Selasa, 18 Desember 2018 kemarin merupakan pelaksanaan kursus pembina pramuka tingkat mahir dasar (KMD) hari keempat. Kegiatan KMD dibuka dengan upacara pembukaan latihan penggalang. Selain itu juga ditampilkan upacara pembukaan latihan pramuka siaga sehingga semua peserta mengetahui cara membuka latihan pramuka yang benar. Harapan panitia adalah agar kelak pengalaman ini bisa diterapkan di gugus depan masing-masing. Inilah salah satu manfaat mengikuti KMD untuk menyamakan persepsi antar pembina pramuka dalam menyikapi aturan Tata Upacara Pramuka (TUP) yang dikeluarkan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Indonesia.
Pengenalan Dunia Penegak
Setelah melaksanakan upacara pembukaan latihan, materi kursus pembina pramuka mahir dasar 2018 di Kwaran Bareng berikutnya adalah mengenal dunia kepenegakan. Pramuka penegak adalah kelanjutan satu jenjang di atas pramuka penggalang. Setiap pembina pramuka penggalang harus mengetahui kelanjutan dari program latihan yang telah mereka laksanakan selama ini. Sesi ini bertujuan agar peserta KMD dapat membina peserta didik usia 16-20 tahun di tingkat Pramuka Penegak. Dalam KMD Kwaran Bareng ini tidak ada jurusan Penegak sehingga peserta KMD perlu tahu juga ilmu membina pramuka penegak.
Ciri khas anggota pramuka penegak adalah kemandirian dan kreatifitas hidup remaja. Hal ini tampak dalam bentuk barisan upacara yang berbentuk lidi. Pembina upacara dapat berdiri di depan barisan maupun di sisi paling kanan barisan. Setiap ambalan penegak menggunakan nama-nama pahlawan yang terdiri dari paling banyak delapan orang anggota. Fungsi pembina pramuka dalam pramuka penegak hanya sebatas mengevaluasi dan koreksi kinerja peserta didik. Setiap anggota pramuka diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berinovasi dan memandang dunia.
Praktek Membina
Setelah semua peserta kursus pembina pramuka tingkat mahir dasar mengikuti pengenalan dunia penegak, acara selanjutnya yaitu praktek membina peserta didik. Setiap peserta KMD diwajibkan mempraktekkan cara membina peserta didik di tingkat penggalang. Satu persatu peserta KMD menunjukkan kemampuan mereka dalam membina anggota pramuka penggalang. Ada peserta yang tampak mahir membina peserta didik. Namun ada juga peserta yang masih terpaku pada cara-cara konvensional pengajaran di dalam kelas.
Bermacam-macam materi penggalang disajikan dalam simulasi praktek membina ini. Mulai dari latihan baris-berbaris, pengenalan salam pramuka dan kode kehormatan pramuka, keterampilan memecahkan beragam sandi pramuka, dan juga materi perlindungan lingkungan hidup. Kegiatan ini berlangsung menarik selama tiga jam. Sesekali ada kegiatan menyanyi bersama untuk menghilangkan rasa kantuk. Saat-saat menyanyi seperti inilah yang biasanya menjadi kesukaan peserta didik.
Penjelajahan Alam
Usai mengikuti praktek membina, para peserta istirahat kemudian mengikuti kegiatan penjelajahan alam. Penjelajahan alam merupakan salah satu keterampilan yang wajib dimiliki oleh pembina pramuka penggalang. Kali ini mereka harus berjalan kaki melalui rute yang telah ditentukan oleh panitia pelaksana KMD. Rute penjelajahan alam dari Mojounggul ke Jurang Grenjeng panjangnya sekitar 5 kilometer. Teriknya siang hari menjadi tantangan tersendiri yang harus dilalui peserta KMD dan KML.
Penjelajahan alam di mulai pukul 14.00 WIB dari lapangan SMP Negeri 1 Bareng menuju ke arah timur melewati Pasar Bareng. Setelah melalui pertigaan Bareng, peserta KMD berjalan menuju ke timur dan lurus ke arah persawahan. Mereka harus menyeberangi sungai, melewati Kuburan Cina, singgah di Musholla Tegalrejo, meniti pematang sawah, hingga menyeberangi jembatan setapak di Jurang Grenjeng. Setiap peserta baik laki-laki maupun perempuan wajib mendaki dan menuruni lembah dan bukit yang ada di kaki Gunung Anjasmoro.
Sejumlah peserta KMD tidak mampu melanjutkan perjalanan melalui medan yang cukup berat. Mereka harus dibantu oleh tim medis dari Puskesmas Bareng untuk bisa meneruskan petualangan alam. Keindahan alam lereng Gunung Anjasmoro tampak dalam berbagai kegiatan penjelasan alam ini. Jalan berundak, terasering sawah, aliran sungai kecil, dan air terjun Grenjeng hanyalah sebagian panorama indah yang sayang untuk dilewatkan.
Para peserta tiba di Desa Jenisgelaran pukul 17.00 WIB. Mereka bergegas mendirikan tenda di area perkemahan di sela-sela homestay. Perkemahan didirikan di bukit-bukit di sekitar rumah rumah penduduk yang disulap jadi homestay. Desa Jenisgelaran memiliki tempat wisata air alam berupa air terjun Grenjeng. Kunjungan sekitar 200 orang pembina Pramuka ini diharapkan bisa meningkatkan promosi wisata alam di Jombang.
Post Test dan RTL
Para peserta kursus pembina Pramuka tingkat Mahir dasar dan tingkat Mahir lanjutan menikmati makan malam mereka setelah menjalankan shalat magrib di musholla. Menu makan malam yang disajikan penduduk pengelola homestay terbilang menu pedesaan. Meski demikian para peserta menyenangi jenis makanan seperti ini karena sesuai dengan lidah mereka sehari-hari. Makan malam di Desa Jenisgelaran berlangsung nyaman dan akrab meski pencahayaan minim. Keadaan itu tidak mengurangi kenikmatan para peserta menyantap menu makan malam mereka.
Usai makan malam di depan tenda masing-masing, para peserta bersiap melaksanakan shalat isya’. Kemudian mereka berkumpul menuruni lembah menuju ke belokan jalan yang terdapat jembatan cukup lebar untuk menampung 200 orang peserta pembina Pramuka. Sayang sekali Desa Jenisgelaran tidak memiliki lapangan desa yang cukup luas untuk menampung peserta perkemahan. Walau demikian para calon pembina Pramuka ini tampak gembira mengikuti rangkaian acara berikutnya yaitu post-test.
Post test dilakukan dengan bantuan alat komunikasi telepon genggam milik masing-masing peserta. Langkah ini ditempuh untuk kemudahan pengisian karena pencahayaan di lokasi pertemuan sangat rendah. Post-test berlanjut berlangsung selama 30 menit setelah itu dilakukan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dari kegiatan Kursus Mahir Dasar dan Kursus Mahir Lanjutan pembina Pramuka di Kwartir Ranting Bareng.
Bagian paling penting dalam RTL KMD dan KML adalah narakarya. Narakarya 1 ditujukan untuk peserta KMD sedangkan narakarya 2 ditujukan untuk peserta KML. Narakarya 1 akan berlangsung selama 6 bulan. Setiap bulan para peserta KMD akan bertemu untuk melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembinaan Pramuka di sejumlah sekolah yang telah ditunjuk oleh panitia pelaksana KMD dan KML.
Pentas Seni
Post test dan rencana tindak lanjut telah selesai dilakukan. Para peserta KMD dan KML bersiap untuk acara berikut yang paling ditunggu-tunggu, yaitu pentas seni. Pentas seni diawali dengan permainan kembang api. Langit sekitar Jurang Grenjeng tampak berwarna-warni. Setiap regu dan barung wajib menampilkan setidaknya satu penampilan seni di hadapan seluruh peserta yang memenuhi jalan Desa Jenisgelaran. Puluhan warga di sekitar Kecamatan Bareng tampaknya ingin tahu penampilan seni para peserta kursus pembina Pramuka ini. Mereka sudah menunggu sejak sore untuk menyaksikan penampilan seni yang mereka harapkan menarik dan menghibur.
Benar saja. Pentas seni dimulai pukul 21.00 WIB. Udara dingin Gunung Anjasmoro tidak terasa tadi malam. Setiap regu menampilkan kemampuan terbaik mereka di bidang seni. Ada regu yang menampilkan lagu disertai dengan tarian. Ada pula regu yang mengajak para peserta untuk melakukan senam bersama, misalnya senam Gemu Famire dan senam Kewer-kewer. Kreatifitas regu KML menampilkan permainan drama dengan mengambil tokoh Presiden Jokowi dan Gubernur Risma. Drama ini sangat kocak dan alami. Para pemain mampu menghayati perannya masing-masing.
Kegembiraan dan suasana hangat sungguh sangat terasa di acara pentas seni kursus pembina Pramuka di Desa Jenisgelaran Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang. Walaupun sebagian besar peserta tidak kenal satu sama lain tapi tadi malam semuanya tampak mengakrabkan diri dan berusaha untuk saling mengenal. Penulis berkesempatan untuk berkenalan dengan banyak pembina Pramuka dari berbagai sekolah. Mereka berasal dari Kota Jombang, Mojokerto, Kediri, Demak, Cirebon, Mataram, hingga kota kecil Maros di Sulawesi. Kesempatan ini sangat berharga karena penulis bisa mendapatkan banyak ilmu dari tukar pengalaman dan belajar dari para pelatih Pramuka.
Desa jenis gelaran yang biasanya sepi dari keramaian tadi malam terdengar semarak oleh kehadiran para pembina Pramuka. Mereka berhasil menyemarakkan suasana kaki Gunung Anjasmoro, khususnya di Desa Jenisgelaran yang cukup terisolir dari jangkauan transportasi umum. Pentas seni berlangsung hingga Rabu (19/12/2018) pukul 00.30 dini hari. Para peserta segera membubarkan diri usai doa bersama. Sebagian besar peserta kembali ke tenda masing-masing untuk beristirahat dan sebagian kecil lagi memilih untuk tinggal di homestay. What a great night there!
Tinggalkan Balasan