Selamat Lebaran Idul Fitri! Akhirnya hari kemenangan telah tiba. Usai mengadakan takbiran keliling desa pada Kamis, 14 Juni 2018 lalu, masyarakat muslim di Dusun Guwo bersenang-senang di Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriyah. Saya mengawali kesibukan di hari lebaran dengan mengikuti sholat jamaah subuh di masjid pada Jumat, 15 Juni 2018. Meski badan masih lelah akibat jalan kaki takbiran semalam, saya paksakan diri melangkah ke masjid. Pengalaman tadarus Ramadhan selama sebulan telah mendidik saya hidup lebih disiplin. Usai sholat subuh, saya bergabung dengan beberapa anggota Remaja Masjid Baitussalam untuk menata lokasi Sholat Id. Membentangkan tikar, memanjangkan terpal, menyapu permukaan terpal, dan memasang tabir adalah rutinitas khas sebelum pelaksanaan sholat Idul Fitri. Saya mengikuti kegiatan bersih-bersih ini mulai dari jam setengah lima pagi sampai jam setengah enam.
Setiba di rumah, saya harus antre mandi karena keluarga besar sedang berkumpul di rumah. Hal ini menyebabkan saya mendapat nomor antrean paling buncit. Alhasil, saya tiba masjid jam enam lewat lima belas menit dan saya tidak mendapat tempat sholat di dalam masjid. Tujuh buah terpal besar yang telah saya bentangkan sejam sebelumnya telah dipenuhi barisan anak-anak dan orang dewasa. Saya sempat celingukan mencari tempat sholat. Aha! Untung ada sebuah celah kosong di teras rumah Cak Majid. Lebar tempat itu pas dengan badan saya yang ramping. Saya bersyukur tidak bertubuh besar yang makan tempat. Sholat Idul Fitri pun dimulai dan dilanjutkan dengan khotbah Idul Fitri. Khotbah berakhir pada pukul tujuh pagi. Umat muslim Dusun Guwo pun berangsur membubarkan diri dari barisan mereka.
Acara dilanjutkan dengan bersalam-salaman di dalam masjid. Jamaah putra berbaris membentuk lingkaran seperti mengular. Sementara itu jamaah putri menyiapkan barisan makanan sedekah yang dibawa para warga dari rumah. Usai bersalaman, para hadirin mengikuti acara makan bersama di halaman Masjid Baitusalam. Inilah saat-saat yang menyenangkan bagi anak-anak. Mereka bisa mendapatkan aneka makanan secara gratis. Setelah makan bersama, para jamaah membubarkan diri untuk melanjutkan acara riyayan dengan keluarganya masing-masing. Saya juga berbaur dengan keluarga di rumah untuk melaksanakan kegiatan berkunjung dari rumah tetangga satu ke rumah yang lainnya. Hal ini berlangsung dari pagi sampai menjelang siang. Jalanan desa dipenuhi warga yang hilir-mudik bersalaman satu sama lain. Mereka memakai baju-baju baru aneka warna sebagai penanda kebahagiaan hati di hari nan fitri.
Usai jam sepuluh, saya bersiap sholat Jumat. Masjid penuh dengan jamaah sholat Jumat. Setelah sholat Jumat, saya beristirahat sejenak. Pada sore hari, kami melanjutkan acara silaturahim ke rumah beberapa saudara dalam satu lingkungan kampung. Kegiatan ini berlangsung sampai menjelang jam sembilan malam. Momen hari raya adalah kesempatan baik bagi setiap warga untuk berkunjung. Hal ini berlanjut sampai dengan Lebaran Idul Fitri hari kedua pada Sabtu, 16 Juni 2018 ini. Hari ini pun masih banyak tamu kerabat yang berkunjung ke rumah untuk tujuan silaturahim. Beberapa tamu tersebut adalah para siswa SDN Latsari yang sedang mengejar waktu menyelesaikan tugas keagamaan yang saya berikan. Dampak pemberian tugas tersebut adalah para siswa tidak berdiam diri di rumah pada hari Lebaran. Mereka bersemangat mendatangi rumah guru-guru sekolah dan 40 rumah tetangga mereka. Ini adalah petualangan yang seru di hari raya Idul Fitri.
Kesibukan saya hari ini lebih banyak terpusat pada persiapan acara Halal Bihal Bani Karso 2018. Acara tersebut akan dilaksanakan besok pagi di rumah saya. Berbagai persiapan telah dilakukan oleh saya dan anggota keluarga besar Bapak Takim. Saya telah mencetak banner halal bihalal sepekan yang lalu. Hari ini saya tinggal memasang dan menambahkan aksesoris pemanis. Saya ingin memberikan penyegaran pada acara reuni keluarga besar. Sementara itu para emak bekerja seharian di dapur. Mereka menyiapkan menu rawon dan minuman kunyit asam sebagai hidangan utama acara reuni keluarga Mbah Karso besok pagi. Koordinasi keluarga besar Mbah Karso pun telah saya lakukan sejak tanggal dua puluh Ramadhan lalu. Sama seperti saya, mereka tampaknya tidak sabar menunggu datangnya hari esok.
Tinggalkan Balasan ke Hari Setya Batalkan balasan