini tetap aman dimainkan oleh anak-anak dan tidak mengandung unsur kekerasan.
Dolanan anak merupakan salah satu kekayaan budaya Nusantara yang memiliki manfaat bagi anak-anak. Manfaat bermain dolanan anak antara lain membiasakan anak melakukan aktifitas fisik bersama teman-teman seusianya. Saat memainkan permainan tradisional itulah anak-anak dapat belajar bersosialisasi dengan kawan-kawan barunya. Dolanan anak dapat menjadi cara efektif untuk mengurangi rasa minder yang kerapkali menghinggapi anak-anak pemalu. Salah satu permainan tradisional yang menarik dimainkan adalah perang jamah.
Lapangan Bermain Perang Jamah
Permainan anak Perang Jamah lebih baik dipimpin oleh seorang guru atau orang dewasa yang dituakan oleh anak-anak. Tempat bermain Perang Jamah bisa di halaman sekolah maupun tanah lapang lainnya. Mula-mula, kita buat lapangan bermain Perang Jamah dengan menaburkan bubuk kapur di tanah kemudian kita membuat dua garis lurus sejajar. Panjang garis sekitar 5 meter. Di pojok kiri dan kanan garis kita tancapkan bendera-bendera kecil dari kertas untuk dijadikan batas. Lihat gambar di atas agar lebih jelas.
Jarak antara garis satu dengan garis satunya lagi, tergantung dari tingkatan kelas anak yang akan bermain. Bila yang akan bermain anak Kelas I jaraknya cukup 15 meter. Untuk Kelas II jaraknya 20 meter. Sedangkan untuk Kelas III berjarak 25 meter. Anda dapat menyesuaikan jarak tersebut sesuai dengan kebutuhan. Semakin tinggi usia anak, Anda dapat memberikan tantangan permainan yang lebih besar dengan cara memperpanjang jarak garis
Jumlah anak yang akan bermain Perang Jamah sebanyak 36 orang. Jumlah ini dibagi menjadi 2 kelompok. Jadi tiap kelompok terdiri dari 18 orang. Setiap kelompok kemudian ditempatkan dalam benteng. Yaitu di belakang garis sejajar yang berbendera tadi. Anak-anak yang berada dalam benteng ini kita atur menjadi tiga baris berderet 6. Masing-masing teratur rapi dalam benteng, yaitu benteng A dan benteng B. Jumlah peserta permainan tradisional anak ini dapat Anda sesuaikan dengan kebutuhan dan luas lapangan.
Cara Bermain Perang Jamah
Cara bermain dolanan anak Perang Jamah terbilang sederhana dan mudah dimainkan oleh anak segala usia. Setelah semua peserta siap di lapangan, kemudian Guru memberi aba-aba agar barisan depan Benteng A menyerang ke Benteng B. Maka anak-anak barisan depan dari Benteng A pun segera bergerak ke Benteng B. Tiba di depan garis Benteng B, barisan dari A ini berhenti. Mereka berhadapan dengan barisan B, hanya dibatasi garis.
Anak-anak barisan depan Benteng B seolah-olah sudah bersiaga pula. Mereka menjulurkan tangan masing-masing, dengan telapak tangannya terbuka ke arah depan. Setelah berhadap-hadapan seperti itu, secara tiba-tiba salah seorang anak dari Benteng A lalu memukul telapak tangan lawan di hadapannya.
Setelah memukul, anak-anak dari Benteng A harus segera berlari ke arah bentengnya sendiri. Di saat itu anak-anak barisan depan Benteng B tadi mengejar secepatnya, sambil berusaha menja-mah punggung lawan, yaitu anak-anak dari Benteng A. Siapa yang terjamah atau terpegang dianggap mati. Sebaliknya, lawan yang sudah masuk benteng sendiri tak boleh diserang lagi.
Aturan berikutnya yang berlaku dalam dolanan anak Perang Jamah adalah anak-anak yang telah selesai menyerang ini kemudian kembali berbaris dalam deretan paling belakang di bentengnya sendiri. Begitu pun anak-anak dari Benteng B yang habis mengejar lawannya, lalu kembali berbaris pula di bentengnya sendiri dalam deretan paling belakang.
Demikian seterusnya, kini baris kedua Benteng A maju ke Benteng B, dihadapi oleh anak-anak barisan kedua Benteng B. Apabila tiga barisan Benteng A sudah mendapat giliran menyerang, maka permainan dirubah. Kini ganti barisan dari Benteng B menyerang Benteng A. Benteng mana yang kehilangan banyak prajurit, itulah yang kalah.
Demikian penjelasan singkat permainan tradisional Perang Jamah yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah. Semoga tulisan ini bisa menambah wawasan Anda agar lebih mencintai warisan budaya Nusantara.
Daftar Pustaka:
Hardjana, HP. 1984. Permainan Tradisional Anak-anak dari Jawa Tengah. Pustaka Dian: Jakarta
Tinggalkan Balasan