Dulu kala, sebuah desa kecil di tepi sungai terbentang luas dan subur di sepanjang tepi sungainya. Pohon-pohon rindang dan cantik tumbuh di sepanjang tepian sungai dan binatang-binatang liar berkeliaran di sekitar hutan yang masih lebat.
Namun, suatu hari, sebuah perusahaan besar memutuskan untuk membangun pabrik di daerah tersebut. Mereka mengambil alih sebagian besar lahan dan membangun pabrik yang besar dan menjijikkan tepat di sebelah tepi sungai. Limbah yang dihasilkan dari pabrik ini dibuang ke dalam sungai, meracuni air dan mematikan binatang-binatang liar serta merusak keindahan alam yang dulu ada.
Masyarakat desa merasakan dampak yang buruk dari limbah industri ini. Air yang mereka minum menjadi keruh dan bau, binatang liar menghilang, dan pohon-pohon mulai mati. Mereka merasa putus asa dan tidak tahu harus berbuat apa.
Namun, seorang gadis muda bernama Maya tak bisa berdiam diri melihat kerusakan lingkungan di sekitarnya. Dia memutuskan untuk melakukan aksinya sendiri dengan memulai gerakan penyelamatan lingkungan di desanya. Dia melakukan kampanye untuk mengurangi limbah dan memulihkan kembali kehidupan liar.
Maya juga berhasil membawa para pelajar dan guru dari sekolah setempat untuk bergabung dalam kampanye ini dan membuat gerakan penyelamatan lingkungan yang lebih besar. Mereka merencanakan cara untuk membersihkan sungai dari limbah dan menanam kembali pohon-pohon yang mati.
Tidaklah mudah, tapi Maya dan teman-temannya terus berjuang dan akhirnya berhasil mengatasi permasalahan lingkungan di desanya. Pabrik tersebut terpaksa menutup dan beberapa investasi dilakukan untuk mengembalikan keindahan alam yang dulu ada. Air kembali jernih, binatang liar mulai muncul kembali, dan pohon-pohon mulai tumbuh subur kembali.
Maya dan teman-temannya menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus berjuang untuk penyelamatan lingkungan dan menjaga keindahan alam. Dari situ, banyak orang tahu bahwa mereka bisa berbuat sesuatu untuk menyelamatkan bumi.