Ramadhan seru kembali berlangsung di sekolah-sekolah dasar di Kecamatan Mojowarno. Pelaksanaan Pondok Ramadhan siswa-siswi SDN Latsari masih berlanjut pada hari kedua dari tiga hari yang dilanjutkan. Hari kedua berlangsung pada Kamis, 31 Mei 2018 di dua ruangan kelas yang kami sulap menjadi aula. Sama seperti halnya kegiatan pondok Ramadhan hari pertama, pelaksanaan pondok Ramadhan kedua kami awali dengan tadarus bersama. Anak-anak dari kelas atas mampu menghafal surat-surat pendek dengan baik. Sebaliknya, anak-anak dari kelas bawah masih perlu bimbingan agar dapat menyelesaikan hafalan dengan benar.
Usai menghafal surat-surat pendek, kini tiba giliran program cerita Islami berlangsung. Program ini merupakan inovasi Kelompok Kerja Guru (KKG) Muatan Lokal Keagamaan Islam (MKI) Kecamatan Mojowarno dalam menyukseskan Pondok Ramadhan di sekolah-sekolah. Wujud dari kegiatan ini adalah pertukaran guru MKI untuk saling bercerita di sekolah dasar tetangga. Kali ini telah hadir Siti Munfaridah, guru MKI dari SDN Mojowarno 01, yang bercerita untuk murid-murid SDN Latsari. Beliau bercerita tentang peristiwa penyembelihan Nabi Ismail oleh Nabi Ibrahim.
Program cerita Islami di sekolah ini berlangsung seru. Penyegaran suasana terjadi saat kegiatan cerita Ramadhan berlangsung. Anak-anak tampak antusias mengikuti cerita dari narasumber baru yang belum pernah mereka temui sebelumnya. Para siswa makin bersemangat mengikuti acara karena ada kuis berhadiah yang dapat diikuti oleh semua siswa. Zalfa dan Fachri berhasil tampil sebagai pemenang kuis karena mampu menjawab paling cepat dan benar. Acara pondok Ramadhan pagi itu berakhir pukul sembilan pagi. Anak-anak dan para guru istirahat di rumah masing-masing untuk acara buka puasa bersama pada sore harinya.
Anak-anak dan para guru bergegas datang ke sekolah pada pukul empat sore. Usai sholat ashar, mereka berkumpul di sekolah untuk bersiap buka puasa bersama. Bukber diawali dengan nonton bareng video Islami. Saya harus mengikuti pelantikan KPPS di Balai Desa sejak pukul tiga sore sehingga saya harus meninggalkan mereka di awal. Untungnya saya sudah bisa kembali ke sekolah pada jam lima, tepat setengah jam sebelum buka puasa dilakukan. Kembali saya membuat presentasi pentingnya memperbaiki diri pada momen bulan puasa ini.
Anak-anak saya berikan contoh visualisasi proses perubahan diri seekor ulat menjadi kupu-kupu. Ulat adalah binatang pengganggu tani, dimusuhi manusia, dan menjadi makanan burung. Hal itu menjadi ciri-ciri manusia yang berbuat jahat. Agar bisa memperbaiki diri, ulat harus berpuasa menjadi kepompong selama berhari-hari lamanya. Tentu saja ulat tidak boleh makan dan minum dalam waktu lama. Jika ulat dapat melalui tahap ini, maka ia akan berubah menjadi kepompong. Kemudian kepompong berubah lagi menjadi kupu-kupu yang bersayap indah. Kupu-kupu adalah simbol manusia baik. Ia hanya menyesap sari-sari madu murni dari bunga yang tumbu mekar di taman.
Jam setengah enam tiba. Bedug maghrib pun ditabuh. Anak-anak berbuka dengan gembira. Mereka minum sejenak kemudian sholat maghrib berjamaah di musholla yang berada tepat di seberang ruang kelas empat. Setelah sholat maghrib, mereka kembali menyantap makanan yang telah mereka bawa dari rumah. Ini menjadi momen yang menyenangkan bagi mereka. Saat makanan buka puasa telah habis, kami semua membubarkan diri dan pulang ke rumah masing-masing. Setelah ini, masih ada hari ketiga pelaksanaan pondok ramadhan di sekolah. Tentu setiap hari di bulan Ramadhan menjadi potongan cerita berseri bagi setiap muslim yang beriman.
Tinggalkan Balasan