Habis Miniatur Truk, Terbitlah Layangan Sawangan

Perkembangan hobi unik di Jombang semakin beragam. Dua tahun lalu masyarakat Jombang masih menyukai seni patrol modern Jombang. Kemudian awal tahun 2020 ini masyarakat yang terkena pembatasan sosial berskala besar memilih membuat kerajinan miniatur truk disertai sound system dengan suara menggelegar. Terakhir, hobi bermain layang-layang menjadi kian populer bagi masyarakat Jombang di masa pandemi ini.

Bermain layang-layang bukanlah kegiatan asing bagi masyarakat Jombang. Penulis bahkan sudah melakukannya sejak kecil. Namun hobi bermain layang-layang menjadi lebih istimewa bila dilakukan oleh masyarakat lintas usia. Saat pandemi Covid-19 ini berlangsung, pria usia dewasa dan anak-anak pun bersaing mengudarakan layang-layang mereka. Ukuran layang-layang mereka pun tidak kecil diserta tali tampar besar. Kerajinan membuat layang-layang telah mereka pelajari secara otodidak maupun dengan cara menyaksikan video Youtube.

Perbedaan yang sangat mencolok dari hobi bermain layang-layang di masa lalu dan di masa sekarang adalah pelakunya. Saat ini bapak-bapak dan anak-anak sama-sama menikmati permainan layang-layangan. Bapak-bapak membuat layang-layang berukuran besar. Masyarakat Jombang menyebut layang-layang ini sebagai Layangan Sawangan. Layangan Sawangan membutuhkan tali tampar pengikat hewan ternak. Benang jahit dan benang gelasan tidak mampu menahan beban layang-layang.

Keunikan berikutnya dari hobi unik bermain Layangan Sawangan adalah bentuk layang-layang. Layang-layang di jaman milenial tidak lagi terpaku pada bentuk persegi. Saat ini telah muncul beragam bentuk layang-layang. Anda bisa menjumpai Layangan Sawangan berbentuk keranda orang mati, celana manusia, wajah manusia, buah-buahan, rumah, maupun beragam bentuk menarik lainnya saat terlihat di udara.

Komunitas penggemar hobi bermain layang-layang pun berkembang dengan pesat di Jombang. Gerakan Pramuka telah mengadakan kegiatan festival bermain layang-layang untuk memberikan variasi kegiatan menyenangkan kepada para anggotanya. Anak-anak pun telah memiliki jadwal bermain layang-layang tersendiri di siang hari. Mereka berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil di tepi sawah. Angin sepoi-sepoi menerbangkan layang-layang mereka dan memberikan kegembiraan tersendiri bagi siapa saja yang menyaksikannya.

Bagaimana dengan perkembangan hobi unik masyarakat di sekitar tempat tinggal Anda? Apakah Anda juga termasuk anggota salah satu komunitas pemain layang-layang? Silakan berbagi cerita pada kolom komentar.


Comments

Satu tanggapan untuk “Habis Miniatur Truk, Terbitlah Layangan Sawangan”

  1. Avatar Jaka Swara
    Jaka Swara

    bagus dong masih mau main layangan. itu artinya permainan fisik lebih menarik daripada main games online. anak-anak biar ada kegiatan sosialisasi dengan tetangga sekitar rumah.

Tinggalkan Balasan ke Jaka Swara Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *