Dari sekian banyak buku tips mengelola keuangan yang sudah saya baca, buku Financial Spiritual Quotient (FSQ) yang ditulis oleh Iman Supriyono ini adalah buku yang paling menarik. Buku Financial Spiritual Quotient diterbitkan oleh Lutfansah Mediatama bekerjasama dengan SNF Consulting. Cetakan pertama pada Agustus 2006 sukses di pasaran. Buku FSQ memiliki ketebalan 423 halaman.Buku ini terasa sangat mengenyangkan bagi seorang pemburu ilmu manajemen keuangan seperti saya. Tagline yang digunakan Financial Spiritual Quotient adalah “Memahami, Mengukur, dan Melejitkan Financial Spiritual Quotient untuk Keunggulan Diri, Perusahaan dan Masyarakat”. Kalimat ini selaras dengan konten buku yang bernas.
Buku ini unik dan layak dibaca. Pada halaman awal menampilkan motto yang sangat inspiratif. “Wahai manusia, engkau datang ke dunia ini dalam keadaan menangis sementara orang-orang menyambutmu dengan senyum kebahagiaan. Maka bekerja keraslah selama hidupmu, berbuat baiklah, tolonglah sesamamu, dan mengabdilah sepenuhnya kepada Sang Khaliq. Dengan cara seperti inilah engkau bisa meninggalkan dunia ini dalam keadaan tersenyum sementara orang-orang di sekitarmu menangis sedih karena telah ditinggalkan oleh orang yang paling bermakna dalam kehidupannya.” Begitu membawa quote ini saya langsung terdorong untuk menghabiskan seluruh isi buku.
Buku Financial Spiritual Quotient karya Iman Supriyono bertujuan mengajak perusahaan dan personel yang terlibat di dalam perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menata diri menuju pencapaian visi bersama. Visi bersama ini disebut Iman Supriyono sebagai shared vision. Perusahaan yang maju mampu menjadikan karyawannya makmur, pelanggan puas, berimbas kepada kesejahteraan masyarakat dan berakumulasi membentuk negara yang kuat. Bab 1 buku FSQ membahas pengetahuan dasar manajemen keuangan dengan cara pandang Financial Spiritual Quotient.
Konsep Dasar FSQ
Bagian pertama buku Financial Spiritual Quotient membahas Konsep Dasar FSQ. Bagian pertama FSQ ini terdiri dari bab2, bab 3, bab 4, bab 5, dan bab 6. Masing-masing bab tersebut membahas konsep-konsep penting dalam FSQ.
Bab 2 membahas alasan mengapa Anda perlu mempelajari FSQ. Iman Supriyono memberikan contoh kehidupan seorang publik figur yang didiagnosa menderita penyakit berat. Ada juga contoh peristiwa bencana alam yang datangnya tanpa bisa diduga. Keduanya berpengaruh secara serius terhadap kondisi keuangan seseorang. Bab 3 mengulas profil beberapa manusia cerdas yang menerapkan finansial spiritual. Diantara kisah sukses kecerdasan finansial yang tertuang dalam buku FSQ ini adalah Koptu Wagimin, Sigit Mintowardono, Muhamad Najikh, Wildan Amienudin, Notaris Abdurrachim, Nafik The Naff, Arsono Laksmana, dan Yadikun Juragan Sapi.
Kemudian pada bab 4 menjelaskan cara belajar cerdas mengelola keuangan dengan melibatkan unsur spiritual. FSQ mengajar kepada para pembaca buku ini untuk memahami, mengerjakan, mengulang-ulang, membiasakan, hingga menuai hasil dari kecerdasan pengelolaan keuangan berdasarkan spiritualitas.
Kemudian bab 5 mengupas visi paripurna manusia dalam kehidupan secara umum. Iman Supriyono mengajak pembaca berpikir tentang siapa yang mendominasi Anda dan mengapa Anda rela didominasi olehnya. Dikatakan bahwa cita-cita manusia boleh saja berubah tetapi visi paripurna tidak berubah. Cita-cita manusia tampak dalam aktifitas kehidupannya. Sedangkan visi manusia tampak dalam pola pikir yang melandasi tindakannya.
Selanjutnya bab 6 menjelaskan konsep spiritual quotient dalam berbagi sudut pandang agama. Sangat menarik karena Iman Supriyono juga membahas spiritual quotient menurut agama Nasrani. FSQ tak luput menyoroti hubungan kecerdasan spiritual (spiritual quotient) dengan kecerdasan emosional (emotional quotient) serta keterkaitan antara kecerdasan spiritual dengan kecerdasan finansial (financial quoetient) yang ditimbulkan.
Konsep Numerik FSQ
Bagian kedua buku kumpulan tips keuangan Islami dari Iman Supriyono membahas konsep numerik FSQ. Iman Supriyono beranggapan bahwa Anda belum benar-benar mengetahui sesuatu sebelum bisa menyatakan dalam angka. Dengan konsep perhitungan numerik karya orisinil Iman Supriyono, Anda diajak untuk memahami, mengukur, dan membuat peta detail perjalanan menuju pengelolaan keuangan yang cerdas berbasis spiritualitas. Konsep Numerik FSQ dijabarkan dalam bab 7, bab 8, bab 9, bab 10, dan bab 11. Inilah bagian penting buku FSQ Iman Supriyono.
Bab 7 buku perencanaan keuangan berbasis agama yang ditulis oleh Iman Supriyono mengupas tuntas metodologi dalam pengembangan teori FSQ. Kiat-kiat mengelola uang secara agamis ini juga membahas macam-macam aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Istilah-istilah yang dihadirkan oleh FSQ adalah aliran kas masuk terpuji, aliran kas masuk tercela, aliran kas masuk murni, dan aliran kas keluar. Bab ini juga membahas mengapa gaji Anda tidak masuk dalam perhitungan FSQ.
Kemudian pada bab 8 buku FSQ menjelaskan makna dibalik angka numerik FSQ. Iman Supriyono mengatakan bahwa manusia terlahir dengan FQ nol, kemudian tumbuh menjadi manusia dewasa dengan FQ nol koma. Pada tahap berikutnya, manusia tumbuh dewasa dengan FQ 1, menuju keamanan dengan FQ 2, mencapai kebebasan finansial dengan FQ 2, hingga mencapai level FQ lebih dari 2 saat Anda mampu bermanfaat bagi orang lain. Pada bagian akhir bab ini menjelaskan bahwa kecerdasan intelektual (IQ) Anda boleh saja stagnan, namun FQ Anda dapat tumbuh terus tanpa batas.
Pembahasan terkait visi finansial tertulis dalam bab 9 buku FSQ. Bab ini membahas mengapa Anda harus memiliki visi finansial, alasan Anda harus menyatakan dengan angka, dan dorongan motivasi bahwa Anda bisa mencapainya.
Selanjutnya, buku Financial Spiritual Quotient mengulas bagaimana cara Anda mencapai visi paripurna dan mencapai visi finansial. Iman Supriyono membahas beberapa kemungkinan yang dapat Anda tempuh untuh mencapai visi finansial. Apakah Anda harus menjadi seorang pengusaha agar mencapai visi finansial. Iman Supriyono menyarankan agar Anda menyeimbangkan diri menjadi pengusaha sekaligus pekerja. Ia juga menyarankan agar Anda mengerjakan apa saja yang penting halal dan tidak meminta-minta. Bagian akhir bab ini mengulas agar Anda menemukan jati diri profesi serta tidak mudah tergoda beralih profesi.
Bab 11 buku Financial Spiritual Quotient menjelaskan praktek mengelola keuangan dengan tetap berpedoman kepada Panel FSQ. Panel FSQ merupkan ruang pusat kendali berpikir keuangan Anda. Iman Supriyono berpendapat bahwa jumlah gaji adalah tidak penting. Yang lebih penting adalah sisa gaji Anda. Sisa gaji Anda merupakan tabungan sekaligus investasi. FSQ menawarkan pola 10-10-80 dalam mengelola uang, yaitu 10 persen pendapatan untuk dana sosial dan amal kebaikan, 10 persen untuk investasi jangka panjang, dan hanya 80 persen pendapatan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
(bersambung)
Tinggalkan Balasan