Semarak Buka Puasa Bersama Mbah Bolong di Penghujung Ramadhan 2018

Tips Berpidato dan Ceramah di Hadapan Audiens Anak-anak
Tips Berpidato dan Ceramah di Hadapan Audiens Anak-anak

Hiruk-pikuk acara buka puasa bersama (bukber) di bulan Ramadhan tahun 2018 ini berakhir di Parimono, Plandi, Jombang. Saya menghadiri acara bukber di rumah Mbak Dini di Parimono kemarin Rabu, 13 Juni 2018. Acara tersebut sudah kami rancang dengan Mbak Dini sejak jauh hari. Konsep acara tersebut memadukan santunan anak yatim, reuni kawan-kawan lama, dan tali kasih kepada warga di sekitar kediaman Almarhum Bapak Warno. Berdasarkan undangan yang sudah disebar, acara bukber tersebut dihadiri lebih dari seratus orang. Mereka adalah anak-anak yatim dhuafa Parimono, janda lansia, alumni SMA PGRI 1 Jombang, karyawan PT. Pei Hai Indonesia, dan kerabat Mbak Dini yang beralamat di Parimono, Plandi, Jombang.

Pra acara bukber dimulai pukul setengah empat. Saya memulai acara dengan kuis hafalan surat-surat pendek untuk anak-anak. Ada empat anak yang tampil dan berhasil melafalkan surat-surat pendek dalam Juz Amma. Setengah jam kemudian acara dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz Amin Habibi. Anak-anak bisa tenang sejenak saat membaca doa tahlil bersama-sama. Tak lama kemudian pembicara utama datang dan menyapa audiens. Beliau adalah KH. Nur Hadi atau lebih dikenal sebagai Mbah Bolong. Mbah Bolong telah hadir di bukber Sanggar Genius Parimono tahun 2016 lalu. Gaya ceramah Mbah Bolong kali ini lebih komunikatif dan bersahabat dengan anak dibanding pertemuan sebelumnya.

Bukber bersama Sanggar Genius Parimono Plandi itu dilanjutkan dengan makan takjil pada saat bedug maghrib ditabuh. Usai menyantap takjil, semua tamu yang hadir di rumah Mbak Dini melaksanakan sholat maghrib berjamaah di Musholla Al-Ma’shum. Setelah sholat maghrib, acara dilanjutkan dengan makan bersama. Acara berikutnya adalah persiapan sholat isya’ dan tarawih di musholla yang sama. Lengkap sudah kepedihan saya karena sholat tarawih terakhir di Ramadhan tahun ini tidak saya laksanakan di kampung halaman. Namun bagaimana lagi, tuntutan pekerjaan memaksa saya berlaku demikian. Tak apalah. Ini sudah menjadi konsekuensi logis seorang pembicara publik untuk tidak boleh baper saat ada momen-momen khusus. Prinsipnya adalah: whatever will be, the show must go on.

Usai sholat tarawih, semua peserta acara berkumpul di depan banner acara. Kendati waktu terus beranjak malam, anak-anak tidak surut langkah dalam mengikuti acara hingga usai. Mbak Dini dan kawan-kawan lantas memberikan tali asih berupa bingkisan lebaran kepada anak-anak yatim dhuafa yang hadir. Kemudian acara ditutup dengan foto bersama dan semua tamu undangan pun pulang ke rumah masing-masing pada pukul delapan malam. Saya bergegas mengendarai sepeda motor untuk menuju rumah. Sesampai di rumah, waktu menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Saya tidak punya waktu banyak. Saya melanjutkan kegiatan dengan bertadarus di masjid. Saya tidak ingin melewatkan momen penting tadarus terakhir di bulan Ramadhan tahun 2018 ini.

Padatnya aktifitas saya mengisi beragam acara buka puasa di bulan Ramadhan ini memang menyenangkan dan memaksa saya lebih disiplin dalam hidup. Saya terbiasa menerapkan perencanaan kerja yang teratur dalam setiap event yang saya kelola. Dampaknya adalah saya sering lupa untuk menyisihkan waktu untuk memanjakan diri sendiri. Tak jarang saya sering mengorbankan prime time untuk mengisi acara bukber dibanding meluangkan waktu dengan keluarga. Sungguh benar kata Bang Haji, pengorbanan tak kan terelakkan dalam menggapai ridho Tuhan. Harus ada harga yang saya bayar untuk setiap kesuksesan. Semoga segala lelah semasa saya menemani acara anak-anak di sanggar genius bisa menjadikan saya pribadi yang lebih bersyukur dalam menjalani kehidupan. Aamin.

NB:

Ternyata bukber Mbah Bolong bukan yang terakhir di bulan Ramadhan tahun ini. Masih ada bukber setelah doa tahlil di rumah Pak Abdul Rokhim. Acaranya sederhana namun cukup berkesan sebagai penutup bukber tahun ini. Kegiatan ini sekaligus mempertegas kenyataan saya jarang buka puasa di rumah.


Comments

13 tanggapan untuk “Semarak Buka Puasa Bersama Mbah Bolong di Penghujung Ramadhan 2018”

  1. Avatar John Marotte
    John Marotte

    Selamat Lebaran mas. Mohon maaf lahir batin.

  2. Avatar Hassan
    Hassan

    Minal aidzin wal faidzin.

  3. Avatar Cahyo
    Cahyo

    Senenge yo iso kumpul wong wong pinter…

  4. Avatar Rahman
    Rahman

    Selamat hari raya mas. Mohon maaf lahir dan batin.

  5. Avatar Alfred
    Alfred

    Mbah bolong itu apanya sundel bolong? #CumaNanya

  6. Avatar Thomas
    Thomas

    Sukses terus mas utk dakwahnya.

  7. Nama kyainya unik. Mirip dgn nama tokoh di Ampeldenta. Kok bisa sama?

  8. Avatar Suganda
    Suganda

    Mbah Bolong ngetopnya cuma di Jombang.

  9. Avatar Rissa
    Rissa

    Salam hormat utk para kyai Jombang.

  10. Avatar Xu Chen
    Xu Chen

    The children were very happy. Great job, dude!

  11. Acaranya bagus dan bermanfaat.

  12. Avatar Arton
    Arton

    Mbah Bolong ini yg jadi marbot masjid ampel?

  13. Avatar Griff
    Griff

    Lanjut mas!

Tinggalkan Balasan ke Suganda Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *