Hati Kama Sang Raja

Pada zaman dahulu, di sebuah kerajaan jauh yang prósper, hiduplah seorang Raja bernama Kama. Raja Kama sangat terkenal karena kebijaksanaannya, kebaikan hati, dan keadilannya. Selama berkuasa, kerajaan itu penuh dengan kemakmuran dan tenteram. Tetapi mengejutkannya, Raja Kama tidak mempunyai istri maupun keturunan.

Suatu hari, Raja Kama bimbang untuk memilih calon istri yang sesuai. Semua gadis dalam kerajaan tampak cantik dan pandai, tetapi sang Raja ingin mencari sebuah permaisuri yang memiliki hati yang tulus dan baik. Oleh sebab itu, ia mengadakan sayembara untuk mengetahui hati terdalam dari para calon.

Para peserta diuji melalui berbagai tantangan untuk menilai kecerdasan, keberanian, dan kebajikan mereka. Selama sayembara, mereka juga diminta untuk menyumbangkan sebiji biji emas kepada masyarakat miskin.

Ada seorang gadis sederhana bernama Rani yang memutuskan untuk mengikuti sayembara itu. Meskipun ia bukan berasal dari keluarga bangsawan, Rani memiliki hati yang tulus dan penuh cinta kasih. Ayahnya adalah seorang petani yang bekerja keras, dan Rani belajar tentang kehidupan yang sederhana namun bahagia.

Sementara para peserta yang lain sibuk menyumbangkan biji emas, Rani menyadari bahwa ia tidak memiliki cukup uang untuk membeli biji emas. Ia merasa putus asa, tetapi kemudian ia ingat pepohonan yang tumbuh di kebun ayahnya yang menghasilkan buah yang indah dan lezat.

Dengan penuh keyakinan, Rani memberanikan diri untuk datang ke istana dan menawarkan buah-buahan tersebut kepada Raja Kama. Sang Raja terkejut melihat keberanian dan ketulusan Rani. Meski bukan biji emas, namun semangat Rani untuk secara ikhlas berbagi dengan orang lain menyentuh hati sang Raja.

Raja Kama menyadari bahwa Rani adalah calon istri yang dicarinya, seorang wanita dengan hati yang tulus dan penuh kasih. Dengan gembira, Raja Kama menjodohkan dirinya dengan Rani dan mereka melangsungkan pernikahan yang meriah.

Sepanjang pemerintahan mereka, Raja Kama dan Rani melanjutkan kebahagiaan dan kemakmuran kerajaan tersebut. Mereka tidak hanya menjadi pemimpin yang adil, tetapi juga memberikan teladan tentang kebaikan, ketulusan, dan cinta kasih.

Hingga kini, cerita Raja Kama dan Rani terus diceritakan sebagai simbol kebijaksanaan dan kebajikan. Mereka mengajarkan bahwa hati yang tulus dan baik lebih berharga daripada segunung emas.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *