Mengapa Guru dan Murid Perlu Belajar Mendongeng di Depan Kelas?

Kesenian tradisional Jombang
Kesenian tradisional Jombang

Apakah anda pernah mendengarkan dongeng? Cerita apa yang anda dengarkan dari nenek atau kakek anda di waktu Anda kecil dulu? Saat Anda telah dewasa seperti saat ini, pasti Anda pernah mendongeng bukan? Sudah tidak asing di pendengaran ketika anda akan tidur saat masih anak-anak. Dalam mendengarkan dongeng, anda terbuai dan akhirnya terlelap dalam tidur. Kekuatan cerita dongeng masih tertancap erat di pikiran kita hingga berpuluh-puluh tahun lamanya.

Dongeng sering diperdengarkan untuk menghibur anak-anak ketika pesta ulang tahun seseorang. Pendongeng ataupun pencerita sering diundang untuk mendongeng. Anak-anak sangat menyukai dongeng. Rasa suka ini terlihat pada reaksi wajah anak-anak. Mereka tertawa terbahak-bahak dan membentuk postur tubuh siap terbang ataupun menunjukkan ekspresi kegembiraan yang lain. Sungguh, dunia terlihat sangat menyenangkan jika Anda berhasil membawa imajinasi anak ke dalam cerita dongeng buatan Anda.

Mendongeng juga disebut sebagai story telling. Dalam Bahasa Indonesia mendongeng juga sering disamakan dengan kegiatan bercerita. Menurut Johan Wahyudi dalam buku Mahir Bercerita yang diterbitkan oleh PT. Pustaka Sunda pada tahun 2011, bercerita adalah sebuah seni berbicara yang menceritakan sebuah cerita dongeng atau pengalaman kepada pendengar. Keterampilan bercerita tidak hadir begitu saja. Sebagai sebuah seni, bercerita adalah kegiatan yang membutuhkan pelatihan secara berulang.

Komunikasi Verbal

Bercerita merupakan salah satu cara komunikasi untuk menyampaikan suatu pesan kepada lawan bicara. Cara ini sering digunakan oleh siswa, guru ataupun pengajar. Bercerita biasanya dilakukan secara tatap muka dan membutuhkan ekspresi serta intonasi kata. Bercerita menjadi salah satu bentuk keterampilan bahasa lisan dalam bentuk bahasa verbal. Keterampilan bercerita menggabungkan kreatifitas otak dan kemampuan melafalkan kata-kata secara efektif.

Bercerita dapat dilakukan dengan atau tanpa gerakan fisik dan gesture. Gerakan fisik bertujuan untuk membangkitkan imajinasi sebuah cerita secara spesifik kepada pendengar. Jadi, bercerita atau mendongeng ini dapat dikatakan sebagai sebuah seni. Dengan bercerita, kemampuan individu menceritakan sebuah cerita atau pun mengalami secara lisan dapat membangkitkan daya imajinasi mendengarnya. Para pendongeng anak kerap melakukan latihan mendongeng untuk mengasah kemampuannya dalam mengolah imajinasi audiens.

Bercerita merupakan metode yang dipilih oleh para guru untuk menyampaikan suatu pelajaran kepada anak-anak di sekolah. Situasi yang sama berlaku juga dalam kelas. Guru sering menggunakan metode bercerita untuk menyampaikan pelajaran. Para siswa pun terlihat bersemangat mendengarkan. Demikian halnya dengan siswa. Mereka menggunakan metode bercerita untuk mempraktekkan atau menerangkan pemahaman suatu materi pelajaran. Suasana kelas menjadi lebih hidup dan bergairah berkat kemampuan guru mendongeng secara baik.

Kelucuan Dongeng Anak di Buka Puasa Bersama Anak Yatim Wonosalam Jombang
Kelucuan Dongeng Anak di Buka Puasa Bersama Anak Yatim Wonosalam Jombang

Melatih Kemampuan Berbicara

Murid sering diminta oleh guru untuk menceritakan pengalaman bagus dan berkesan. Anak-anak juga sering diminta guru untuk menceritakan dongeng yang mereka kuasai. Bahkan anak-anak sering diminta guru untuk membaca sebuah dan menceritakan kembali isinya. Tujuan kegiatan ini adalah agar murid-murid terlatih berbicara secara terstruktur di depan kelas. Keterampilan ini dapat dilakukan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah (Jawa, Sunda, Madura, dan lain-lain), maupun bahasa asing (Inggris, Jepang, Mandarin, dan lain-lain).

Oleh karena itu, keterampilan bercerita perlu dikuasai oleh anak-anak. Mereka harus berlatih untuk berani berbicara di depan kelas. Mereka juga harus berlatih untuk bercerita secara ekspresif sesuai dengan isi cerita. Hal ini perlu dilakukan karena tujuan bercerita adalah untuk menumbuhkan imajinasi pendengarnya. Perlu diketahui bahwa bercerita atau mendongeng ini tidak hanya berbentuk kegiatan yang bersifat menghibur belakang. Bercerita juga bertujuan memperkenalkan lingkungan budi pekerti dan mendorong pendengar untuk bersikap positif.

Meskipun terlihat sederhana, kegiatan mendongeng sangat penting untuk dilakukan di sekolah sebagai sebuah kebutuhan. Keterampilan bercerita dapat mendukung kegiatan yang lain. Akhir-akhir ini sering diselenggarakan lomba atau sayembara berkisah, bercerita atau mendongeng. Keterampilan mengolah cerita-cerita dongeng mampu memberi semangat untuk masa depan. Oleh karena itu hendaknya anak-anak diajarkan gemar bercerita sejak dini. Semoga artikel ini bisa memberi inspirasi bagi Anda dalam mendidik anak.


Comments

10 tanggapan untuk “Mengapa Guru dan Murid Perlu Belajar Mendongeng di Depan Kelas?”

  1. Avatar Yuliani
    Yuliani

    Salam hormat pak Agus. Tulisan ini keren sekali. Sangat ber guns utk para guru ndeso seperti saya. Matur nuwun.

  2. Avatar Gareth
    Gareth

    Master dongeng dari Jombang sedang beraksi. Kereeeeen…

  3. Gmn cara ngadepin penonton anak-anak?

  4. Avatar Vania
    Vania

    Mas Agus cari ide mendongeng dari mana?

  5. Pak Guru kereeen…

  6. Avatar Zainuri
    Zainuri

    Kpn bikin pelatihan mendongeng?

  7. Semangat pak guru.

  8. Avatar Pak Handaka
    Pak Handaka

    Master dongeng lagi action. Ntap!

  9. Avatar Petualang Indonesia
    Petualang Indonesia

    Sampai skrg saya tdk pernah sukses mendongeng. Hahaha..

  10. Bgmn cara mendiamkan audiens anak2 yg berisik pak?

Tinggalkan Balasan ke Garin Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *