Di sebuah desa kecil di pedalaman, hiduplah seorang anak yatim piatu bernama Ahmad. Setiap hari, Ahmad berjuang untuk hidup sehari-harinya. Setiap kali tiba waktu berbuka puasa, ia hanya bisa berharap ada orang yang memberinya makan.
Pada suatu hari, seorang nenek yang baik hati memberinya beberapa lembar roti dan beberapa buah kurma untuk berbuka puasa. Ahmad merasa sungguh beruntung mendapat makanan tersebut, karena biasanya ia hanya bisa mengandalkan sisa-sisa makanan dari pasar.
Namun, pada hari berikutnya, Ahmad harus berbuka puasa tanpa makanan, karena ia tidak menemukan lagi sisa-sisa makanan di pasar. Ia merasa sedih dan lapar. Namun, ia tetap yakin bahwa Goda akan memberinya makan.
Tak lama kemudian, seorang pemuda datang dan memberinya nasi serta lauk tempe dan tahu. Ahmad merasa sangat senang karena bisa berbuka puasa dengan makanan yang lebih nikmat. Meskipun makanannya sederhana, namun ia merasa puas dan bersyukur.
Dari sana, Ahmad belajar untuk tidak menyerah dan tetap berusaha untuk bertahan hidup. Setiap kali tiba waktu berbuka puasa, ia selalu bersyukur dengan makanan yang ada di hadapannya, walaupun hanya makanan seadanya.
Dari cerita ini, kita bisa belajar untuk selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki. Meskipun hidangan yang kita makan sederhana, namun kita tetap diberikan kesempatan untuk merayakan bulan suci Ramadan dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan.