Dongeng Santri Ceria di TPQ Baiturrohman Latsari Mojowarno Jombang

Dongeng Anak di Acara Pondok Ramadhan 2017 Murid-murid SDN Latsari Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang
Dongeng Anak di Acara Pondok Ramadhan 2017 Murid-murid SDN Latsari Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang

Kemarin sore (14/7/2018) saya mengantarkan undangan pelatihan qiroah untuk santri TPQ Baiturrohman Latsari. Sebagai sesama TPQ di desa yang sama, saya tidak pernah meninggalkan mereka dalam program-program pendidikan dari TPQ Al-Mujahiddin yang bisa dikolaborasikan secara massal. Kami saling bercerita perkembangan santri masing-masing. Tanpa disangka, guru TPQ tersebut menawarkan program pertukaran guru untuk penyegaran kelas paket dasar. Saya langsung mengiyakan tawaran untuk bercerita tersebut. Saya segera menyiapkan materi cerita dalam waktu kurang dari 24 jam. Ini tantangan yang sungguh menarik. Saya pun berpikir keras mencari topik mendongeng yang sesuai untuk disajikan kepada audiens kanak-kanak.

Saya belum menemukan ide bercerita yang pas untuk santri TPQ Baiturrohman sampai tadi siang. Akhirnya saya putar ulang memori otak saat membawakan dongeng pondok Ramadhan di SDN Penggaron dua bulan lalu. Ya, saya kembali menceritakan kisah penyerangan Ka’bah oleh Raja Abrahah di masa jelang kelahiran Nabi Muhammad. Saya melakukan sedikit modifikasi pada alat peraga bercerita. Saya juga mengurangi beberapa dialog panjang di hadapan 21 anak yang hadir tadi sore, Minggu 15 Juli 2018. Percakapan antar tokoh saya buat sesederhana mungkin. Audiens yang saya hadapi rentang usianya mulai dari 3 tahun sampai 9 tahun. Jadi, saya harus ambil batas bawah pemahaman anak supaya cerita bisa dipahami.

Permasalahan yang sering terjadi dalam pendidikan anak melalui lembaga TPQ adalah keterbatasan kreatifitas guru dalam mengajar. Para ustadz dan ustadzah umumnya hanya menguasai salah satu kompetensi dalam mendidik anak secara Islami. Padahal dalam era kekinian, guru TPQ harus bisa mengajar santri, membaca Al-Quran dengan baik, menulis huruf hijaiyah, mengatur manajemen TPQ, membuat program rekreatif, maupun melakukan sinergi yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak. Melalui program guru silang ini saya berharap besar bisa membangun komunikasi efektif dengan berbagai lembaga TPQ yang lokasinya berdekatan. Selain itu, anak-anak harus mendapat kegembiraan selama belajar di TPQ. Kebahagiaan yang terpancar di wajah para santri adalah bukti kecintaan mereka terhadap kitab suci Al-Quran.

Dongeng santri ceria di TPQ Baiturrohman Latsari ini adalah yang pertama bagi mereka. Mereka tampak antusias mendengarkan cerita saya. Beberapa anak menyela ucapan saya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan unik seputar hewan gajah. Ah, benar-benar reaksi natural anak. Saya pun menjelaskan dengan bahasa anak yang sederhana. Pada kesempatan mendongeng hari ini saya memakai celana batik dan baju koko. Saya tidak suka pakaian resmi mendongeng yang kadang menyiksa sekali. Sebaliknya, celana boim yang saya pakai terasa nyaman di kulit dan memudahkan saya bergerak selama bercerita. Dongeng anak yang dimulai jam empat tersebut berakhir pada jam setengah lima. Anak-anak pun membubarkan diri secara tertib sambil mengucap salam dan mencium tangan guru.

Acara mendongeng hari ini lumayan sukses meski terkesan mendadak. Saya ingin melanjutkan lawatan ke sejumlah TPQ di Desa Latsari dan sekitarnya. Kegiatan ini bukan untuk tujuan komersil karena saya menggratiskan semua biaya. Sebaliknya, saya ingin menebarkan keceriaan kepada sebanyak mungkin santri yang saya temui. Saya berharap keceriaan yang timbul di hati anak bisa mengikis ketakutan anak untuk menjejakkan kaki di tempat ibadah, baik masjid maupun musholla. Itulah pengalaman saya hari ini saat mendongeng untuk santri TPQ Baiturrohman. Apakah Anda memiliki pengalaman seperti ini juga? Silakan berbagi kisah di kolom komentar.


Comments

20 tanggapan untuk “Dongeng Santri Ceria di TPQ Baiturrohman Latsari Mojowarno Jombang”

  1. Avatar Arcinemax
    Arcinemax

    Andai semua guru ngaji punya kreatifitas seperti mas Agus, pasti anak2 lbh semangat brgkt ke surau.

  2. Avatar Hari Setya
    Hari Setya

    Selamat berlatih mas. Semakin sering tampil, semakin sering dapat ilmu baru. Terutama kemampuan menguasai audiens anak-anak itu yg susah.

  3. Avatar Teachman
    Teachman

    Pak Guru sdh layak jadi narasumber pelatihan mendongeng. Semoga kita bisa bekerjasama di kemudian hari.

  4. Avatar Venita
    Venita

    Sangat kreatif dan inspiratif! Ustadz Agus bisa jadi contoh yg baik utk guru TPQ.

  5. Avatar Zulhan
    Zulhan

    Aku mau ngaji lagi klo yg ngajar ustadz Agus.

  6. Avatar Info Jombang
    Info Jombang

    Ustadz Agus kereeen…

  7. Avatar Desri
    Desri

    Ngamennya rame terus nih… butuh manajer nggak pak?

  8. Avatar Ghufron
    Ghufron

    Barokalloh ya ustadz. Semoga santrinya pandai semua.

  9. Avatar Ahmad
    Ahmad

    Ustadz bnyk akal. Ada aja cara bikin seru suasana belajar Tpq.

  10. Klo ustadz agus ada waktu mari berkunjung ke tpq al hikmah jogoroto.

  11. Avatar Habibah
    Habibah

    Bgmn cara dpt ide bercerita pak? Saya pengen bisa mendongeng kayak bapak.

  12. Avatar Nandita
    Nandita

    Hebat tadz! Lanjutkan.

  13. Avatar Oemah Parfum
    Oemah Parfum

    Apakah ada feedback dari kegiatan mendongeng ini?

  14. Artikel yg bagus dan menginspirasi.

  15. Wow keren…

  16. Semangat ustadz!

  17. […] anak-anak. Dalam mendengarkan dongeng, anda terbuai dan akhirnya terlelap dalam tidur. Kekuatan cerita dongeng masih tertancap erat di pikiran kita hingga berpuluh-puluh tahun […]

  18. Ustadz gaul emang paling tau maunya santri. Mantappp…

  19. Avatar Pak Handaka
    Pak Handaka

    Senengnya jd santri TPQ.

  20. Kpn ustadz Agus tampil lagi?

Tinggalkan Balasan ke Hari Setya Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *