Hari Selasa, 11 September 2018 kemarin merupakan kesempatan kedua bagi saya untuk ikut dalam acara silaturahmi dengan pengurus Ikatan Alumni IKAHA-UNHASY Tebuireng (IKA UNHASY). Saya masih ingat acara pertama yang mempertemukan saya dengan para pengurus adalah saat buka puasa bersama di bulan Ramadhan kemarin di tempat yang sama, Pesantren Supercamp La Raiba Hanifida. Pesantren Hanifida berada di Dusun Sugihwaras, Desa Bandung, Kecamatan Diwek dan merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam terbaik di Kota Jombang. Lokasi Pesantren Hanifida yang berada di tengah area pertanian menghadirkan suasana tenang bagi peserta 30 orang rapat. Pesantren Hanifida dikelilingi oleh sawah tanaman tebu. Cuaca panas di musim kemarau mampu mengeringkan tanah sawah sehingga debu-debu berterbangan.
Acara rapat IKA UNHASY dimulai pada pukul dua siang di aula utama kediaman Kyai Hanif, pimpinan PP. Hanifida. Materi rapat membahas tiga poin utama, yaitu penyusunan database alumni, pelatihan SDM pengurus, dan pendirian anak usaha IKA UNHASY. Database IKA UNHASY saat ini belum rapi. Dari ribuan alumni IKAHA-UNHASY, hanya sekitar 300 orang yang mau mengisi form pendataan. Selain itu, IKA UNHASY saat ini tengah menggodok konsep bisnis yang bisa diaplikasikan secara mudah dan bernilai ekonomis. Langkah berikutnya adalah melakukan pelatihan atau workshop untuk para pengurus agar mampu mengisi kegiatan organisasi secara efektif dan efisien. Untuk itu, IKA UNHASY akan mengadakan rapat kerja (raker) secepatnya untuk menggodok program-program kerja unggulan.
IKA UNHASY saat ini terus menggeliat dan menunjukkan keberadaan dirinya. Organisasi alumni IKAHA-UNHASY ikut berpartisipasi dalam Konferensi Wilayah (Konferwil) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Pondok Pesantren Lirboyo bulan lalu. Sedangkan pada bulan September ini telah disalurkan bantuan untuk korban gempa bumi di Pulau Lombok yang berupa pakaian, makanan, obat-obatan, dan terpal untuk alas tidur. Setelah itu IKA UNHASY mengadakan Training of Trainer (ToT) Cara Membaca Al-Quran beserta maknanya metode Harfun. Padatnya rangkaian kegiatan IKA UNHASY ini membuktikan semangat MUNAS IKA UNHASY Tebuireng bulan Juli 2018 lalu masih terus berkobar. Meskipun belum ada pengakuan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) terhadap keberadaan alumni IKAHA, alumni almamater nama lama UNHASY itu tetap antusias berpartisipasi membesarkan nama UNHASY.
Kehadiran saya di acara rapat pra-raker kemarin sebenarnya tak lebih dari ajang uji nyali. Saya tidak kenal satu pun terhadap mereka namun saya bersikukuh berangkat. Dan saya kaget bukan main bahwa para pengurus IKA UNHASY adalah para pengasuh pondok pesantren ternana di Cukir dan sekitarnya. Saya bersyukur mereka sangat welcome terhadap anak muda seperti saya. Saya pun perlahan mulai bisa menyesuaikan sikap saat bergaul dengan mereka, baik di dunia nyata maupun percakapan grup whatsapp. Saya ingin belajar sebanyak mungkin dari pengalaman bergaul dengan para kyai itu dalam berdakwah di tengah masyarakat. Semoga saya dan para alumni IKAHA-UNHASY dapat mengabdi secara ikhlas dalam melanjutkan dakwah KH. Hasyim Asyari untuk masyarakat Indonesia. Aamiin.
Tinggalkan Balasan ke Lopiret Derdaes Batalkan balasan